Rohendi, Rohendi (2011) POLA KOMUNIKASI PEMASARAN POLITIK BUPATI PURWAKARTA. S2 thesis, Universitas Mercu Buana.
|
Text (Cover)
COVER.pdf Download (161kB) | Preview |
|
|
Text (Abstrak)
ABSTRAKSI TESIS.pdf Download (106kB) | Preview |
|
Text (BAB 1)
TESIS GEMPUNGAN BAB I.pdf Restricted to Registered users only Download (109kB) |
||
Text (BAB 2)
TESIS GEMPUNGAN BAB II.pdf Restricted to Registered users only Download (269kB) |
||
Text (BAB 3)
TESIS GEMPUNGAN BAB III.pdf Restricted to Registered users only Download (138kB) |
||
Text (BAB 4)
TESIS GEMPUNGAN BAB IV.pdf Restricted to Registered users only Download (1MB) |
||
Text (BAB 5)
TESIS GEMPUNGAN BAB V.pdf Restricted to Registered users only Download (97kB) |
||
Text (Daftra Pustaka)
PUSTAKA.pdf Restricted to Registered users only Download (477kB) |
Abstract
Komunikasi politik yang dibangun dalam Pemilu dan Pilkada di Indonesia selama ini, lebih banyak dilakukan melalui model kampanye yang didominasi oleh penggunaan teknik kampanye konvensional.Kampanye yang bercorak euphoria, menghadirkan banyak massa, turun ke jalan, konvoi kendaraan, pasang bendera, hingga bernyanyi dan bejoged. Bentuk kampanye seperti ini selain memberikan ruang terjadinya anarkisme dan bentrokan antar pendukung juga biasnya pertanggung jawaban kontenstan dalam visi dan misi setelah mereka terpilih. Seiring dengan perubahan cara berdemokrasi bangsa ini, paradigma berpikir pemilih secara perlahan bergeser dari Political Party Centre ke arah Voter Centre. Ideologi Politik yang dahulu menjadi daya tawar bagi para pemilih, kini bergeser pada terpenuhinya keinginan dan kebutuhan pemilih. Konsekuensi dari hal itu maka strategi pemasaran produk politik harus lebih menekankan pada aspek selera pasar pemilih daripada ideologi partai atau kontestan itu sendiri. Fenomena Bupati Purwakarta merupakan hal yang masih jarang didapatkan dari seorang politisi yang memanfaatkan kekuasaanya untuk membangun tatanan masyarakat sekaligus membangun image politik dirinya. Seakan susah untuk diurai membedakaan apakah yang dilakukan oleh Bupati itu sebuah kampanye pembangunan atau kampanye politik. Bagi masyarakat sunda prinsip “karaos nembe kahartos” (terasa baru mengerti) cukup untuk meyakinkan bahwa Bupati Purwakarta adalah pemimpin yang masih dipelukan baik kini maupun mendatang. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menggali bagaimana konstruksi komunikasi politik yang dilakukan dan bagaimana pola-pola komunikasi pemasaran politik yang dibangun?. Prespektif teoritis dalam kajian penelitian ini mencoba untuk menjelaskan apa yang dilakukan Bupati Purwakarta dengan kegiatan Gempungannya. Pendekatan fenomenologi dilakukan guna menyelami konstruksi komunikasi dalam kegiatan tersebut yang selanjutnya peneliti mengurai konstruksi tersebut guna menemukan pola-pola komunikasi pemasaran politik di dalamnya.
Actions (login required)
View Item |