CAHYODIWANGSA, ALLANDO (2025) ANALISIS RESEPSI KHALAYAK TWITTER @kopkenbotol PADA KAMPANYE #HANYAUNTUKMUINDONESIA TERHADAP CITRA BRAND. S1 thesis, UNIVERSITAS MERCU BUANA - BUNCIT.
|
Text
44219210046 - Allando Cahyodiwangsa - 01 COVER.pdf Download (651kB) | Preview |
|
|
Text
44219210046 - Allando Cahyodiwangsa - 02 BAB 1.pdf Download (185kB) | Preview |
|
|
Text
44219210046 - Allando Cahyodiwangsa - 03 BAB 2.pdf Download (270kB) | Preview |
|
|
Text
44219210046 - Allando Cahyodiwangsa - 04 BAB 3.pdf Download (170kB) | Preview |
|
|
Text
44219210046 - Allando Cahyodiwangsa - 05 BAB 4.pdf Download (504kB) | Preview |
|
|
Text
44219210046 - Allando Cahyodiwangsa - 06 BAB 5.pdf Download (114kB) | Preview |
|
|
Text
44219210046 - Allando Cahyodiwangsa - 07 DAFTAR PUSTAKA.pdf Download (161kB) | Preview |
|
|
Text
44219210046 - Allando Cahyodiwangsa - 08 LAMPIRAN.pdf Download (580kB) | Preview |
Abstract
Citra brand atau merek merupakan persepsi konsumen terhadap suatu merek yang tercipta dari berbagai macam asosiasi yang ada dalam ingatan konsumen. Untuk membuat atau menjaga citra brand yang positif di masyarakat, dapat dilakukan dengan menjalankan sebuah kampanye di media sosial. Kampanye merupakan suatu kegiatan komunikasi yang dilakukan dengan tujuan untuk membuat atau menciptakan efek positif terhadap khalayak. Hal ini pun dilakukan oleh Kopi Kenangan bersamaan dengan HUT Republik Indonesia, kampanye ini dijalankan dengan kolaborasi dengan artist NFT bernama Karafuru. Di media sosial Kopi Kenangan atau lebih spesifiknya Twitter, kampanye ini di meriahkan dengan tagar #HanyaUntukmuIndonesia. Penelitian ini bertujuan menganalisis serta mengetahui bagaimana khalayak memahami pesan yang disampaikan oleh kampanye Kopi Kenangan dan bagaimana pandangan khalayak terhadap citra brand setelah melihat kampanye tersebut. Metode yang digunakan adalah kualitatif deskriptif dengan bantuan analisis resepsi serta teori encoding – decoding Stuart Hall. Teori dari Stuart Hall terbagi menjadi tiga kategori yaitu hegemonic-dominan, negosiasi dan oposisi, dan untuk menghubungkan hasil analisis resepsi dengan citra brand, peneliti menggunakan teori citra brand milik Kevin Lane Keller yang terdiri dari tiga indikator yaitu kekuatan asosiasi merek, keunggulan asosiasi merek dan keunikan asosiasi merek. Data pada penelitian ini dikumpulkan dengan cara wawancara serta data sekunder dikumpulkan dengan studi Pustaka. Hasil Penelitian menunjukkan bahwa khalayak pada posisi dominan hegemonik menerima dan setuju dengan pesan yang disampaikan. Khalayak pada posisi negosiasi menerima pesan yang disampaikan tetapi tidak sepenuhnya karena dirinya memiliki pandangan tersendiri Dan khalayak yang berada pada posisi oposisi artinya mereka tidak menerima atau memiliki kesamaan dengan pesan yang disampaikan, atau bahkan mungkin menolak pesan tersebut karena memiliki pengertian tersendiri.
Actions (login required)
![]() |
View Item |