AZMI, MUHAMMAD FAWWAZ (2024) PENGGUNAAN TEKNIK CONTINUITY EDITING PADA FILM PENDEK "JUMPA". S1 thesis, Universitas Mercu Buana Jakarta.
|
Text (HAL COVER)
01 Cover.pdf Download (481kB) | Preview |
|
|
Text (ABSTRAK)
02 Abstrak.pdf Download (168kB) | Preview |
|
Text (BAB I)
03 Bab 1.pdf Restricted to Registered users only Download (180kB) |
||
Text (BAB II)
04 Bab 2.pdf Restricted to Registered users only Download (374kB) |
||
Text (BAB III)
05 Bab 3.pdf Restricted to Registered users only Download (593kB) |
||
Text (BAB IV)
06 Bab 4.pdf Restricted to Registered users only Download (798kB) |
||
Text (BAB V)
07 Bab 5.pdf Restricted to Registered users only Download (163kB) |
||
Text (DAFTAR PUSTAKA)
08 Daftar Pustaka.pdf Restricted to Registered users only Download (29kB) |
||
Text (LAMPIRAN)
09 Lampiran.pdf Restricted to Registered users only Download (181kB) |
Abstract
In modern times, films have always been a mass communication medium for conveying verbal and non-verbal messages. Many social issues are raised in a film, one of which is the issue of sexual harassment. This issue is important because it continues The increasing number of cases of sexual harassment and the lack of public understanding and awareness regarding the impact on victims means that the film aims to provide education and increase public awareness through visual media. A film production cannot be separated from the role of an Image Editor. An image editor or what we usually call an editor is someone who is responsible for arranging shots that have been taken by the cameraman, providing sound effects, visual effects and so on so that the concept of the video can be implemented and achieve the common goal. In the production of the film Jumpa, the writer who acts as an image editor or editor uses the Continuity Editing Technique in the process. This technique makes the film continuous because this technique assembles each shot so that the activities carried out are always continuous and not jumping. The film "Jumpa" succeeded in creating a significant impact through the use of these techniques, producing a work that is not only artistic but also socially meaningful. This research contributes to the understanding of how the role of the Image Editor and the use of cinematic techniques can influence the audience's interpretation and reception of sensitive issues. It is hoped that these findings can become a reference for other filmmakers in dealing with complex social themes through the medium of film. Keyword: Film, Editor, Continuity Editing, Sexual Abuse Dalam perkembagan zaman, film selalu menjadi media komunikasi massa untuk menyampaikan sebuah pesan verbal dan non verbal. Banyak isu-isu sosial yang diangkat ke dalam sebuah film salah satunya isu tentang pelecehan seksual. Isu ini penting karena terusmeningkatnya kasus pelecehan seksual serta kurangnya pemahaman dan kesadaran masyarakat mengenai dampak yang ditimbulkan terhadap korban sehingga engan adanya Film bertujuan untuk memberikan edukasi dan meningkatkan kesadaran publik melalui medium visual. Sebuah produksi film tak lepas dari peran seorang Penyunting Gambar. Penyunting Gambar atau yang biasa kita sebut sebagai editor adalah seseorang yang bertanggung jawab merangkai Shot yang sudah diambil oleh kameraman, memberikan efek suara, efek visual dan lain sebagainya agar konsep dari video tersebut dapat terlaksana dan mencapai tujuan Bersama. Dalam produksi film Jumpa ini penulis yang berperan sebagai Penyunting Gambar atau editor menggunakan Teknik Continuity Editing dalam prosesnya Teknik ini membuat film menjadi berkesinambungan karna Teknik ini merangakai tiap shot-nya agar kegiatan yang dilakukan selalu berkelanjutan dan tidak Jumping. Film "Jumpa" berhasil menciptakan dampak yang signifikan melalui penggunaan teknik-teknik ini, menghasilkan karya yang tidak hanya artistik tetapi juga bermakna secara sosial. Penelitian ini memberikan kontribusi dalam pemahaman tentang bagaimana peran Penyunting Gambar dan penggunaan teknik-teknik sinematik dapat mempengaruhi interpretasi dan penerimaan penonton terhadap isuisu sensitif. Temuan ini diharapkan dapat menjadi referensi bagi para pembuat film lain dalam menangani tema-tema sosial yang kompleks melalui medium film. Kata Kunci: Film, Penyunting Gambar, Continuity Editing, Pelecehan Seksual
Actions (login required)
View Item |