NINGRUM, DWI ANGGRAINI PUSPA (2020) LITERASI POLITIK DAN IDEOLOGI DALAM MEDIA DIGITAL:WACANA KRITIS PERANG LOGIKA POLITIK POLITISI MILENIAL DI PEMILU 2019. S2 thesis, Universitas Mercu Buana Jakarta.
|
Text (HAL COVER)
1. Cover NEW.pdf Download (780kB) | Preview |
|
Text (BAB I)
2. Bab 1 NEW.pdf Restricted to Registered users only Download (77kB) |
||
Text (BAB II)
3. Bab 2 NEW.pdf Restricted to Registered users only Download (160kB) |
||
Text (BAB III)
4. Bab 3 NEW.pdf Restricted to Registered users only Download (53kB) |
||
Text (BAB IV)
5. Bab 4 NEW.pdf Restricted to Registered users only Download (887kB) |
||
Text (BAB V)
6. Bab 5 NEW.pdf Restricted to Registered users only Download (47kB) |
||
Text (DAFTAR PUSTAKA)
7. Daftar Pustaka NEW.pdf Restricted to Registered users only Download (49kB) |
||
Text (LAMPIRAN)
8. Lampiran NEW.pdf Restricted to Registered users only Download (4MB) |
Abstract
The Indonesian elections in 2019 became the second stage of a political battle for Joko Widodo and Prabowo Subianto. Both of them nominate themselves as presidential candidates 2019-2024. Jokowi carries Ma'ruf Amin as a Vice Presidential candidate, while Prabowo Subianto carries Sandiga Salahuddin Uno as a Vice Presidential candidate. Interestingly, both Jokowi and Prabowo were busy vying for millennial attention as voters with the largest percentage in Indonesia. The General Election Commission (KPU) set the number of voters in the election reach to 192 million voters, 40% of that number are youth generation and novice voters. Political literacy was intensively carried out by digital media platforms, such as Asumsi.co, a digital media that focuses on politics, pop culture, and current affairs. Through the talk show program "Pangeran, Mingguan "Asumsi.co successfully shows a new style of political debate. It is interesting to be researched is, how the program "Pangeran, Mingguan" become media content that provides political literacy to the public, especially youth generation? Denver and Hands explained that political literacy is knowledge and experience of political processes and political issues. As well as, Bernard Crick defines political literacy as a practical understanding of concepts from everyday life. When it comes to politics, mass media with the scope of political discussion is always in the spotlight for its independence. Antonio Gramsci is calling out that the media is an instrument used by the ruling class to carry out its ideology. Gramsci put ideology as a tool to paralyze the critical impression of society. Teun A. van Dijk's critical discourse analysis can be used to dissect aspects of a text, social cognition, and context in the "Pangeran, Mingguan" program. Analysis of Teun A. van Dijk's critical discourse includes the ideological aspects of a media and the media owner. Keywords: Political liters, Teun A. van Dijk's critical discourse analysis, ideology, elections Pemilu Indonesia tahun 2019 kembali menjadi panggung pertarungan politik bagi Joko Widodo dan Prabowo Subianto. Keduanya mencalonkan diri sebagai calon Presiden RI 2019-2024. Jokowi mengusung Ma’ruf Amin sebagai calon Wakil Presiden, sedangkan Prabowo Subianto mengusung Sandiga Salahuddin Uno sebagai calon Wakil Presiden. Menariknya, baik Jokowi maupun Prabowo sibuk berlomba-lomba mengambil hati milenial sebagai pemilih dengan peresentase terbesar di Indonesia. Komisi Pemilihan Umum (KPU) menetapkan jumlah pemilih dalam Pemilu mencapai 192 juta pemilih, 40% dari jumlah tersebut adalah generasi muda dan pemilih pemula. Literasi politik pun gencar dilakukan oleh kebanyakan media daring, seperti halnya Asumsi.co, sebuah media digital yang fokus pada pembahasan politik, kultur pop, dan perkembangan isu terkini. Melalui progam talk show “Pangeran, Mingguan” Asumsi.co berhasil menunjukkan gaya baru sebuah tontonan debat politik. Menarik untuk diteliti, bagaimana program “Pangeran, Minggan” bisa menjadi konten media yang memberikan literasi politik pada publik, khususnya generasi muda? Denver dan Hands menjelaskan bahwa literasi politik merupakan pengetahuan dan pengalaman tentang proses politik dan isu-isu politik. Tidak berbeda, Bernard Crick mendefinisikan literasi politik sebagai pemahaman praktis tentang konsep-konsep yang dari kehidupan sehari-hari. Jika berkaitan dengan politik, media massa dengan cakupan pembahasan politik selalu menjadi sorotan akan independensiya. Antonio Gramsci menyerukan lantang bahwa media merupakan instrumen yang digunakan oleh kelas berkuasa untuk melaksanakan ideologinya. Gramsci menempatkan ideologi sebagai alat untuk melumpuhkan kesan kritis masyarakat. Analisis wacana kritis Teun A. van Dijk dapat digunakan untuk membedah aspek teks, kognisi sosial, dan konteks dalam program “Pangeran, Mingguan”. Analisis wacana kritis Teun A. van Dijk meliputi di dalamnya aspek ideologis sebuah media dan pemilik media tersebut. Kata kunci: Litersi politik, analisis wacana kritis Teun A. van Dijk, ideologi, Pemilu
Actions (login required)
View Item |