SYAHPUTRA, DEDI KURNIA (2012) FENOMENA GOLPUT DI MEDIA MASSA (KAJIAN PERBANDINGAN FRAMING ROBERT N.ENTMAN TERHADAP PEMBERITAAN GOLPUT TAHUN 2009 DI HARIAN RAKYAT MERDEKA DAN REPUBLIKA). S2 thesis, Universitas Mercu Buana Jakarta.
|
Text (COVER)
COVER.pdf Download (2MB) | Preview |
|
|
Text (BAB I)
BAB I.pdf Restricted to Registered users only Download (4MB) |
||
|
Text (BAB II)
BAB II.pdf Restricted to Registered users only Download (7MB) |
||
|
Text (BAB III)
BAB III.pdf Restricted to Registered users only Download (1MB) |
||
|
Text (BAB IV)
BAB IV.pdf Restricted to Registered users only Download (8MB) |
||
|
Text (BAB V)
BAB V.pdf Restricted to Registered users only Download (1MB) |
||
|
Text (DAFTAR PUSTAKA)
DAFTAR PUSTAKA.pdf Restricted to Registered users only Download (1MB) |
Abstract
Media merupakan refleksi realitas demokrasi yang menjadi acuan penting Negara berazas keadilan. Di dalamnya terdapat momentum kebebasan pers yang berafiliasi pada sistem tanggung jawab sosial. Selain itu, pers merupakan satu di antara kekuatan nyata infrastruktur politik yang selalu menyumbang perspektif di setiap ruang perjalanan bangsa dan negara. Industri media bersinergi dengan dialektika percaturan politik sepanjang masa. Menurut Pamela J. Shoemaker dan Stephen D Reese dalam bukunya Mediating the Message: Theories of Influence on Mass Media Content (1991:121), ada lima faktor dalam hierarki pengaruh yang membentuk politik media. Pertama, Individu pekerja media. Kedua, Rutinitas media yang terkait dengan ritme kerja dan publikasi informasi. Ketiga, Kebijakan organisasional (ownership). Keempat, Ekstra media, hal ini terkait posisi pemerintah dan kelompok kepentingan. Media, sekali lagi merupakan entitas yang sangat penting dalam sistem demokrasi. Karenanya, setiap perubahan era politik, media harus ber-penetrasi secara tepat. Kelima, Faktor ideologi media yang dominan. Gebner menjelaskan dalam buku Boyd-Barret, Approach to Media: a Reader (1995), memperkenalkan konsep resonansi. Kondisi ini terjadi saat media massa dan realitas sebenarnya menghasilkan koherensi powerfull, sehingga menciptakan realitas baru yang mirip dengan realitas sebenarnya. Penelitian ini menggunakan metode Analisis Framing melalui paradigma konstruktifis. Analisis framing sendiri memiliki berbagai macam model, namun dalam penelitian ini digunakan model Robert N. Entman. Entman melihat framing dalam dua dimensi besar seleksi isu dan penonjolan aspek dari realitas. Paradigma Konstuktivis memberikan perhatian pada wacana umum yang ada di tengah masyarakat karena wacana membentuk dan merefleksikan keyakinan, kepentingan dan mempertahankan norma-norma dan nilai-nilai yang melandasi masyarakat untuk bertindak. Harian Umum Rakyat Merdeka memiliki karakteristik kemasan yang berbeda dengan Republika, secara teori Rakyat Merdeka didominasi kebijakan redaksional berlandaskan odeologi, yakni media yang berdiri sebagai penyeimbang kebijakan pemerintah. Sementara itu, harian Republika mengemas berita lebih condong pada pemerintah. Dengan penonjolan isu membangun kesan baik terhadap kebijakan pemerintah, dalam hal ini adalah KPU. Faktor Ideologi juga turut mempengaruhi kemasan keduanya. Kajian pustaka yang digunakan dalam penelitian ini adalah Media Massa dan Konstruksi Realitas, Media dan Berita dilihat dari Pandangan Konstruktifis, Berita Sebagai Hasil Konstruksi Realitas, Wartawan Sebagai Agen Konstruksi Realitas, Ideologi Institusi Media, Analisis Framing termasuk Paradigma Konstruktifis, Analisis Framing dan Perangkat Framing Robert N. Entman.
| Item Type: | Thesis (S2) |
|---|---|
| NIM/NIDN Creators: | 55210110027 |
| Divisions: | Pascasarjana > Magister Ilmu Komunikasi |
| Depositing User: | Dede Muksin Lubis |
| Date Deposited: | 20 Oct 2025 02:26 |
| Last Modified: | 20 Oct 2025 02:26 |
| URI: | http://repository.mercubuana.ac.id/id/eprint/99495 |
Actions (login required)
![]() |
View Item |
