GIRI WINOTO, PANGESTU (2020) ANALISIS STRUKTUR GEDUNG TOWER I APARTEMENT 25 TINGKAT DI JAKARTA SEBAGAI SISTEM PENAHAN BEBAN ANGIN UTAMA (SPBAU). S1 thesis, Universitas Mercu Buana Jakarta.
|
Text (HAL COVER)
1.Cover.pdf Download (2MB) | Preview |
|
Text (BAB I)
BAB 1.pdf Restricted to Registered users only Download (452kB) |
||
Text (BAB II)
BAB 2.pdf Restricted to Registered users only Download (1MB) |
||
Text (BAB III)
BAB 3.pdf Restricted to Registered users only Download (707kB) |
||
Text (BAB IV)
BAB 4.pdf Restricted to Registered users only Download (3MB) |
||
Text (BAB V)
BAB 5.pdf Restricted to Registered users only Download (438kB) |
||
Text (DAFTAR PUSTAKA)
Daftar Pustaka.pdf Restricted to Registered users only Download (363kB) |
Abstract
The minimum loads regulated in SNI 1727:2013 include earthquake loads and wind loads. Indonesia is a junction area of 3 large tectonic plates, namely the Indo-Australian Plate, the Eurasian Plate and the Pacific Plate. The confluence of the 3 tectonic plates has caused major earthquake events, causing enormous losses as well. Apart from earthquake problems, wind loads also affect high-rise buildings. Therefore, it is necessary to design building structures that meet the minimum load requirements in accordance with applicable regulations so that the building structure can minimize casualties. In this final project the writer discusses about designing a tall building which is not only stable, safe and strong under wind loads but also works very well in providing a useful and highly functional design. Compilers examined the analysis of the structure of the building tower I apartement 25 levels as Sistem Penahan Beban Angin Utama (SPBAU). The exposure category of this researchis type B exposure with urban and sub-urban areas, forested areas with many obstructured areas in close proximity. With the building structure type with the main wind force resisting system and building component cladding with a wind direction factor 0f 0,85. The result of the acceleration of the static force for the x and y direction obtained a value of 99,99% and the dynamic force for the x direction of 93,65% and the y direction of 93,63%, which means that the criteria exceed 90%. The value of the safety factor for the Overtuning Momen must be greate than 1,5 and the result of the value of the safety factor show that the value for the x direction is 20,71 and for the y direction it is 1,6. From the results of this study, the acceleration result for human perception, the level for 4 cases of open and closed buildings do not exceed 0,85 ms-2 ,which means that they meet the requirements as a Main Wind Force Resisting System (MWRS) building. Keywords : Main Wind Force Resistig System (MWRS ), human perception levels, overtuning moment. Beban minimum yang diatur pada SNI 1727:2013 di antaranya adalah beban gempa dan beban angin. Indonesia merupakan daerah pertemuan 3 lempeng tektonik besar yaitu Lempeng Indo-Australia, Lempeng Eurasia, dan Lempeng Pasifik. Pertemuan 3 lempeng tektonnik tersebut telah menyebabkan kejadian-kejadian gempa bumi besar sehingga menyebabkan kerugian yang sangat besar juga. Selain permasalahan gempa, beban angina juga berpengaruh pada bangunan bertingkat tinggi. Oleh karena itu, perlu dilakukan perancangan bangunan struktur gedung yang memenuhi persyaratan beban minimum sesuai dengan peraturan yang berlaku agar struktur bangunan dapat meminimalisasi jatuhnya korban jiwa. Dalam Tugas Akhir ini penulis membahas tentang merancang gedung tinggi yang tidak hanya stabil, aman dan kuat di bawah beban angin tetapi juga bekerja dengan sangat baik dalam memberikan desain yang berguna dan sangat fungsional. penyusun meneliti analisis struktur gedung tower I apartement 25 tingkat sebagai Sistem Penahan Beban Angin Utama (SPBAU). Pada kategori ekposure penelitian ini merupakan ekposure tipe B dengan daerah perkotaan dan pinggiran kota, berhutan daerah dengan daerah banyak penghalang jarak dekat. Dengan tipe struktur bangunan gedung sistem penahan beban angin utama serta komponen dan klading bangunan gedung dengan faktor arah angin sebesar 0,85. Hasil akselerasi gaya statik untuk arah x serta y didapatkan nilai sebesar 99,99% dan gaya dinamik untuk arah x sebesar 93,65% dan arah y sebesar 93,63% yang artinya hasil tersebut kriterianya melebihi dari 90%. Nilai safety factor Momen Guling/Overtuning Moment harus lebih besar dari 1,5 dan hasil nilai dari safety faktor didapati nilai untuk arah x sebesar 20,71 dan untuk arah y sebesar 1,6. Dari hasil penelitian ini hasil percepatan untuk human perception levels untuk 4 kasus gedung terbuka dan tertutupnya tidak melebihi dari 0,85 ms-2 yang berarti sudah memenuhi ketentuan sebagai bangunan Sistem penahan Beban Angin Utama (SPBAU). Kata kunci : Sistem Penahan Beban Angin Utama (SPBAU), human perception levels, Momen Guling
Actions (login required)
View Item |