NUGRAHA, PRIHARSA (2024) ANALISIS WACANA KRITIS ARTIKEL TAHUN-TAHUN BERLIKU MEMBERANTAS KORUPSI DALAM BUKU PERLAWANAN SEHORMAT-HORMATNYA TERKAIT ALIH STATUS PEGAWAI KPK. S2 thesis, Universitas Mercu Buana - Buncit.
|
Text (COVER)
55220110060 - Priharsa Nugraha 01 Cover.pdf Download (493kB) | Preview |
|
Text (BAB 1)
55220110060 - Priharsa Nugraha 02 BAB 1.pdf Restricted to Registered users only Download (117kB) |
||
Text (BAB 2)
55220110060 - Priharsa Nugraha 03 BAB 2.pdf Restricted to Registered users only Download (294kB) |
||
|
Text (BAB 3)
55220110060 - Priharsa Nugraha 04 BAB 3.pdf Download (129kB) | Preview |
|
Text (BAB 4)
55220110060 - Priharsa Nugraha 05 BAB 4.pdf Restricted to Registered users only Download (297kB) |
||
|
Text (BAB 5)
55220110060 - Priharsa Nugraha 06 BAB 5.pdf Download (108kB) | Preview |
|
Text (DAFTAR PUSTAKA)
55220110060 - Priharsa Nugraha 07 Daftar Pustaka.pdf Restricted to Registered users only Download (129kB) |
Abstract
Salah satu konsekuensi perubahan Undang-Undang Komisi Pemberantasan Korupsi adalah beralihnya status pegawai KPK menjadi Aparatur Sipil Negara (ASN). Pada pelaksanaannya, proses peralihan memunculkan kontroversi saat Pimpinan KPK memutuskan memberhentikan sejumlah pegawai karena tidak lolos dalam Tes Wawasan Kebangsaan (TWK). Para pegawai yang dikeluarkan tersebut kemudian membentuk organisasi yang bernama IM57+, yang kemudian membuat sebuah buku Berjudul Perlawanan Sehormat-hormatnya. Salah satu artikel dalam buku itu berjudul Tahun-tahun Berliku Memberantas Korupsi yang ditulis Yudi Purnomo, mantan pegawai sekaligus ketua Wadah Pegawai KPK. Tujuan penelitian adalah untuk mengkontruksi wacana dalam artikel tersebut terkait alih status pegawai KPK dengan menggunakan Analisis Wacana Kritis Norman Fairclough, yang meliputi dimensi struktur teks, praksis diskursif, dan praksis sosiokultural. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan paradigma kritis dengan metode penelitian yang digunakan adalah analisis wacana kritis. Berdasarkan penelitian, pengungkapan ideologi dapat dilakukan dengan cara memilih kosakata tertentu, termasuk dengan menciptakan kosakata baru. Tata bahasa yang dilakukan juga dapat merepresentasikan wacana yang ingin dibangun. Dari sisi sosiokultural, determinan situasional, institusional, dan sosial sangat besar.
Actions (login required)
View Item |