NURHAYATI, SITI (2022) REPRESENTASI TRANSGENDER DALAM FILM “THE DANISH GIRL”. S1 thesis, Universitas Mercu Buana Jakarta.
|
Text (HAL COVER)
01 Cover.pdf Download (473kB) | Preview |
|
|
Text (ABSTRAK)
02 Abstrak.pdf Download (338kB) | Preview |
|
Text (BAB I)
03 Bab I.pdf Restricted to Registered users only Download (145kB) |
||
Text (BAB II)
04 Bab II.pdf Restricted to Registered users only Download (285kB) |
||
Text (BAB III)
05 Bab III.pdf Restricted to Registered users only Download (226kB) |
||
Text (BAB IV)
06 Bab IV.pdf Restricted to Registered users only Download (673kB) |
||
Text (BAB V)
07 Bab V.pdf Restricted to Registered users only Download (138kB) |
||
Text (DAFTAR PUSTAKA)
08 Daftar Pustaka.pdf Restricted to Registered users only Download (191kB) |
||
Text (LAMPIRAN)
09 Lampiran.pdf Restricted to Registered users only Download (137kB) |
Abstract
Along with film technology that continues to develop, it is possible to convey increasingly diverse contents and messages. Including raising views on the phenomenon of LGBTQ (Lesbian, Gay, Bisexual, Transgender, and Queer). This research examines the film “The Danish Girl”, the story of a transgender who was once a masculine man named Einar Wagener, who then believes that he is a woman trapped in a man's body. As we know, transgender is considered to deviate from norms and religion, especially when viewed from the perspective of eastern culture. Therefore, the purpose of this study is to dismantle the ideology behind the representation of transgender depicted in the film. In the process of interpreting the meaning of the sign, the writer uses representation theory according to Stuart Hall which is put forward in two senses, the first is mental representation, namely the concept of something that is in each of our heads or also known as a conceptual map. These mental representations form something abstract. While the second level in representation is language, which plays an important role in the construction of meaning This study uses a critical paradigm, with a qualitative approach and Roland Barthes' semiotic analysis method consisting of connotation, denotation, and myth. The unit of analysis is 12 scene cuts that represent transgender signs, including nonverbal and verbal signs. Based on the results of this study, it was found that there is a myth where a transgender person generally changes their overall appearance and behavior in order to form a gender identity according to what they want. This certainly cannot be separated from body changes that are carried out medically (transsexual) to form a more perfect woman's physique. This is in line with Queer ideology which is a view that underlies support for LGBTQ people, where there is no fixed identity. Thanks to this ideology, the film The Danish Girl at the same time shows how the struggle of LGBTQ people, especially transgender people, is to see their existence.Keywords: film, representation, semiotics, ideology, Queer, transgender. Keywords: film, representation, semiotics, ideology, Queer, transgender Seiring dengan teknologi film yang terus berkembang memungkinkan untuk menyampaikan isi dan pesan yang semakin beragam. Termasuk mengangkat pandangan mengenai fenomena LGBTQ (Lesbian, Gay, Bisexual, Transgender, dan Queer). Penelitian ini meneliti film “The Danish Girl”, kisah seorang transgender yang tadinya adalah seorang pria maskulin bernama Einar Wagener, yang kemudian meyakini bahwa dirinya adalah seorang wanita yang terjebak dalam tubuh pria. Seperti yang kita tahu, transgender dianggap menyimpang dari norma dan agama terutama jika dilihat dari kacamata budaya timur. Maka dari itu, tujuan penelitian ini adalah untuk membongkar ideologi di balik representasi transgender yang tergambar dalam film tersebut. Dalam proses menafsirkan makna pada tanda, penulis menggunakan teori representrasi menurut Stuart Hall yang dikemukakan dalam dua pengertian, yang pertama adalah representasi mental, yakni konsep tentang sesuatu yang ada di kepala kita masing-masing atau disebut juga sebagai peta konseptual. Representasi mental ini membentuk sesuatu yang abstrak. Sementara tataran kedua dalam representasi adalah bahasa, yang berperan penting dalam konstruksi makna. Penelitian ini menggunakan paradigma kritis, dengan pendekatan kualitatitif dan metode analisis semiotika Roland Barthes yang terdiri dari konotasi, denotasi, dan mitos. Adapun unit analisisnya adalah 12 potongan scene yang merepresentasikan tanda transgender, meliputi tandatanda nonverbal dan verbal. Berdasarkan hasil penelitian ini ditemukan adanya mitos di mana seorang transgender umumnya mengubah penampilan dan perilaku secara keseluruhan agar membentuk identitas gender sesuai yang diinginkannya. Hal itu tentu tidak lepas dari perubahan tubuh yang dilakukan secara medis (transeksual) untuk membentuk fisik wanita yang lebih sempurna. Hal ini sejalan dengan ideologi Queer yang merupakan pandangan yang mendasari dukungan atas kaum LGBTQ, di mana tidak ada identitas yang bersifat tetap. Berkat ideologi tersebut, film The Danish Girl sekaligus menunjukkan bagaimana perjuangan kaum LGBTQ, khususnya transgender agar dilihat eksistensinya. Kata kunci: film, representasi, semiotika, ideologi, Queer, transgender
Actions (login required)
View Item |