MOHAMAD, BRIAN (2019) TEKNIK PENYUTRADARAAN FILM “JELANTAH: Dari Limbah Jadi Berkah”. S1 thesis, Universitas Mercu Buana.
|
Text (HALAMAN COVER)
1. HALAMAN JUDUL.pdf Download (66kB) | Preview |
|
|
Text (ABSTRAK)
2. ABSTRAK.pdf Download (311kB) | Preview |
|
|
Text (LEMBAR PERNYATAAN)
3. SURAT PERNYATAAN.pdf Download (273kB) | Preview |
|
|
Text (LEMBAR PENGESAHAN)
4. LEMBAR PENGESAHAN.pdf Download (338kB) | Preview |
|
|
Text (KATA PENGANTAR)
5. KATA PENGANTAR.pdf Download (267kB) | Preview |
|
|
Text (DAFTAR ISI)
6. DAFTAR ISI.pdf Download (241kB) | Preview |
|
Text (BAB 1)
7. BAB 1.pdf Restricted to Registered users only Download (468kB) |
||
Text (BAB 2)
8. BAB II.pdf Restricted to Registered users only Download (497kB) |
||
Text (BAB 3)
9. BAB III.pdf Restricted to Registered users only Download (471kB) |
||
Text (BAB 4)
10. BAB IV.pdf Restricted to Registered users only Download (436kB) |
||
Text (BAB 5)
11. BAB V.pdf Restricted to Registered users only Download (292kB) |
||
Text (DAFTAR PUSTAKA)
12. DAFTAR PUSTAKA.pdf Restricted to Registered users only Download (272kB) |
||
Text (LAMPIRAN)
13. LAMPIRAN.pdf Restricted to Registered users only Download (140kB) |
Abstract
Used cooking oil or waste cooking oil is waste oil that can come from types of cooking oil such as corn oil, vegetable oil, refined oil and so on. This oil can actually be used again for frying, but when viewed from its chemical composition, used cooking oil that has been used repeatedly has actually changed its chemical structure, changes in chemical structure makes if this oil is re-consumed, it can be dangerous and cause various diseases, starting from diarrhea, to cancer. Based on this, it was concluded that waste cooking oil is not good for consumption, so it must be discarded. But apparently there are people who are willing to collect, even buy used cooking oil, to be processed into various kinds of preparations, ranging from biodiesel fuel to soap. To find out and inform how this used cooking oil travels, researchers will conduct research, and documentation in the form of television documentaries about used cooking oil. Documentary Film is the title given to the first film by the Lumiere brothers who first filming the life of workers in their factory. British film critic John Grierson believes documentaries are a creative way of representing reality. Documentary films present reality through a variety of ways and are made for a variety of purposes, documentary films can never be separated from the aim of disseminating information, education, and propaganda for certain people or groups. 2 Over time various documentary film streams emerge such as dokudrama (docudrama). This documentary will be presented by mixing observational styles, which focus on dialogue between subjects, combined with interviews with informants to clarify information. This documentary can also be classified as a science documentary, or science, because the content will provide information about something that is scientific, and can be proven. To support this concept, the team will inevitably interview expert experts in the field of environment and chemistry to support statements, and information. In order to strengthen the data obtained during the research process, to strengthen the film, a narrative that brings stories and data that supports information about used cooking oil will be provided. The film tells the story of used cooking oil, which has become a problem for the community, because used cooking oil is not good for consumption, but the management of waste is also difficult. There are some people who work to collect used cooking oil for export. The government through Lemigas, apparently is also developing waste cooking oil to be processed into biodiesel. At the end of the film, an explanation from the company Gen Oil, a local company which has succeeded in processing waste cooking oil into biodiesel. Kata Kunci: Film Dokumenter, Minyak Jelantah, Biodiesel Minyak goreng bekas pakai goreng berulang kali atau minyak jelantah adalah minyak limbah yang bisa berasal dari jenis-jenis minyak goreng seperti halnya minyak jagung, minyak sayur, minyak samin dan sebagainya. Minyak ini sesungguhnya dapat digunakan kembali untuk menggoreng, akan tetapi bila ditinjau dari komposisi kimianya, minyak jelantah yang telah dipakai berulang kali sebenarnya struktur kimianya telah berubah, perubahan struktur kimia ini membuat apabila minyak ini dikonsumsi kembali, dapat berbahaya dan menimbulkan berbagai macam penyakit, mulai dari diare, hingga kanker. Berdasarkan hal tersebut, disimpulkan bahwa minyak jelantah tidak baik untuk dikonsumsi, sehingga harus dibuang. Namun ternyata terdapat orang-orang yang rela mengumpulkan, bahkan membeli minyak jelantah ini, untuk diolah menjadi berbagai macam olahan, mulai dari bahan bakar biodiesel, hingga sabun. Untuk mengetahui dan menginformasikan bagaimana perjalanan minyak jelantah ini, peneliti akan melakukan penelitian, dan dokumentasi dalam bentuk dokumenter televisi tentang minyak jelantah ini. Film Dokumenter (Documentary Film) Dokumenter merupakan sebutan yang diberikan untuk film pertama karya lumiere bersaudara yang berkisah tentang kehidupan pekerja di pabrik mereka. Kritikus film asal Inggris John Grierson berpendapat documenter merupakan cara kreatif merepresntasikan realitas. Film documenter menyajikan realitas melalu berbagai cara dan di buat untuk berbagai macam tujuan, film documenter tak pernah lepas dari tujun penyebaran informasi, pendidikan, dan propaganda bagi orang atau kelompok tertentu. Seiring dengan berjalan waktu muncul berbagai aliran film documenter misalnya dokudrama (docudrama).1 Karya Dokumenter ini akan dipaparkan dengan mencampurkan gaya observasi, yang berfokus pada dialog antara subjek, yang dikombinasikan dengan wawancara-wawancara dengan narasumber untuk memperjelas informasi. Karena film ini akan menampilkan perjalanan minyak jelantah dari tempat-tempatnya berasal, menuju tangan orang-orang yang dapat mengelolanya menjadi sesuatu yang bermanfaat. Konsep observatif ini akan didukung dengan pengambilan gambar yang apik, namun tidak akan mengganggu narasumber, atau pengisi film untuk melakukan kegiatannya seperti biasa, hal ini dimaksudkan untuk menjaga kejujuran dan asas film dokumenter lainnya. Wawancara terhadap beberapa narasumber juga akan digunakan untuk mendukung data-data yang tidak bisa ditampilkan secara langsung. Dokumenter ini juga dapat diklasifikasikan sebagai dokumenter sains, atau ilmu pengetahuan, karena kontennya akan memberi informasi tentang sesuatu yang bersifat ilmiah, dan dapat di buktikan. Untuk mendukung konsep ini, tim niscaya akan mewawancarai pakar ahli di bidang lingkungan dan kimia untuk mendukung statement, dan informasi. Demi memperkuat data yang didapatkan selama proses riset, untuk memperkuat film, maka akan diberi narasi yang membawa cerita dan data yang mendukung informasi tentnag minyak jelantah. Film ini bercerita tentang minyak jelantah, yang telah menjadi masalah bagi masyarakat, karena minyak jelantah tidak baik untuk dikonsumsi, namun pengelolaan limbahnya juga sulit. Terdapat sebagian orang yang bekerja mengumpulkan minyak jelantah untuk di ekspor. Pemerintah melaui Lemigas, ternyata juga sedang mengembangkan minyak jelantah untuk diolah menjadi biodiesel. Diakhir film, dipaparkan penjelasan perusahaan Gen Oil, perusahaan lokal yang telah berhasil mengolah minyak jelantah menjadi biodiesel. Kata Kunci: Film Dokumenter, Minyak Jelantah, Biodiesel
Actions (login required)
View Item |