HERAWATI, RENI (2014) REPRESENTASI KORUPSI DALAM KARTUN EDITORIAL (Analisis Semiotika Roland Barthes Pada Kabar Bang One tvOne edisi Apa Kata Dunia..?). S2 thesis, Universitas Mercu Buana Jakarta-Menteng.
|
Text (Cover)
Hal cover.pdf Download (584kB) | Preview |
|
|
Text (Abstrak)
abstrak.pdf Download (215kB) | Preview |
|
Text (Bab 1)
BAB I.pdf Restricted to Registered users only Download (165kB) |
||
Text (Bab 2)
BAB 2.pdf Restricted to Registered users only Download (288kB) |
||
Text (Bab 3)
BAB 3.pdf Restricted to Registered users only Download (168kB) |
||
Text (Bab 4)
BAB 4.pdf Restricted to Registered users only Download (1MB) |
||
Text (Bab 5)
BAB 5.pdf Restricted to Registered users only Download (153kB) |
||
Text (Daftar Pustaka)
DAFTAR PUSTAKA DAN LAMPIRAN.pdf Restricted to Registered users only Download (329kB) |
Abstract
Corruption becomes a matter of mass media news coverage of both print and electronic. The theme of corruption is increasingly interesting to be consumed by audiences, it's stages peeled and packaged by media as a form of information about the legal case that happening and usually involves the congress, government, and private parties. The latest corruption case involving the Court of Indonesia which is called the Constitutional Court. Corruption involving the highest judicial institution show a new picture that corruption is wide spreading in Indonesia. tvOne News makes the corruption case of bribery by Akil Mochtar, the constitutional court Deputy Chairman became the theme of the editorial cartoon entitled "Apa Kata Dunia. ..?" This research method using qualitative approaches with critical paradigm using analysis of semiotics Roland Barthes, to find meaning in denotative, connotative and the myth of the corruption that the cartoon-making behind. The object of the research is the editorial cartoon News Bang One tvOne about the case of bribery Mochtar Deputy entitled “Apa Kata Dunia..?. The results showed that this editorial cartoon theme of corruption cases involving the legislative, Executive and judicial. But the cartoon's contents shows that corruption become the action of group of government. A plurality of perpetrators of corruption not described clearly in this cartoon. Perpetrators of corruption symbolized by animals are mice and have properties that are identical to the animal. The use of rats in this cartoon also used the media to draw attention to the audience and in the interest of business. Keywords: corruption, congress, semiotics Korupsi menjadi materi pemberitaan media massa baik cetak maupun elektronik. Tema korupsi kian menarik untuk dikonsumsi khalayak, karena tahapan-tahapan kasus tersebut dikupas dan dikemas media sebagai bentuk informasi tentang kasus hukum yang tengah terjadi dan biasanya melibatkan pejabat baik perwakilan rakyat di DPR, pejabat di pemerintahan hingga pihak swasta. Kasus korupsi yang terkini adalah melibatkan petinggi di lembaga pengadilan di Indonesia yakni Mahkamah Konstitusi. Korupsi yang melibatkan pejabat di sebuah lembaga peradilan tertinggi negara menunjukkan gambaran baru, bahwa korupsi kian berkembang pesat di Indonesia. Stasiun televisi berita tvOne menjadikan kasus korupsi suap Ketua MK Akil Mochtar menjadi tema pemberitaan yang disajikan dalam bentuk kartun editorial berjudul “Apa Kata Dunia..?” Penelitian ini menggunakan metode paradigma kritis dengan pendekatan kualitatif menggunakan analisa semiotika Roland Barthes, untuk menemukan makna denotatif, konotatif dan mitos korupsi yang melatarbelakangi pembuatan kartun tersebut. Objek penelitian ini adalah kartun editorial Kabar Bang One tvOne tentang kasus suap Akil Mochtar yang berjudul Apa Kata Dunia..?. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kartun editorial ini mengangkat tema kasus korupsi yang melibatkan oknum pejabat di lembaga Legislatif, Eksekutif dan Yudikatif. Namun dalam isi kartun ini lebih menonjolkan praktik korupsi menjadi kejahatan berjamaah yang dilakukan lembaga pemerintahan. Oknum pelaku korupsi tidak digambarkan jelas dalam kartun ini. Pelaku korupsi disimbolkan dengan binatang tikus dan memiliki sifat yang identik dengan binatang tersebut. Penggunaan tikus dalam kartun ini juga digunakan media untuk menarik perhatian penonton dan demi kepentingan bisnis. Kata Kunci: korupsi, representasi, semiotika
Item Type: | Thesis (S2) |
---|---|
Call Number CD: | CDT-552-14-019 |
Call Number: | TK/52/14/107 |
NIM/NIDN Creators: | 55211120052 |
Uncontrolled Keywords: | Korupsi, Representasi, Semiotika, MEDIA, manajemen bisnis dan industri media |
Subjects: | 300 Social Science/Ilmu-ilmu Sosial > 300. Social Science/Ilmu-ilmu Sosial > 302 Social Interaction, Interpersonal Relations/Interaksi Sosial, Hubungan Antarpersonal > 302.2 Communication/Komunikasi |
Divisions: | Pascasarjana > Magister Ilmu Komunikasi |
Depositing User: | Admin Perpus UMB |
Date Deposited: | 15 Oct 2014 13:06 |
Last Modified: | 27 Jun 2022 07:27 |
URI: | http://repository.mercubuana.ac.id/id/eprint/14049 |
Actions (login required)
View Item |