UTAMA, MUHAMMAD KHARISMA (2018) PROTEKSI PADA BAJA KARBON MENGGUNAKAN INHIBITOR KITOSAN DI LINGKUNGAN ASAM KLORIDA (HCl). S1 thesis, Universitas Mercu Buana Jakarta.
|
Text (HAL COVER)
hal cover.pdf Download (263kB) | Preview |
|
|
Text (ABSTRAK)
abstrak.pdf Download (105kB) | Preview |
|
Text (BAB I)
BAB I.pdf Restricted to Registered users only Download (169kB) |
||
Text (BAB II)
BAB II.pdf Restricted to Registered users only Download (825kB) |
||
Text (BAB III)
BAB III.pdf Restricted to Registered users only Download (349kB) |
||
Text (BAB IV)
BAB IV.pdf Restricted to Registered users only Download (717kB) |
||
Text (BAB V)
BAB V.pdf Restricted to Registered users only Download (105kB) |
||
Text (DAFTAR PUSTAKA)
DAFTAR PUSTAKA.pdf Restricted to Registered users only Download (213kB) |
Abstract
Korosi merupakan kerusakan material logam yang disebabkan reaksi antara logam dengan lingkungannya yang menghasilkan oksida logam, sulfida logam atau hasil reaksi lainnya yang lebih dikenal sebagai pengkaratan. Baja karbon merupakan jenis baja lunak korosi karena memiliki unsur paduan minimal 1% Kromium (Cr) dan 3,6% nikel (Ni). Mengacu pada kegunaan baja karbon AISI 1020 pada PEM fuel cell terdapat beberapa bagian seperti anoda, katoda, katalis dan pelat bipolar, yang salah satu bahan dari pelat bipolar itu sendiri adalah baja karbon 1020. Pelat bipolar termasuk dalam salah satu komponen utama dalam PEM fuel cell (Proton Exchange Membrane) dan berfungsi untuk mengumpulkan dan memindahkan elektron dari anoda menuju katoda. Kelemahan nya mudah mengalami korosi karena adanya elektrolit dalam membrane PEM fuel cell. Sehingga pada penelitian ini di pilih proteksi menggunakan green inhibitor yaitu inhibitor kitosan yang bersifat aman terhadap lingkungan. Hasil penelitian baja karbon di lingkungan asam klorida (HCl) tanpa inhibitor (Blank) dengan meningkatnya konsentrasi asam klorida (HCl) konsentrasi; 0,1 M; 0,3 M dan 0,5 M dan lamanya perendaman 1, 3, 5 dan 7 hari kehilangan berat semakin meningkat. Dengan kehilangan berat paling besar 101,88 mg pada 0,5 M HCl waktu 7 hari. Sedangkan dengan menggunakan penambahan inhibitor: 1%; 2% dan 3% terlihat semakin lama perendaman terjadi kehilangan berat namun tidak besar. Dengan kehilangan berat paling besar 34,9 mg pada 0,5 M HCl pada perendaman 7 hari, hal ini berarti pada permukaan logam, inhibitor teradsorpsi secara kimia sehingga terbentuk lapisan film semacam plastik tipis untuk melindungi permukaan baja karbon. Konsentrasi inhibitor kitosan sebesar 3% mempunyai efisiensi dalam menghambat laju korosi hingga 74,40% pada perendaman di lingkungan HCl 0,5 M waktu perendaman 1 hari. Pengujian menggunakan metode elektrokima pada alat potensiostat ternyata arus terbesar ada pada baja karbon tanpa inhibitor kitosan di lingkungan HCl konsentrasi 0,1 M yaitu sebesar 5,2x10-4 dan arus terkecil ada pada baja karbon dengan inhibitor kitosan 2% di lingkungan HCl konsentrasi 0,1 M yaitu sebesar -8.317x x10-10. Untuk melihat morfologi permukaan logam tanpa dan dengan inhibitor kitosan 3% pada 0,5 M di lingkungan asam klorida dan dengan perendaman 7 hari dengan menggunakan alat SEM dengan pembesaran 5000x terlihat baja karbon tanpa inhibitor terjadi pitting corrosion di lokal-lokal tertentu di tandai dengan adanya warna hitam dan berlubang, sedangkan logam yang terlapisi oleh inhibitor kitosan terlihat permukaan logam lebih halus. Kata Kunci: Baja Karbon AISI 1020, Metode Inhibitor Kitosan, Laju Korosi, Efisiensi Inhibitor Kitosan, Metode Elektrokimia, Pitting Corossion.
Actions (login required)
View Item |