SIMORANGKIR, DAVID PARDAMEAN (2019) ETNISITAS DAN KEPEMIMPINAN DALAM FILM “A MAN CALLED AHOK” (Studi Resepsi Khalayak Karyawan Ber-KTP DKI Jakarta). S2 thesis, Universitas Mercu Buana Jakarta.
|
Text (HAL COVER)
Halaman Judul.pdf Download (82kB) | Preview |
|
|
Text (ABSTRAK)
Abstrak.pdf Download (105kB) | Preview |
|
|
Text (LEMBAR PERNYATAAN)
Surat Pernyataan.pdf Download (104kB) | Preview |
|
|
Text (LEMBAR PENGESAHAN)
Lembar Pengesahan.pdf Download (227kB) | Preview |
|
|
Text (KATA PENGANTAR)
Kata Pengantar.pdf Download (69kB) | Preview |
|
|
Text (DAFTAR ISI)
Daftar Isi.pdf Download (68kB) | Preview |
|
Text (BAB I)
Bab 1.pdf Restricted to Registered users only Download (92kB) |
||
Text (BAB II)
Bab 2.pdf Restricted to Registered users only Download (187kB) |
||
Text (BAB III)
Bab 3.pdf Restricted to Registered users only Download (114kB) |
||
Text (BAB IV)
Bab 4.pdf Restricted to Registered users only Download (288kB) |
||
Text (BAB V)
Bab 5.pdf Restricted to Registered users only Download (71kB) |
||
Text (DAFTAR PUSTAKA)
Daftar Pustaka.pdf Restricted to Registered users only Download (89kB) |
||
Text (LAMPIRAN)
Lampiran.pdf Restricted to Registered users only Download (750kB) |
Abstract
"A Man Called Ahok" is a national film that aired in 2018 and was directed by Putrama Tuta. The film is based on the book "A Man Called # Ahok: A Piece of the Story of Struggle & Sincerity" by Rudi Valinka, which tells the life of Basuki Tjahaja Purnama, or Ahok, in East Belitung. This research seeks to answer the following research questions: 1) What is the audience reception expected by the film maker of "A Man Called Ahok"?; 2) How is the public reception for the film "A Man Called Ahok"?; 3) Are there differences in reception between audiences of Chinese ethnicity and Indigenous ethnicity?; 4) Did the film "A Man Called Ahok" cause a change in the audience's view of Basuki Tjahaja Purnama? This research uses audience reception analysis method with qualitative approach, using data collection techniques of in-depth interview with the film director, Putrama Tuta, as well as online interviews with 20 Jakarta City employees who are divided into four categories, namely: Chinese ethnic men; Chinese ethnic women; Indigenous ethnic men; and, Indigenous ethnic women. The results showed that: 1) The audience reception expected by Putrama Tuta was so that the film could influence children to someday impact society, and that fathers were moved to educate their children as Ahok's father did; 2) Audience reception falls under the Negotiation category; 3) There is no significant difference between audiences of Chinese ethnicity and indigenous ethnicity in terms of the reception of the film "A Man Called Ahok"; 4) The four informant groups did not feel a change in their views of Ahok after watching the film "A Man Called Ahok". The results of this study were analyzed using the perspectives of Encoding-Decoding Theory by Stuart Hall. Keywords: “A Man Called Ahok”, reception analysis, Ahok, Encoding-Decoding Theory “A Man Called Ahok” adalah sebuah film nasional yang tayang pada tahun 2018 dan disutradarai oleh Putrama Tuta dan dibuat berdasarkan pada buku “A Man Called #Ahok: Sepenggal Kisah Perjuangan & Ketulusan” karya Rudi Valinka yang mengisahkan kehidupan Basuki Tjahaja Purnama, atau Ahok, di Belitung Timur. Yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1) Bagaimanakah resepsi khalayak yang diharapkan oleh pembuat film “A Man Called Ahok”?; 2) Bagaimana resepsi publik terhadap film “A Man Called Ahok”?; 3) Apakah terdapat perbedaan resepsi antara khalayak beretnisitas Tionghoa dan beretnisitas Pribumi?; 4) Apakah film “A Man Called Ahok” menyebabkan perubahan dalam pandangan khalayak terhadap Basuki Tjahaja Purnama? Penelitian ini menggunakan metode analisis resepsi khalayak dengan pendekatan kualitatif, dan menggunakan teknik pengumpulan data wawancara mendalam dengan sutradara Putrama Tuta dan wawancara online dengan 20 khalayak karyawan ber�KTP DKI Jakarta yang dibagi menjadi empat kategori, yaitu: Laki-laki beretnisitas Tionghoa; Perempuan beretnisitas Tionghoa; Laki-laki beretnisitas Pribumi; dan, Perempuan beretnisitas Pribumi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) Resepsi khalayak yang diharapkan oleh Putrama Tuta adalah agar film tersebut dapat mempengaruhi anak-anak untak menjadi orang yang memiliki dampak pada masyarakat, dan agar para ayah tergerak untuk mendidik anaknya seperti ayah Ahok; 2) Resepsi khalayak termasuk dalam kategori Negosiasi; 3) Tidak terdapat perbedaan signifikan antara khalayak beretnisitas Tionghoa dan beretnisitas pribumi dalam hal resepsi terhadap film “A Man Called Ahok”; 4) Keempat grup informan tidak merasakan adanya perubahan dalam pandangan mereka mengenai Ahok setelah menonton film “A Man Called Ahok”. Hasil penelitian dianalisa menggunakan perspektif Teori Encoding-Decoding oleh Stuart Hall. Kata kunci: “A Man Called Ahok”, analisis resepsi, Ahok, Teori Encoding-Decoding
Actions (login required)
View Item |