MUHAMAD, MARDIANA (2023) PERANCANGAN BANGUNAN KANTOR SEWA DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR BIOFILIK. S1 thesis, Universitas Mercu Buana Jakarta.
|
Text (COVER)
1. COVER.pdf Download (18MB) | Preview |
|
|
Text (ABSTRAK)
2. ABSTRAK.pdf Download (80kB) | Preview |
|
Text (BAB I)
3. BAB I.pdf Restricted to Registered users only Download (263kB) |
||
Text (BAB II)
4. BAB II.pdf Restricted to Registered users only Download (4MB) |
||
Text (BAB III)
5. BAB III.pdf Restricted to Registered users only Download (1MB) |
||
Text (BAB IV)
6. BAB IV.pdf Restricted to Registered users only Download (302kB) |
||
Text (BAB V)
7. BAB V.pdf Restricted to Registered users only Download (581kB) |
||
Text (DAFTAR PUSTAKA)
8. DAFTAR PUSTAKA.pdf Restricted to Registered users only Download (93kB) |
||
Text (LAMPIRAN)
9. LAMPIRAN.pdf Restricted to Registered users only Download (52MB) |
Abstract
As the world’s fourth largest populous nation, Indonesia is predicted to reach the height of its so-called demographic dividend between 2020 and 2030 when the share of population in working ages will be at its highest level and the potential. Indonesia's demographic dividend period coincides with the growing challenges of climate change. Climate change can have direct and indirect impacts on physical and mental health. In order to giving respons for these several problems the design of the office building using biophilic and green architecture. The integration of biophilic and green architecture into office buildings represents a response to the need for sustainable and climate-resilient infrastructure. By designing offices with features like green roofs, natural ventilation, and energyefficient systems, the building can reduce its carbon footprint while providing a healthier and more productive workspace for its growing workforce. Technological innovations, such as renewable energy systems and smart building technologies, can further enhance the sustainability and resilience of office buildings. The use of empathy in design means considering not only the practical aspects but also the emotional and psychological well-being of occupants, which can contribute to better mental health. In summary, Indonesia's demographic dividend period coincides with the growing challenges of climate change. Embracing biophilic and green architecture in office building design is a proactive response to these challenges. It promotes sustainability, reduces environmental impact, and supports the physical and mental well-being of the workforce, ultimately contributing to a more resilient and sustainable future for the nation. Keywords: Bonus Demographi, Climate Change, Mental Health, Office, Biophilic Sebagai negara berpenduduk terbesar keempat di dunia, Indonesia diperkirakan akan mencapai puncak yang disebut bonus demografi antara tahun 2020 dan 2030 ketika pangsa penduduk usia kerja akan berada pada tingkat tertinggi dan potensial. Periode bonus demografi Indonesia bertepatan dengan meningkatnya tantangan perubahan iklim. Perubahan iklim dapat berdampak langsung dan tidak langsung terhadap kesehatan fisik dan mental. Untuk menjawab beberapa permasalahan tersebut dilakukan perancangan gedung perkantoran dengan menggunakan arsitektur biofilik dan hijau. Integrasi arsitektur biofilik dan hijau ke dalam gedung perkantoran merupakan tanggapan terhadap kebutuhan akan infrastruktur yang berkelanjutan dan tahan iklim. Dengan merancang kantor dengan fitur-fitur seperti atap hijau, ventilasi alami, dan sistem hemat energi, bangunan tersebut dapat mengurangi jejak karbon sambil menyediakan ruang kerja yang lebih sehat dan produktif bagi tenaga kerjanya yang terus bertambah. Inovasi teknologi, seperti sistem energi terbarukan dan teknologi gedung pintar, dapat lebih meningkatkan keberlanjutan dan ketahanan gedung perkantoran. Penggunaan empati dalam desain berarti mempertimbangkan tidak hanya aspek praktis tetapi juga kesejahteraan emosional dan psikologis penghuni, yang dapat berkontribusi pada kesehatan mental yang lebih baik. Singkatnya, periode bonus demografi Indonesia bertepatan dengan meningkatnya tantangan perubahan iklim. Merangkul arsitektur biofilik dan hijau dalam desain gedung perkantoran adalah respons proaktif terhadap tantangan ini. Ini mempromosikan keberlanjutan, mengurangi dampak lingkungan, dan mendukung kesejahteraan fisik dan mental tenaga kerja, yang pada akhirnya berkontribusi pada masa depan bangsa yang lebih tangguh dan berkelanjutan. Kata Kunci: Bonus Demografi, Perubahan Iklim, Kesehatan Mental, Perkantoran, Biofilik
Actions (login required)
View Item |