PRANATA, DHONY (2023) PEMAKNAAN KHALAYAK TERHADAP KONTEN DAKWAH DIGITAL HABIB HUSEIN JA’FAR DALAM YOUTUBE JEDA NULIS (Analisis Resepsi Pada Konten Video Kultum Pemuda Tersesat). S1 thesis, Universitas Mercu Buana Jakarta.
|
Text (HAL COVER)
01 Cover.pdf Download (685kB) | Preview |
|
|
Text (ABSTRAK)
02 Abstrak.pdf Download (137kB) | Preview |
|
Text (BAB I)
03 BAB I.pdf Restricted to Registered users only Download (629kB) |
||
Text (BAB II)
04 BAB II.pdf Restricted to Registered users only Download (265kB) |
||
Text (BAB III)
05 BAB III.pdf Restricted to Registered users only Download (128kB) |
||
Text (BAB IV)
06 BAB IV.pdf Restricted to Registered users only Download (606kB) |
||
Text (BAB V)
07 BAB V.pdf Restricted to Registered users only Download (57kB) |
||
Text (DAFTAR PUSTAKA)
08 Daftar Pustaka.pdf Restricted to Registered users only Download (154kB) |
||
Text (LAMPIRAN)
09 Lampiran.pdf Restricted to Registered users only Download (501kB) |
Abstract
As a millennial preacher, Habib Husein Ja'far continues to try to spread his da'wah to millennial young people by utilizing the social media YouTube, because according to him audio-visual media is more enjoyable. One of the da'wah content, namely Kultum (seven-minute lecture) for Pemuda Tersesat, is a form of da'wah content created by Habib Husein Ja'far on his YouTube channel Jeda Nulis, which uses a unique da'wah communication style. This study aims to find out the meaning of the audience about Habib Husein Ja'far's da'wah content, namely Kultum Pemuda Tersesat. This type of research is descriptive qualitative using Stuart Hall's reception analysis method of how audiences interpret media content. In this study, there were 6 informants who were selected according to the needs of the researchers, namely millennials with an age range of 21-26 years, because at that age they were considered adults and were considered capable of providing their own perceptions and views on media content. The results of this study contain interview data that researchers conducted with informants using the in-depth interview method, using Stuart Hall's theory which classifies three meanings made by audiences towards the media, namely the hegemonic dominant position, negotiating position, and oppositional position. . Based on the results of the research and analysis that the researchers have done, the audience's interpretation of Kultum Pemuda Tersesat video on the Jeda Nulis youtube channel is mostly as positioning itself as a hegemonic dominant, because the da'wah content of Kultum Pemuda Tersesat is considered as a millennial da’wah content which educate, teach tolerate in religion, and have a positive impact of faith in the informants themselves. Keywords: reception analysis, youtube, da’wah content, milenial Sebagai seorang pendakwah milenial, Habib Husein Ja’far terus berusaha untuk menyebarluaskan dakwahnya ke para anak muda generasi milenial dengan memanfaatkan media sosial youtube, karena menurutnya media jenis audio visual lebih dinikmati. Salah satu konten dakwahnya, yaitu Kultum (kuliah tujuh menit) Pemuda Tersesat merupakan salah satu bentuk konten dakwah yang dibuat oleh Habib Husein Ja’far pada kanal youtubenya Jeda Nulis yang menggunakan gaya komunikasi dakwah yang unik. Penelitian ini bertujuan untuk mencari tahu resepsi khalayak tentang konten dakwah Habib Husein Ja’far yakni Kultum Pemuda Tersesat. Tipe penelitian ini adalah deskriptif kualitatif dengan menggunakan metode analisis resepsi Stuart Hall tentang bagaimana khalayak memaknai suatu isi media. Pada penelitian ini, terdapat 6 orang informan yang dipilih sesuai dengan kebutuhan peneliti, yakni merupakan seoang milenial dengan rentang usia 21-26 tahun, sebab pada usia tersebut sudah termasuk usia dewasa dan dinilai mampu memberikan resepsi dan pandangan mereka sendiri terhadap suatu isi media. Hasil dari penelitian ini berisi data wawancara yang peneliti lakukan bersama informan dengan metode wawancara mendalam (in-depth interview), dengan menggunakan teori Stuart Hall yang mengklasifikasikan tiga resepsi yang dilakukan oleh khalayak terhadap media, yaitu posisi dominan hegemonik, posisi negosiasi, dan posisi oposisi. Berdasarkan hasil penelitian dan analisis yang telah peneliti lakukan, maka resepsi khalayak terhadap video Kultum Pemuda Tersesat yang ada pada kanal youtube Jeda Nulis ialah sebagian besar sebagai memposisikan diri sebagai dominan hegemonik, karena konten dakwah Kultum Pemuda Tersesat dinilai sebagai sebuah konten dakwah milenial yang mengedukasi, mengajarkan toleransi dalam beragama, dan dinilai memberikan dampak positif terhadap keimanan pada diri informan. Kata kunci : analisis resepsi, youtube, konten dakwah, milenial
Actions (login required)
View Item |