HANARA, NABILLA FADYA (2023) DIGITAL CHILD LABOR: KIDFLUENCER SEBAGAI AJANG KOMODIFIKASI PADA MEDIA SOSIAL (Analisis Resepsi fenomena kidfluencer di Indonesia pada akun Instagram @shabiraalula). S1 thesis, Universitas Mercu Buana.
|
Text (COVER)
01 Cover.pdf Download (440kB) | Preview |
|
|
Text (ABSTRAK)
02 Abstrak.pdf Download (104kB) | Preview |
|
Text (BAB I)
03 Bab 1.pdf Restricted to Registered users only Download (375kB) |
||
Text (BAB II)
04 Bab 2.pdf Restricted to Registered users only Download (401kB) |
||
Text (BAB III)
05 Bab 3.pdf Restricted to Registered users only Download (194kB) |
||
Text (BAB IV)
06 Bab 4.pdf Restricted to Registered users only Download (478kB) |
||
Text (BAB V)
07 Bab 5.pdf Restricted to Registered users only Download (146kB) |
||
Text (DAFTAR PUSTAKA)
08 Daftar Pustaka.pdf Restricted to Registered users only Download (154kB) |
||
Text (LAMPIRAN)
09 Lampiran.pdf Restricted to Registered users only Download (524kB) |
Abstract
The existence of children's content on social media has now transformed into a new opportunity for capitalism. This represents a form of imbalance in perspectives regarding children's content on social media. Considering this controversy, this study is designed to (1) understand the viewpoints of informants regarding kid influencers (kidfluencers), and (2) comprehend the informants' reception regarding the commodification of content on the Instagram account of the kid influencer @shabiraalula. This research employs the reception analysis method proposed by Stuart Hall. Based on this research method, the researcher categorizes informant groups according to the encoding-decoding theory, including: (1) Dominant Hegemonic Position, (2) Negotiated Position, and (3) Oppositional Position. The research findings are as follows: (1) Dominant Position - informants in this position are individuals who have been aware of and following kid influencer Shabira Alula for a period of 6 months to 2 years since Lala (Shabira Alula's nickname) gained fame on social media. As a result, informants feel more knowledgeable about Lala, and their perspectives tend to align with the dominant views or correspond with the @shabiraalula kid influencer account. (2) Negotiated Position - informants in this position are followers of the @shabiraalula kid influencer account and other kid influencer accounts. They possess a background understanding of digital and social media, leading to more considered viewpoints in evaluating and receiving messages from content on the Instagram account @shabiraalula. (3) Oppositional Position - informants in this position are individuals who follow the debate around kid influencers on social media and express concerns about the commodification of content by kid influencers on social media. As a result, these informants tend to strongly reject and hold contrary perspectives regarding the commodification messages in the @shabiraalula kid influencer account. Keywords: Digital Child Labor, Komodifikasi Konten, Kidfluencer. Keberadaan konten anak di media sosial saat ini telah berubah menjadi sebuah peluang kapitalisme baru, hal ini merupakan bentuk dari ketimpangan pandangan akan sebuah konten anak di media sosial. Melihat polemik tersebut, penelitian ini dirancang untuk (1) mengetahui pandangan informan terkait kidfluencer, dan (2) mengetahui resepsi informan terkait komodifikasi konten pada akun instagram kidfluencer @shabiraalula. Penelitian ini menggunakan metode analisis resepsi yang dikekemukakan oleh Stuart Hall, yang dimana berdasarkan metode penellitian tersebut peneliti membagi kelompok informan berdasarkan teori encoding-decoding antara lain; (1) Dominant Hegemonic Position, (2) Negotiated Position, dan (3) Opositional Position. Hasil penelitian yang diraih sebagai berikut: (1) Posisi Dominan, informan yang berada posisi ini merupakan informan yang telah mengetahui dan mengikuti kidfluencer Shabira Alula dalam kurun waktu 6 bulan sampai 2 tahun sejak Lala terkenal di media sosial, sehingga informan merasa lebih mengetahui Lala dan pandangannya condong ke arah dominan atau selaras dengan akun kidfluencer @shabiraalula. (2) Posisi Negosiasi, informan yang berada pada posisi ini merupakan pengikut dari akun kidfluencer @shabiraalula dan juga pengikut akun kidfluencer lainnya, berlatar belakang memiliki ilmu pengetahuan mengenai media digital maupun media sosial, sehingga pandangan yang diberikan memiliki pertimbangan dalam menilai dan menerima pesan pada sebuah konten di akun instagram @shabiraalula. (3) Posisi Oposisi, informan yang berada pada posisi ini merupakan informan yang mengikuti perkembangan polemik kidfluencer di media sosial dan memiliki kekhawatiran terhadap praktek komodifikasi konten pada kidfluencer di media sosial, sehingga informan cenderung menolak dengan tegas dan memiliki pandangan yang bertolak belakang akan pesan komodifikasi konten pada akun kidfluencer @shabiraalula. Kata Kunci : Digital Child Labor, Komdofikasi Konten, Kidfluencer
Actions (login required)
View Item |