NUGROHO, NUGROHO (2008) MATRIX 5 ELEMEN IMS SEBAGAI ALTERNATIF SOLUSI MASALAH PROSES PRODUKSI DI PERUSAHAAN FARMASI (studi kasus PT. Schering Indonesia). S2 thesis, Universitas Mercu Buana Jakarta-Menteng.
|
Text (Cover)
COVER.doc.pdf Download (179kB) | Preview |
|
|
Text (Bab 1 - 6)
ISI.doc.pdf Download (245kB) | Preview |
|
Text (Lampiran)
Lampiran - lampiran.doc.pdf Restricted to Registered users only Download (2MB) |
Abstract
Didalam proses produksi PT Schering Indonesia yang menerapkan IMS (integrated management system) ditemukan adanya deviasi, yaitu konduktifitas air murni dan paparan hormon EE di udara ruang produksi yang juga melebihi persyaratan. Kir murni yang digunakan saat ini adalah standar Eropa (European Pharmacopoeia) pada 20°C: ≤ 4.3 μS/cm. Nilai ini selalu terpenuhi. Namun untuk rencana ekspor produk PTSI ke Amerika Serikat, standar Amerika (US Pharmacopoeia) dengan standar yang lebih ketat yaitu pada 20°C: ≤ 1.1 μS/cm harus dipenuhi. mempunyai beberapa parameter. Untuk parameter konduktifitas, hal ini akan menjadi masalah apabila produk akan di ekspor ke Amerika Serikat (Masalah bahan - bahan).Hormon EE sebagai zat aktif dalam produksi di PTSI mempunyai efek negatif, yaitu tumbuhnya jaringan ditubuh operator pria yang terpapar dan terganggu system reproduksi operator pria. Oleh karena itu paparan diudara ruang produksi dimonitor, dan nilainya harus ≤ 0.1 μg/m3 . Tujuan karya akhir ini adalah memberikan analisa solusi terhadap masalah tersebut berdasarkan matriks 5 elemen IMS yaitu proses, prosedur, personil (sumber daya manusia), manajemen sumber daya (sistem infrastruktur dan peralatan) dan monitoring. Karena permasalahannya adalah kausal asosiatif, maka yang diteliti adalah penyebab dari masalah tersebut. Untuk data – data monitoring dan data – data IMS, diperoleh dari PT Schering Indonesia (data primer). Setelah itu dilakukan analisa untuk tiap – tiap masalah berdasarkan 5 elemen IMS yaitu proses, prosedur, personil (sumber daya manusia), manajemen sumberdaya (infrastruktur dan peralatan) serta monitoring. Dari hasil analisa bisa disimpulkan, dimana adanya room for improvement, yaitu dimana mutu proses dapat lebih ditingkatkan lagi. Abstract In the PTSI business process, which is practicing IMS, deviations related to these are found : over limits purified water conductivity and EE airborne dust in the production areas. The European Pharmacopoeia has the limit of ≤ 4.3 μS/cm (20°C) for purified water conductivity. This limit can be complied. The US Pharmacopoeia has the limit of ≤ 1.1 μS/cm (20°C). For the future plan to export to USA, this must be fulfilled. EE hormone as a active substance, has the negative effect to the male operator, such as the reproduction system (infertile). Therefore the content of this hormone must be monitored (≤ 0.1 μg/m3 ). The objective of this thesis is to give an alternative solution to all these problems based on 5 element matrix (procedure, process, personnel, resources and monitoring). This causal associative research need a solution of this problem. The monitoring data and IMS come from the PTSI as primary data. As a result, there is still room for improvement for the two problems.
Item Type: | Thesis (S2) |
---|---|
Call Number CD: | CDT-551-08-018 |
NIM/NIDN Creators: | 5510411-058 |
Uncontrolled Keywords: | MPO, Manajemen oprasional |
Subjects: | 600 Technology/Teknologi > 650 Management, Public Relations, Business and Auxiliary Service/Manajemen, Hubungan Masyarakat, Bisnis dan Ilmu yang Berkaitan > 658 General Management/Manajemen Umum |
Divisions: | Pascasarjana > Magister Manajemen |
Depositing User: | MELATI CAHYA FITRIANI |
Date Deposited: | 23 May 2022 06:14 |
Last Modified: | 15 Jul 2022 03:45 |
URI: | http://repository.mercubuana.ac.id/id/eprint/61552 |
Actions (login required)
View Item |