DESAIN BANGUNAN BETON BERTULANG BERTINGKAT BANYAK DENGAN KOLOM BERBENTUK PIPIH

SETIAWAN, DENI TRI (2021) DESAIN BANGUNAN BETON BERTULANG BERTINGKAT BANYAK DENGAN KOLOM BERBENTUK PIPIH. S1 thesis, Universitas Mercu Buana Jakarta.

Preview	Text (HAL COVER) 01 Cover.pdf Download (1MB) | Preview
	Text (BAB I) 02 Bab 1.pdf Restricted to Registered users only Download (322kB)
	Text (BAB II) 03 Bab 2.pdf Restricted to Registered users only Download (860kB)
	Text (BAB III) 04 Bab 3.pdf Restricted to Registered users only Download (516kB)
	Text (BAB IV) 05 Bab 4.pdf Restricted to Registered users only Download (3MB)
	Text (BAB V) 06 Bab 5.pdf Restricted to Registered users only Download (370kB)
	Text (DAFTAR PUSTAKA) 07 Daftar Pustaka.pdf Restricted to Registered users only Download (206kB)
	Text (LAMPIRAN) 08 Lampiran.pdf Restricted to Registered users only Download (504kB)

Abstract

Minimalist building designs with flat columns (as thick as walls) are often used because of aesthetic value considerations and to maximize the space area of a building. With the column made as thick as the wall, there are no column protrusions in the corner of the room and the room will look wider. The shape of the column that is made flat (as thick as a wall) will give a different result from the shape of the column in general. This is because a column with a flat cross section has a different inertia value from the commonly used columns. This design is carried out by equivalent static force analysis with the help of ETABS software. Equivalent static force analysis is basically replacing the horizontal forces acting on the structure due to ground motion with equivalent static forces, which aim to simplify and facilitate calculations. The deviation between the floors of the design level (Δ) must not exceed the deviation between the floors of the permit level (Δa) in accordance with SNI 1726: 2019. To see the performance of the building structure, nonlinear static analysis (pushover) is used with the Applied Technology Council (ATC) 40 method. The results of the analysis show that the deviation between the floors in the design level of the building structure for column 1 and column 2 models exceeds the deviation between the floors of the permit level (Δa), so that the structure of the column models 1 and 2 does not meet the rigidity requirements. Meanwhile, the building structure of the column model 3 meets the rigidity requirement because the deviation between the floors of the design level (Δ) does not exceed the deviation between the floors of the permit level (Δa). With the same cross-sectional area, the structure of the 3 column model building is stiffer than the commonly used columns. This is because a column with a flat section has an inertia value that is greater than that of a square column in general. Pushover analysis based on ATC-40 obtained the results of the building structure performance for column 3 model resulting in the Immediaite Occupancy (IO) structural performance category. Keywords : Minimalist Building Design, Flat Columns, Equivalent Static Force Analysis, ATC 40 Pushover Analysis. dipakai karna pertimbangan nilai estetika dan untuk memaksimalkan luas ruangan suatu bangunan. Dengan kolom yang dibuat setebal dinding maka tidak ada tonjolan kolom pada sudut ruangan dan ruangan akan terlihat lebih luas. Bentuk kolom yang dibuat pipih (setebal dinding) akan memberikan hasil yang berbeda dengan bentuk kolom pada umumnya. Hal ini karena kolom dengan bentuk penampang pipih mempunyai nilai inersia yang berbeda dengan kolom yang biasa digunakan pada umumnya. Perancangan ini dilakukan dengan analisis gaya statik ekuivalen dengan bantuan software ETABS. Analisis gaya statik ekuivalen pada dasarnya adalah menggantikan gaya-gaya horizontal yang bekerja pada struktur akibat pergerakan tanah dengan gaya-gaya statis yang ekuivalen, yang bertujuan untuk menyederhanakan dan memudahkan dalam perhitungan. Simpangan antar lantai tingkat desain (Δ) tidak boleh melebihi simpangan antar lantai tingkat ijin (Δa) sesuai dengan SNI 1726:2019. Untuk melihat performa pada struktur bangunan gedung digunakan analisis statik nonlinier (pushover) dengan metode Applied Technology Council (ATC) 40. Hasil analisis menunjukan bahwa simpangan antar lantai tingkat desain (Δ) struktur bangunan model kolom 1 dan model kolom 2 melebihi simpangan antar lantai tingkat ijin (Δa), sehingga struktur model kolom 1 dan 2 tidak memenuhi syarat kekakuan. Sedangkan struktur bangunan model kolom 3 memenuhi syarat kekakuan karena simpangan antar lantai tingkat desain (Δ) tidak melebihi simpangan antar lantai tingkat ijin (Δa). Dengan luas penampang yang sama, struktur bangunan model kolom 3 lebih kaku daripada kolom yang biasa dipakai pada umumnya. Hal ini disebabkan karena kolom dengan bentuk penampang pipih memiliki nilai inersia yang lebih besar dari kolom persegi pada umumnya. Analisis pushover berdasarkan ATC-40 diperoleh hasil kinerja struktur bangunan untuk model kolom 3 menghasilkan kategori kinerja struktur Immediaite Occupancy (IO). Kata kunci : Desain Bangunan Minimalis, Kolom Pipih, Analisis Gaya Statik Ekuivalen, Analisis Pushover ATC 40.

Actions (login required)

View Item