PERANCANGAN RUMAH SUSUN SEDERHANA SEWA ANGKE DENGAN PENERAPAN AFFORDANCE DI TAMBORA, JAKARTA BARAT

CORNELIS, YOHANES BERCE (2025) PERANCANGAN RUMAH SUSUN SEDERHANA SEWA ANGKE DENGAN PENERAPAN AFFORDANCE DI TAMBORA, JAKARTA BARAT. S1 thesis, Universitas Mercu Buana Jakarta.

[img]
Preview
Text (HAL COVER)
01 COVER.pdf

Download (394kB) | Preview
[img] Text (BAB I)
02 BAB I.pdf
Restricted to Registered users only

Download (182kB)
[img] Text (BAB II)
03 BAB II.pdf
Restricted to Registered users only

Download (888kB)
[img] Text (BAB III)
04 BAB III.pdf
Restricted to Registered users only

Download (1MB)
[img] Text (BAB IV)
05 BAB IV.pdf
Restricted to Registered users only

Download (461kB)
[img] Text (BAB V)
06 BAB V.pdf
Restricted to Registered users only

Download (1MB)
[img] Text (DAFTAR PUSTAKA)
07 DAFTAR PUSTAKA.pdf
Restricted to Registered users only

Download (89kB)
[img] Text (LAMPIRAN)
08 LAMPIRAN.pdf
Restricted to Registered users only

Download (8MB)

Abstract

The capital city of Jakarta is the largest center of economic activity in Indonesia. Many people seek employment and pursue education in Jakarta. Jakarta is also home to millions of people living in this city with limited land. Many people live in Jakarta, from the upper class to the lower class. The upper class can live in high-quality, safe, and comfortable housing. This is in stark contrast to the lower class, particularly in the Tambora area of West Jakarta, where many densely populated settlements can be categorized as slums. Lower-class communities tend to live in slums due to their affordability. These slums are considered uninhabitable due to numerous environmental factors. These include overcrowding, limited land, lack of green space, poor utility systems, and inadequate lighting. To address these issues, housing that addresses both population density and limited land is needed, such as vertical housing. Vertical housing in the form of flats with behavioral architecture can be one solution to address this problem. These flats were chosen because they are more land-efficient than landed houses. A key aspect of these flats is their behavioral architecture approach, which allows them to be habitable, tailored to the needs of their residents, and utilize materials that ensure their comfort. These aspects serve as parameters for determining the design strategy, which is processed through both the exterior and interior layouts. Keywords: Rusunawa, Behavioral Architecture, Slums, Vertical Housing Ibu Kota Jakarta merupakan pusat terbesar dari perputaran ekonomi di Indonesia. Banyak masyarakat yang mencari pekerjaan hingga menempuh pendidikan di Kota Jakarta. Kota Jakarta juga dihuni oleh jutaan orang yang tinggal di kota ini dengan lahan yang terbatas. Banyak dari kalangan yang di tinggal di Jakarta, mulai dari masyarakat kelas atas hingga masyarakat kelas bawah. Untuk mayarakat kelas atas mereka dapat tinggal di perumahan yang berkualitas, aman dan nyaman. Hal ini sangat berbanding terbalik dengan masyarakat kelas bawah, khususnya pada wilayah Tambora, Jakarta Barat yang banyak terdapat pemukiman padat penduduk yang dapat dikategorikan sebagai pemukiman kumuh. Pada pemukiman masyarakat kelas bawah, mereka cenderung tinggal di pemukiman yang kumuh karena memiliki harga yang terjangkau. Pemukiman kumuh ini dapat dikatakan bukan hunian yang layak untuk ditinggali karena banyaknya faktor – faktor masalah lingkungan. Beberapa masalah tersebut seperti padatnya penduduk, keterbatasan lahan, kurangnya ruang terbuka hijau, sistem utilitas yang buruk hingga pencahayaan yang kurang. Untuk menyiasati permasalahan masalah ini, maka dibutuhkan hunian yang dapat merespon dari kepadatan penduduk dan keterbatasan lahan seperti hunian vertikal. Hunian vertikal berupa rumah susun dengan penerapan arsitektur perilaku dapat menjadi salah satu solusi untuk mengatasi permasalahan ini. Dipilihnya rumah susun ini karena lebih menghemat lahan daripada hunian tipe landed house. Aspek utama pada rusunawa ini yaitu pada pendekatan arsitektur perilaku yang dimana rusunawa ini dapat menjadi tempat yang layak huni yang sesuai dengan kebutuhan penghuni nya serta material yang bisa membuat nyaman penghuni nantinya. Aspek tersebut menjadi parameter penentuan strategi desain yang diolah melalui tata ruang luar dan tata ruang dalam. Kata Kunci: Rusunawa, Arsitektur Perilaku, Pemukiman Kumuh, Hunian Vertikal

Item Type: Thesis (S1)
Call Number CD: FT/ARS. 25 062
NIM/NIDN Creators: 41221010023
Uncontrolled Keywords: Rusunawa, Arsitektur Perilaku, Pemukiman Kumuh, Hunian Vertikal
Subjects: 100 Philosophy and Psychology/Filsafat dan Psikologi > 150 Psychology/Psikologi > 155 Differential and Developmental Psychology/Psikologi Diferensial dan Psikologi Perkembangan > 155.9 Environmental Psychology/Psikologi Lingkungan > 155.92 Influence of Social Environment/Pengaruh Lingkungan Sosial
600 Technology/Teknologi > 640 Home Economic and Family Living Management/Kesejahteraan Rumah Tangga dan Manajemen Kehidupan Keluarga > 643 Housing and Household Equipment/Perumahan dan Peralatan Rumah Tangga > 643.1 Housing/Rumah dan Perumahan
600 Technology/Teknologi > 650 Management, Public Relations, Business and Auxiliary Service/Manajemen, Hubungan Masyarakat, Bisnis dan Ilmu yang Berkaitan > 658 General Management/Manajemen Umum > 658.3 Personnel Management/Manajemen Personalia, Manajemen Sumber Daya Manusia, Manajemen SDM
700 Arts/Seni, Seni Rupa, Kesenian > 720 Architecture/Arsitektur
Divisions: Fakultas Teknik > Arsitektur
Depositing User: khalimah
Date Deposited: 11 Sep 2025 04:48
Last Modified: 11 Sep 2025 04:48
URI: http://repository.mercubuana.ac.id/id/eprint/97683

Actions (login required)

View Item View Item