PEMAKNAAN PERILAKU KOMUNIKASI FANBOY K-POP GIRL GROUP TWICE (Studi Fenomenologi Pada Penggemar Laki-Laki "ONCE" Di Jakarta)

RAMADHAN, HEINU ADIGUNA (2025) PEMAKNAAN PERILAKU KOMUNIKASI FANBOY K-POP GIRL GROUP TWICE (Studi Fenomenologi Pada Penggemar Laki-Laki "ONCE" Di Jakarta). S1 thesis, Universitas Mercu Buana Jakarta.

[img]
Preview
Text (HAL COVER)
01 COVER.pdf

Download (483kB) | Preview
[img] Text (BAB I)
02 BAB 1.pdf
Restricted to Registered users only

Download (228kB)
[img] Text (BAB II)
03 BAB 2.pdf
Restricted to Registered users only

Download (204kB)
[img] Text (BAB III)
04 BAB 3.pdf
Restricted to Registered users only

Download (201kB)
[img] Text (BAB IV)
05 BAB 4.pdf
Restricted to Registered users only

Download (523kB)
[img] Text (BAB V)
06 BAB 5.pdf
Restricted to Registered users only

Download (132kB)
[img] Text (DAFTAR PUSTAKA)
07 DAFTAR PUSTAKA.pdf
Restricted to Registered users only

Download (119kB)
[img] Text (LAMPIRAN)
08 LAMPIRAN.pdf
Restricted to Registered users only

Download (1MB)

Abstract

K-Pop Girl Group TWICE has a fanbase known as ONCE. Fanboys, or male fans of ONCE, show their deep love for their idols. This creates patterns of thought and perceptions that often arise within the male fan community towards TWICE. This research aims to understand how male fans interpret the communication behaviors of K-Pop Idol TWICE, particularly in Jakarta. This study uses a phenomenological method with a qualitative approach according to Alfred Schutz, which focuses on how phenomena begin with human senses and develop into meaningful actions. The main theory used is Schutz's Phenomenology, with the research subjects being ONCE TWICE fanboys who have been fans for at least one year. The paradigm used is constructivism, which focuses on how individuals interpret social life and realize it through language. This paradigm is used to understand how fans of K-Pop girl group TWICE construct their meanings and experiences of K-Pop culture and how they communicate. This study reveals the meanings and motives behind the communication behaviors of fanboys in the TWICE K-Pop fandom, which are rooted in three main motives: loyalty, emotional support, and self-fulfillment. Informants show their commitment through active participation in fandom activities such as voting, streaming, and purchasing merchandise, which further strengthens personal and community identity. This involvement also provides space for self-expression, validation, and togetherness within the community. This fandom has a positive impact on the emotional and psychological well-being of fans, enhancing self-confidence, empathy, and reducing social stigma. Keywords: K-Pop, Fanboy, Qualitative, Phenomenology K-Pop Girl Group TWICE memiliki sebutan nama untuk penggemarnya yaitu ONCE. Fanboy atau penggemar laki-laki ONCE menunjukkan kecintaannya yang mendalam terhadap idolanya. Hal ini menciptakan pola pemikiran dan persepsi yang sering muncul dalam komunitas penggemar laki-laki terhadap TWICE. Penelitian ini bertujuan untuk memahami bagaimana penggemar laki-laki memaknai perilaku komunikasi K-Pop Idol TWICE, khususnya di Jakarta. Penelitian ini menggunakan metode fenomenologi dengan pendekatan kualitatif menurut Alfred Schutz, yang berfokus pada bagaimana fenomena dimulai dari indera manusia dan berkembang menjadi tindakan bermakna. Teori utama yang digunakan adalah Fenomenologi Schutz, dengan subjek penelitian adalah fanboy ONCE TWICE yang telah menjadi penggemar selama minimal satu tahun. Paradigma yang digunakan adalah konstruktivisme, yang memfokuskan pada bagaimana individu memaknai kehidupan sosial dan mewujudkannya melalui bahasa. Paradigma ini digunakan untuk memahami bagaimana penggemar girl group K-Pop TWICE membangun makna dan pengalaman mereka terhadap budaya K-Pop dan cara mereka berkomunikasi. Penelitian ini mengungkap makna dan motif di balik perilaku komunikasi fanboy dalam fandom K-Pop TWICE, yang berakar pada tiga motif utama, yaitu loyalitas, dukungan emosional, dan pemenuhan diri. Informan menunjukkan komitmen melalui partisipasi aktif dalam aktivitas fandom seperti voting, streaming, dan pembelian merchandise, yang semakin memperkuat identitas pribadi dan komunitas. Keterlibatan ini juga memberi ruang bagi ekspresi diri, validasi, dan kebersamaan dalam komunitas. Fandom ini berdampak positif pada emosional dan psikologis penggemar, meningkatkan rasa percaya diri, empati, serta mengurangi stigma sosial. Kata Kunci: K-Pop, Fanboy, Perilaku Komunikasi, Fenomenologi

Item Type: Thesis (S1)
Call Number CD: FK/KD. 25 005
NIM/NIDN Creators: 44521010049
Uncontrolled Keywords: K-Pop, Fanboy, Perilaku Komunikasi, Fenomenologi
Subjects: 100 Philosophy and Psychology/Filsafat dan Psikologi > 140 Systems Doctrines/Sistem Doktrin > 142 Critical Philosophy/Filsafat Kritis > 142.7 Phenomenology/Fenomenologi
300 Social Science/Ilmu-ilmu Sosial > 300. Social Science/Ilmu-ilmu Sosial > 302 Social Interaction, Interpersonal Relations/Interaksi Sosial, Hubungan Antarpersonal > 302.2 Communication/Komunikasi
700 Arts/Seni, Seni Rupa, Kesenian > 780 Music/Seni Musik > 781 General Principles of Music and Musical Form/Prinsip-prinsip Umum Musik dan Bentuk-bentuk Musikal > 781.6 Traditions of Music/Tradisi-tradisi Musik > 781.64 Western Popular Music/Musik Pop Barat
Divisions: Fakultas Ilmu Komunikasi > Komunikasi Digital
Depositing User: khalimah
Date Deposited: 25 Jan 2025 05:26
Last Modified: 25 Jan 2025 05:26
URI: http://repository.mercubuana.ac.id/id/eprint/93749

Actions (login required)

View Item View Item