LUDIN, KHOLIL (2021) ANALISIS RESEPSI FOLLOWER TENTANG TANPA PACARAN DALAM KONTEN INSTAGRAM AKUN INDONESIA TANPA PACARAN (ITP). S1 thesis, Universitas Mercu Buana Jakarta.
|
Text (HAL COVER)
01 Cover.pdf Download (589kB) | Preview |
|
Text (BAB I)
02 BAB I.pdf Restricted to Registered users only Download (293kB) |
||
Text (BAB II)
03 BAB II.pdf Restricted to Registered users only Download (282kB) |
||
Text (BAB III)
04 BAB III.pdf Restricted to Registered users only Download (164kB) |
||
Text (BAB IV)
05 BAB IV.pdf Restricted to Registered users only Download (270kB) |
||
Text (BAB V)
06 BAB V.pdf Restricted to Registered users only Download (148kB) |
||
Text (DAFTAR PUSTAKA)
08 DAFTAR PUSTAKA.pdf Restricted to Registered users only Download (88kB) |
||
Text (LAMPIRAN)
09 LAMPIRAN.pdf Restricted to Registered users only Download (177kB) |
Abstract
In 2018-2019 the Instagram Indonesia Tanpa Pacaran (ITP) account became a topic of conversation for several media and attracted public attention regarding its campaign that invites teenagers, not to date. They claimed that this movement has received a positive response from the public in Instagram. They named their Instagram account Indonesia Tanpa Pacaran (ITP). The purpose of this study was to determine the reception of followers about no dating in the content of the Instagram Indonesia Tanpa Pacaran (ITP) account. This research method uses a reception analysis based on the Stuart Hall model. This theory states that reception analysis refers to the study of the meaning, production and experience of followers in their interaction with media texts. The type of approach used in this research is social media reality construction. The types of data obtained are primary data through Focus Group Discussion (FGD), observation, and secondary data through books, journals, and the internet. Based on the results and conclusions obtained from the research conducted, each informant has different meanings for the prohibition of dating movement called for by the Instagram ITP account. Results and conclusions Broadly speaking, the informants have three positions or three groups in interpreting a content, namely dominant, negotiated, and oppositional hegemony. These results explain that new media is not an institution that has great power in influencing followers through the content it delivers. Followers are positioned as parties who have the power to create meaning freely and act or behave in accordance with the meaning they create on the media text. Keywords: Reception Analysis, Reality Construction, Indonesia Tanpa Pacaran, Instagram Pada tahun 2018-2019 akun Instagram Indonesia Tanpa Pacaran (ITP) menjadi perbincangan bagi beberapa media dan menarik perhatian masyarakat mengenai kampanye nya yang mengajak para remaja untuk tidak berpacaran. Mereka mengklaim kalau gerakannya ini mendapat respons positif dari masyarakat. salah satunya melalui media Instagram. Mereka memberi nama akun Instagram nya sesuai dengan gerakan mereka yaitu “Indonesia Tanpa Pacaran”. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui resepsi resepsi followers tentang tanpa pacaran dalam konten akun Instagram Indonesia Tanpa Pacaran (ITP). Penelitian ini menggunakan teori pemaknaan atau Reception Analysis Theory yang didasarkan pada atas model Stuart Hall. Teori ini menyebutkan bahwa reception analysis mengacu pada studi tentang makna, produksi dan pengalaman followers dalam hubungannya berinteraksi dengan teks media. Jenis pendekatan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan konstruksi realitas social media.Jenis data yang didapatkan yaitu data primer melalui Focus Group Discussion (FGD), observasi dan data sekunder melalui buku, jurnal, dan internet Berdasarkan hasil dan kesimpulan yang di dapat dari penelitian yang dilakukan, masing - masing informan memiliki pemaknaan yang berbeda-beda terhadap gerakan larangan pacaran yang diserukan oleh akun Instagram ITP. Hasil dan kesimpulan Secara garis besar, para informan memiliki tiga posisi atau tiga kelompok dalam memaknai sebuah konten, yaitu hegemoni dominant, negotiated, dan oppositional. Hasil ini menjelaskan bahwa new media bukanlah sebuah institusi yang memiliki kekuatan besar dalam mempengaruhi followers melalui konten yang disampaikannya. Followerslah yang diposisikan sebagai pihak yang memiliki kekuatan dalam menciptakan makna secara bebas dan bertindak atau berperilaku sesuai dengan makna yang mereka ciptakan atas teks media tersebut. Kata kunci: Analisis Resepsi, Konstruksi Realitas, Indonesia Tanpa Pacaran, Instagram.
Actions (login required)
View Item |