POLA PENCITRAAN TRANSVESTISM SELEBRITIS DI MEDI TELEVISI ( Analisis Wacana Atas Pola Pencitraan Selebritis Pria Di Program Super Seleb Shoe Indosiar Jakarta )

Handayani, Bintang (2009) POLA PENCITRAAN TRANSVESTISM SELEBRITIS DI MEDI TELEVISI ( Analisis Wacana Atas Pola Pencitraan Selebritis Pria Di Program Super Seleb Shoe Indosiar Jakarta ). S2 thesis, Universitas Mercu Buana Jakarta-Menteng.

[img]
Preview
Text (Hal Cover)
COVER.pdf

Download (24kB) | Preview
[img]
Preview
Text (Abstrak)
ABSTRAK TESIS.pdf

Download (29kB) | Preview
[img]
Preview
Text (Abstract)
ABSTRACT ENGLISH.pdf

Download (27kB) | Preview
[img]
Preview
Text (Lembar Pengesahan)
LEMBAR PENGESAHAN_PERNYATAAN.pdf

Download (31kB) | Preview
[img]
Preview
Text (Kata Pengantar)
KATA PENGANTAR.pdf

Download (33kB) | Preview
[img]
Preview
Text (Daftar Isi)
DAFTAR ISI.pdf

Download (28kB) | Preview
[img]
Preview
Text (Daftar Gambar)
DAFTAR GAMBAR.pdf

Download (23kB) | Preview
[img]
Preview
Text (Daftar Lampiran)
DAFTAR LAMPIRAN.pdf

Download (23kB) | Preview
[img] Text (Bab 1)
BAB I.pdf
Restricted to Registered users only

Download (71kB)
[img] Text (Bab 2)
BAB II.pdf
Restricted to Registered users only

Download (229kB)
[img] Text (Bab 3)
BAB III.pdf
Restricted to Registered users only

Download (37kB)
[img] Text (Bab 4)
BAB IV.pdf
Restricted to Registered users only

Download (385kB)
[img] Text (Bab 5)
BAB V.pdf
Restricted to Registered users only

Download (41kB)
[img] Text (Daftar Pustaka)
DAFTAR PUSTAKA.pdf
Restricted to Registered users only

Download (222kB)

Abstract

Transvestism phenomenon is social reality, which is similar impressments management. As impressments management is always embedded to individual, it becomes concept of efforts to adapt to environment to verify man existence as social being. Self disclosure is related to self concept and self confident. As social reality, transvestism emerges from interaction and social process. TV becomes one of its catalysts because media constructs image patterns of transvestism doers in the form of interesting, fresh and tremendous show. Thus, public opinions to transvestism are much better than the previous ones, which was minor, unrecognized and negative. There is a significant gap between transvestism doer which has been exposed by the media and his/her social interaction in reality. Classic issue emerged in media about interesting, fresh and tremendous show has stimulated celebrities to give the up to date concepts for an amusing show. Thus, culture pop is born through image which is delivered to television by public figure. The whole process and social interaction which entail celebrities, image patterns and media have driven researcher interests to conduct a research on: 1. how are the impressments management of man celebrities delivered transvestism in media. 2.How are the impressments managements of transvestism doers in perceiving themselves, such as what kind of context they want as part of community. 3.How do the media construct public opinion related to impressments managements on television and what is the message of the show, which is identical to pop culture. Critical paradigm has been set as the proper base to analyze impress management findings of male celebrities, the transvestism doers, on television. Van Dijk’s discourse analysis is being used to examine and analyze what and how the messages of transvestism are delivered to television and become phenomenal. Therefore, the writer chose Indosiar television and Super Seleb Show as the object of the research. The results showed that 1. Image patterns of the male celebrities become the basic base to fulfill audience desire and the standard of interesting, fresh and tremendous show, related to the majority of Indonesian audiences’ characters which are still weak. 2. It is an obligatory for male celebrities to do transvestism image patterns as part of their work demands and roles as entertainer. Besides, there is a fact that male celebrities gain advantages from transvestism. They can justify and sustain their identity and entity in social reality, so there is a paradigm change towards the reality. Nevertheless, there are various reasons from male celebrities to deliver transvestism, such as for sensation, controversial, popularity and good self image to avoid trivial and minor. 3. Discourse and messages behind the transvestism on television are only for business and rating. In brief, the image patterns of transvestism on TV by male celebrities are part of media construction process to produce interesting, fresh, tremendous and entertaining show. The presentation of image is a reflection of the individual characteristic (celebrity) and the message is the transvestism itself as a minor reality which is delivered in a better way through amusing show. Sebagai suatu realitas sosial, tranvestism muncul sebagai akibat dari interaksi sosial dan proses sosial.Media dalam hal ini mengkonstruksi pola pencitraan para pelaku tranvestism dengan mengemasnya menjadi format tayangan yang menarik, segar, luar biasa.Isu klasik tentang keharusan media TV untuk menciptakan format tayangan yang menghibur, segar dan luar biasa telah menstimulus selebritis untuk dapat memberikan nyawa atas suatu konsep hiburan yang menarik, segar, luarbiasa dengan nuansa terbaru(up to date), sehingga melahirkan budaya pop (pop culture). Ada kesenjangan yang signifikan antara para pelaku tranvestism yang diekspos oleh media dengan yang bukan Selebritis didalam proses interaksi sosial dan realitas sosial. Keseluruhan proses dan interaksi sosial yang melibatkan selebritis dan pola pencitraan tranvestism serta media telah mengundang minat peneliti untuk mengangkatnya menjadi permasalahan penelitian, yaitu:pertama, bagaimana pola pencitraan selebritis pria yang mengusung tranvestism di media TV.kedua, bagaimana pola pencitraan para pelaku tranvestism itu sendiri dalam memandang dirinya sendiri seperti konteks apa yang diinginkannya atas realitas mereka sebagai bagian dari masyarakat. Ketiga, bagaimana konstuksi media atas kognisi publik terkait dengan pola pencitraan yang ditayangkan secara massa di media TV dan apa yang ada dibalik pesan yang ditampilkan dilayar kaca melalui tayangan hiburan yang dekat dengan budaya pop (pop culture). Paradigma kritis ditetapkan sebagai landasan yang paling tepat untuk menganalisis temuan-temuan tentang pola pencitraan para selebritis pria pelaku pengguna simbol tranvestism dilayar kaca. Analisis wacana Van Dijk digunakan sebagai pisau analisis untuk membedah, membongkar bagaimana dan apa pesan yang ada dibalik tayangan tranvestism yang diusung oleh media TV dan menjadi sangat fenomenal.Selanjutnya peneliti memutuskan stasiun TV Indosiar dan tayangan Super Seleb Show sebagai representasi objek penelitian dari fenomena tranvestism di TV. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa:pertama, Penggunaan simbol-simbol transvestism digunakan dengan bentuk pengenaan atribut pakaian, aksesoris, gaya bicara, gaya bahasa, mimik, air muka dan bahasa tubuh telah menjadi pola yang baku bagi selebritis pengusungnya. Bentuk komunikasi verbal dan komuninkasi non verbal transvestism yang di tampilkan secara intens telah menstimulus untuk dijadikan materi dan komoditas yang dijadikan daya tarik magnetis dari tayangan TV.Kedua, pola pencitraan tranvestism yang para seebritis pria lakukan dimedia TV merupakan suatu keharusan dari tuntutan pekerjaan sebagai penghibur (entertainer).Terlepas dari hal tersebut ditemukan fakta bahwa secara bersamaan para selebritis pria yang memiliki kecenderungan tranmvestism diuntungkan untuk menjustifikasi dan melanggengkan identitas dan entitasnya didalam realitas sosial sehingga ada perubahan kognisi publik menjadi lebih baik. namun demikian pandangan para selebritis pria terhadap pola penciraan tranvestism yang banyak diusung oleh selebritis pria melalui pola komunikasi media TV beragam alasan, dari yang hanya mencari sensasi, kontroversi, popularitas sampai pada pencitraan yang berkaitan dengan pengangkatan citra transvestism agar tidak terkesan murahan dan minor.Ketiga, wacana dan pesan yang ada dibalik media yang menayangkan fenomena tranvestism dalam format tayangannya hanya sebatas pada aspek bisnis dan rating. Secara singkat disimpulkan bahwa tampilan Pola Pencitraan tranvestism Selebritis Pria di TV merupakan refleksi dari karakteristik individu,dan pesan yang ada dibalik tampilan pencitraan itu adalah tranvestism itu sendiri sebagai realitas yang minor dan diusung menjadi lebih baik.

Item Type: Thesis (S2)
Call Number CD: CDT-552-09-008
Call Number: TK/10/016
NIM/NIDN Creators: 55207110027
Uncontrolled Keywords: KOMUNIKASI PEMASARAN, CORCOM, Korporate Komunikasi dan Komunikasi Pemasaran
Subjects: 300 Social Science/Ilmu-ilmu Sosial > 300. Social Science/Ilmu-ilmu Sosial > 302 Social Interaction, Interpersonal Relations/Interaksi Sosial, Hubungan Antarpersonal > 302.2 Communication/Komunikasi
Divisions: Pascasarjana > Magister Ilmu Komunikasi
Depositing User: Admin Perpus UMB
Date Deposited: 07 Jun 2010 15:28
Last Modified: 21 Jul 2022 03:19
URI: http://repository.mercubuana.ac.id/id/eprint/38187

Actions (login required)

View Item View Item