SURIANY, LILIES (2015) KONSEP DIRI KONSELOR ADIKSI (Studi Fenomenologi di Balai Besar Rehabilitasi BNN Lido Kabupaten Bogor). S3 thesis, Universitas Mercu Buana Jakarta - Menteng.
Text (Cover)
LEMBAR COVER TESIS.pdf Download (879kB) |
|
Text (Abstrak)
ABSTRAK.pdf Download (255kB) |
|
Text (Bab 1)
BAB I.pdf Restricted to Registered users only Download (311kB) |
|
Text (Bab 2)
BAB II.pdf Restricted to Registered users only Download (518kB) |
|
Text (Bab 3)
BAB III.pdf Restricted to Registered users only Download (227kB) |
|
Text (Bab 4)
BAB IV.pdf Restricted to Registered users only Download (852kB) |
|
Text (Bab 5)
BAB V.pdf Restricted to Registered users only Download (30kB) |
|
Text (Daftar Pustaka)
DAFTAR PUSTAKA DAN LAMPIRAN.pdf Restricted to Registered users only Download (248kB) |
Abstract
Pecandu narkoba termasuk dalam komunitas tersembunyi dimana masih sedikit yang mengakses tempat layanan rehabilitasi. Kuncinya konselor adiksi harus memiliki kepedulian tinggi menjangkau sekaligus memberikan edukasi dan melakukan interaksi kepada para pecandu narkoba supaya mau direhabilitasi. Modal penting yang harus dimiliki konselor adiksi adalah peduli, empati, menjadi pendengar yang baik dan bekerja dari hati. Permasalahan pada penelitian ini digali dengan tujuan untuk mendapatkan pemahaman mengenai proses pembentukan konsep diri konselor adiksi, motif mantan pecandu narkoba menjadi konselor adiksi dan makna konsep diri konselor adiksi. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Teori yang digunakan sebagai referensi dalam penelitian ini adalah teori interaksi simbolik yang dibangun oleh konselor adiksi melalui pikiran (mind) dan mengembangkannya melalui potensi diri (self) yang dimiliki, sebagai refleksifitas atau kemampuan untuk menempatkan diri secara tak sadar kepada klien/residen dan secara sadar mampu menyesuaikan diri melalui interaksi dengan klien/residen. Hasil penelitian, proses pembentukan konsep diri konselor adiksi melalui tiga fase. Fase menjadi pecandu narkoba mempersepsikan konsep diri anti sosial, fase masa rehabilitasi mempersepsikan konsep diri sosial, dan fase menjadi konselor adiksi mempersepsikan konsep diri nilai sosial. Motif mantan pencandu narkoba adalah motif masa lalu dan motif masa depan. Adapun motif yang mendukung peran konselor adiksi adalah significant other dan kompetensi. Makna konsep diri anti sosial mempersepsikan perilaku menyimpang, makna konsep diri sosial mempersepsikan perilaku simpati, dan makna konsep diri nilai sosial mempersepsikan perilaku empati. Pengalaman masa lalu, significant other, dan kompetensi yang dimiliki menjadikan dorongan dan pengetahuan mengembangkan potensi konsep diri bagi konselor adiksi untuk menjadi orang yang lebih baik, menjadi konselor adiksi yang profesional dan bermanfaat baik untuk pribadi, klien/residen, keluarga serta masyarakat melalui interaksi maupun proses sosial. Kata kunci : konselor adiksi, fenomenologi, konsep diri.
Item Type: | Thesis (S3) |
---|---|
Call Number CD: | CDT-552-15-103 |
NIM/NIDN Creators: | 55211120035 |
Uncontrolled Keywords: | konselor adiksi, fenomenologi, konsep diri. KOMPOL, KOMUNIKASI POLITIK |
Subjects: | 300 Social Science/Ilmu-ilmu Sosial > 300. Social Science/Ilmu-ilmu Sosial > 302 Social Interaction, Interpersonal Relations/Interaksi Sosial, Hubungan Antarpersonal > 302.2 Communication/Komunikasi |
Divisions: | Pascasarjana > Magister Ilmu Komunikasi |
Depositing User: | RIA SYAFITRI |
Date Deposited: | 02 Jul 2022 06:25 |
Last Modified: | 17 Jun 2023 04:55 |
URI: | http://repository.mercubuana.ac.id/id/eprint/64355 |
Actions (login required)
View Item |