PRADANA, ABIEM WAHYU (2024) KOMUNIKASI TERAPEUTIK DALAM HUBUNGAN INTERPERSONAL ANTARA KON SELOR DENGAN KLIEN REHABILITASI SEBAGAI BENTUK PEMULIHAN DARI KECANDUAN NARKOTIKA (Studi Deskriptif Pada BNN Kota Tangerang). S1 thesis, Universitas Mercu Buana Jakarta.
|
Text (HAL COVER)
01 COVER.pdf Download (1MB) | Preview |
|
Text (BAB I)
02 BAB 1.pdf Restricted to Registered users only Download (135kB) |
||
Text (BAB II)
03 BAB 2.pdf Restricted to Registered users only Download (176kB) |
||
Text (BAB III)
04 BAB 3.pdf Restricted to Registered users only Download (81kB) |
||
Text (BAB IV)
05 BAB 4.pdf Restricted to Registered users only Download (581kB) |
||
Text (BAB V)
06 BAB 5.pdf Restricted to Registered users only Download (62kB) |
||
Text (DAFTAR PUSTAKA)
07 DAFTAR PUSTAKA.pdf Restricted to Registered users only Download (68kB) |
||
Text (LAMPIRAN)
08 LAMPIRAN.pdf Restricted to Registered users only Download (566kB) |
Abstract
Drug addiction is a complex public health problem that requires an effective rehabilitation approach. This research discusses the implementation of therapeutic communication in the interpersonal relationship between counselors and rehabilitation clients as a form of recovery from drug addiction. Therapeutic communication plays an important role in the rehabilitation process, where each phase of the interaction, from the pre-interaction phase, orientation phase, working phase, to termination phase, is crucial in building a relationship that supports recovery. Elements such as openness, empathy, support, and positive feelings are needed to create a communication climate conducive to successful rehabilitation. This research methodology uses a qualitative approach with a case study at the National Narcotics Agency (BNN) Tangerang City. Data were collected through in-depth interviews with counselors and clients, and participatory observation. Data analysis was conducted descriptively qualitatively to describe the dynamics of therapeutic communication that occurred in each phase of interaction, as well as how the elements of openness, empathy, support, and positivity played a role in building client trust and motivation to recover. Data were processed using the Miles and Huberman model, which is through three steps, the first to reduce data, the second to present data, and the third to draw conclusions. The results showed that effective therapeutic communication consisted of openness, empathy, support, and positivity that were consistently applied in each phase of interaction. In the pre-interaction phase, building trust and initial openness is essential to create a solid relationship between counselor and client. The orientation phase requires empathy and a clear explanation of rehabilitation goals. During the working phase, ongoing support and a sense of positivity help clients face the challenges of recovery. In the termination phase, open and positive communication facilitates the client's transition to a drug-free life. This research indicates that implementing holistic therapeutic communication improves rehabilitation effectiveness and overall client well-being. Keywords : Therapeutic Communication, Interpersonal Relationship, Drug Rehabilitation Kecanduan narkotika merupakan masalah kesehatan masyarakat yang kompleks dan memerlukan pendekatan rehabilitasi yang efektif. Penelitian ini membahas implementasi komunikasi terapeutik dalam hubungan interpersonal antara konselor dengan klien rehabilitasi sebagai bentuk pemulihan dari kecanduan narkotika. Komunikasi terapeutik memegang peran penting dalam proses rehabilitasi, di mana setiap fase dari interaksi, mulai dari fase prainteraksi, fase orientasi, fase kerja, hingga fase terminasi, menjadi krusial dalam membangun hubungan yang mendukung pemulihan. Elemen-elemen seperti keterbukaan, empati, dukungan, serta perasaan positif sangat diperlukan untuk menciptakan iklim komunikasi yang kondusif bagi keberhasilan rehabilitasi. Metodologi penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan studi kasus di Badan Narkotika Nasional (BNN) Kota Tangerang. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara mendalam dengan konselor dan klien, serta observasi partisipatif. Analisis data dilakukan secara deskriptif kualitatif untuk menggambarkan dinamika komunikasi terapeutik yang terjadi dalam setiap fase interaksi, serta bagaimana unsur keterbukaan, empati, dukungan, dan rasa positif berperan dalam membangun kepercayaan dan motivasi klien untuk pulih. Data diproses menggunakan model Miles dan Huberman, yaitu melalui tiga langkah, yang pertama melakukan reduksi data, kedua menyajikan data, dan ketiga melakukan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa komunikasi terapeutik yang efektif terdiri dari keterbukaan, empati, dukungan, dan rasa positif yang konsisten diterapkan dalam setiap fase interaksi. Pada fase pra-interaksi, membangun kepercayaan dan keterbukaan awal sangat penting untuk menciptakan hubungan yang solid antara konselor dan klien. Fase orientasi memerlukan empati dan penjelasan tujuan rehabilitasi secara jelas. Selama fase kerja, dukungan berkelanjutan dan rasa positif membantu klien menghadapi tantangan pemulihan. Di fase terminasi, komunikasi yang terbuka dan positif memfasilitasi transisi klien menuju kehidupan bebas narkotika. Penelitian ini mengindikasikan bahwa penerapan komunikasi terapeutik yang holistik meningkatkan efektivitas rehabilitasi dan kesejahteraan klien secara keseluruhan. Kata Kunci : Komunikasi Terapeutik, Hubungan Interpersonal, Rehabilitasi Narkotika
Actions (login required)
View Item |