FITRIANTI, RIZQI (2017) SIMULACRUM MEDIA DI ERA POSTMODERN (Analisa Semiotika Jean Baudrillard dalam Narasi Iklan Kecantikan Dove Edisi Dove Real Beauty Sketches). S2 thesis, Universitas Mercu Buana Jakarta.
|
Text (HAL COVER)
01.HAL COVER.pdf Download (679kB) | Preview |
|
|
Text (ABSTRAK)
02.ABSTRAK.pdf Download (187kB) | Preview |
|
Text (BAB I)
03.BAB I PENDAHULUAN.pdf Restricted to Registered users only Download (208kB) |
||
Text (BAB II)
04.BAB II KAJIAN PUSTAKA.pdf Restricted to Registered users only Download (522kB) |
||
Text (BAB III)
05.BAB III METODOLOGI PENELITIAN.pdf Restricted to Registered users only Download (265kB) |
||
Text (BAB IV)
06.BAB IV.pdf Restricted to Registered users only Download (597kB) |
||
Text (BAB V)
07.BAB V PENUTUP.pdf Restricted to Registered users only Download (157kB) |
||
Text (DAFTAR PUSTAKA DAN LAMPIRAN)
08.DAFTAR PUSTAKA DAN LAMPIRAN.pdf Restricted to Registered users only Download (490kB) |
Abstract
Kecantikan perempuan telah menjadi komoditas media massa, sehingga perempuan banyak dieksploitasi dalam tayangan iklan. Akibatnya, perempuan sering diposisikan sebagai objek tanda, bukan sebagai subjek. Di era postmodern ini, di mana segala sesuatu tak lagi bermakna tunggal, hiperrealitas dalam media massa menjadi suatu yang lumrah. Permasalahan yang diangkat menjadi objek penelitian dalam kajian ini adalah bentuk simulasi yang dilakukan para pelaku media dalam menyampaikan pesan dan informasi dalam tayangan iklan kecantikan Dove edisi ‘Dove Real Beauty Skethes’, sehingga menjadi tayangan yang hiperrealis. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui simulasi bahasa yang digunakan media, dan mengetahui sejauh mana hiperrealitas yang terjadi dapat membentuk pola pikir penonton menjadi apa yang dibentuk oleh media. Metode yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan analisa semiotika secara kualitatif. Pengumpulan data yang dilakukan secara studi kepustakaan dan analisa narasi menggunakan teori simulasi Jean Baudrillard. Dari hasil penelitian diperoleh kesimpulan sebagai berikut : Pertama, simulasi dalam tayangan iklan tersebut banyak dilakukan dalam berbagai bentuk, tidak hanya melalui bahasa tetapi juga melalui aplikasi teknologi tinggi. Simulasi yang terjadi telah menggiring pola pikir penonton bahwa iklan tersebut seolah nyata. Kedua, hiperrealitas yang terjadi akibat proses simulasi yang dilakukan menjadikan iklan tersebut menjadi konsumsi banalitas yang pada akhirnya tetap menjual produk, bukan memberikan edukasi kecantikan seperti yang iklan tersebut sampaikan. Kata kunci: simulasi, hiperrealitas, kecantikan, dan postmodern.
Actions (login required)
View Item |