ARYADI, ARYADI (2008) USULAN IPLEMENTASI SIX SIGMA DI PT GAJAH TUNGGAL Tbk. S1 thesis, Universitas Mercu Buana Jakarta.
|
Text (HAL COVER)
COVER SAMPAI DAFT.LAMPIRAN.pdf Download (232kB) | Preview |
|
Text (BAB I)
BAB I.pdf Restricted to Registered users only Download (68kB) |
||
Text (BAB II)
BAB II.pdf Restricted to Registered users only Download (127kB) |
||
Text (BAB III)
BAB III.pdf Restricted to Registered users only Download (156kB) |
||
Text (BAB IV)
BAB IV.pdf Restricted to Registered users only Download (295kB) |
||
Text (BAB V)
BAB V.pdf Restricted to Registered users only Download (186kB) |
||
Text (BAB VI)
BAB VI.pdf Restricted to Registered users only Download (68kB) |
Abstract
Six Sigma ya pada tahun 1980-an erupakan sebuah sistem yang komprehensif dan fleksibel untuk mencapai sukses isnis. PT AN IPLEMENTA ng dikembangkan oleh Motorola mb . Gajah Tunggal Tbk. Plant D Radial dengan merek dagang “GT. Radial” merupakan perusahaan pembuatan produk karet, yang dalam proses bisnisnya masih banyak memiliki kendala-kendala yang harus ditangani dengan baik. Maka penerapan metode Six Sigma dalam perbaikan proses sangat diperlukan untuk meningkatkan kinerja perusahaan. Proses pembuatan Ban Radial kode A253 memililiki proses yang cukup panjang. Oleh karena itu itu perusahaan membagi proses kedalam 4 departmen yaitu : Mateial, Building, Curing dan Che cking Inspection. Cacat yang terjadi pada Proses Curing memberikan kontribusi COPQ yang paling besar yaitu 46.3% terhadap COPQ total. Hal ini menjadikan suatu pertimbangan untuk lebih memprioritaskan Proses Curing dalam proyek Six Sigma yang dilakukan. Performansi Proses Curing pembuatan ban Kode A253 sebesar 476 DPMO dengan 4,80 sigma, apabila dibandingkan dengan rata-rata industri Indonesia (≥ 100.000 DPMO dengan 2-3 sigma) maka Gajah Tunggal telah memiliki nilai yang lebih tinggi dari rata-rata perusahaan Indonesia. Tetapi walaupun demikian proses tetap harus diadakan perbaikan sehingga mencapai target yaitu 3,4 DPMO dengan tingkat 6-sigma. Faktor permasalahan yang beresiko paling tinggi pada Proses Curing pembuatan ban Kode A253 adalah cacat Inner Paste (IP), cacat Damage (DMG), cacat Snag (Snag), dan cacat Kinked Bead (KB) karena memiliki nilai RPN terbesar yaitu 72. Usulan terhadap empat jenis cacat tersebut adalah : peningkatan kinerja sistem kontrol mesin curing, penanganan dan penyimpanan green tire sebelum proses, penanganan blader, pelatihan karyawan, penanganan bl ader vakum, penanganan mold, penanganan vakum blader lambat, penanganan unloader off centre, penambahan jumlah operator, penanganan PCI up terus, pemasangan genset, dan penanganan konveyer. Perusahaan pada saat ini menggunakan 0.4726% dari penjualan untuk membiayai kegagalan kualitas (COPQ). Perbaikan proses curing akan meningkatkan tingkat sigma sehingga akan menurunkan aliran uang untuk COPQ itu sampai tingkat 0.0034% dari penjualan yaitu pada tingkat 6-sigma. Niali COPQ Ban Radial Kode A253 yang dapat dikembalikan ke kas pada tingkat 6-sigma sebesar Rp249.532.800.- per tahun. Sedangkan COPQ untuk semua produk yang dapat dikembalikan ke kas pada tingkat 6-sigma sebesar Rp14.722.435.200,- per tahun. Kata kunci: Pengendalian kualitas, Six Sigma, Cost of Poor Quality
Actions (login required)
View Item |