ADRYAN, AYMAR (2025) TEKNIK PENYUNTINGAN GAMBAR DALAM PRODUKSI FILM DOKUMENTER "KESENIAN ANGKLUNG JALANAN". S1 thesis, Universitas Mercu Buana Jakarta.
|
Text (HAL COVER)
01 COVER.pdf Download (623kB) | Preview |
|
![]() |
Text (BAB I)
02 BAB 1.pdf Restricted to Registered users only Download (141kB) |
|
![]() |
Text (BAB II)
03 BAB 2.pdf Restricted to Registered users only Download (473kB) |
|
![]() |
Text (BAB III)
04 BAB 3.pdf Restricted to Registered users only Download (155kB) |
|
![]() |
Text (BAB IV)
05 BAB 4.pdf Restricted to Registered users only Download (512kB) |
|
![]() |
Text (BAB V)
06 BAB 5.pdf Restricted to Registered users only Download (119kB) |
|
![]() |
Text (DAFTAR PUSTAKA)
07 DAFTAR PUSTAKA.pdf Restricted to Registered users only Download (121kB) |
|
![]() |
Text (LAMPIRAN)
08 LAMPIRAN.pdf Restricted to Registered users only Download (86kB) |
Abstract
The Documentary film “Kesenian Angklung Jalanan” highlights the lives of street musicians in Jakarta who play the traditional angklung instrument as a means of preserving cultural heritage amid modernization. The Documentary focuses on the journey of the “Tongsay Nada” community in maintaining the existence of angklung as a symbol of Indonesian cultural identity and a source of livelihood. In this production, the author served as the video editor responsible for the post-production phase, including footage archiving, visual narrative arrangement, and final processing. Editing techniques such as L-Cut, J-Cut, Cross Dissolve, and Cut To Cut were applied to create visual and emotional continuity, especially in interview segments and observational scenes. Color Grading and sound design were also implemented to enhance visual aesthetics and emphasize cultural values. The experience of working as an editor in this project provided the author with a deeper understanding of the importance of visual storytelling in documentaries and improved technical skills in managing video and audio professionally. This film is expected to serve as a cultural documentation that inspires and raises public awareness about the importance of preserving Traditional Arts in public spaces. Keywords: Video Editing, Documentary Film, Traditional Art, Street Angklung, Tongsay Nada Film dokumenter “Kesenian Angklung Jalanan” mengangkat kehidupan para musisi jalanan di Jakarta yang memainkan alat musik tradisional angklung sebagai bentuk pelestarian budaya di tengah arus modernisasi. Dokumenter ini menyoroti perjalanan komunitas “Tongsay Nada” yang berjuang mempertahankan eksistensi angklung sebagai bagian dari identitas budaya Indonesia, sekaligus sebagai sumber mata pencaharian. Dalam produksi ini, penulis berperan sebagai penyunting gambar (editor) yang bertanggung jawab pada tahap pascaproduksi, mulai dari pengarsipan footage, penyusunan narasi visual, hingga pemrosesan akhir. Penulis menggunakan teknik editing seperti L-Cut, J-Cut, Cross Dissolve, serta Cut To Cut untuk menciptakan kesinambungan visual dan emosional, terutama pada bagian wawancara serta adegan observasional. Proses Color Grading dan sound design turut dilakukan untuk meningkatkan kualitas estetika dan memperkuat nilai budaya yang disampaikan. Pengalaman sebagai editor dalam proyek ini memberikan penulis pemahaman mendalam tentang pentingnya narasi visual dalam dokumenter, serta meningkatkan keterampilan teknis dalam mengolah gambar dan suara secara profesional. Film ini diharapkan dapat menjadi dokumentasi budaya yang menginspirasi, sekaligus meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap pentingnya pelestarian seni tradisional di ruang publik. Kata Kunci: Penyuntingan Gambar, Film Dokumenter, Kesenian Tradisional Angklung Jalanan, Tongsay Nada.
Actions (login required)
![]() |
View Item |