ANALISIS PENGARUH DILATASI TERHADAP GAYA GEMPA PADA BANGUNAN GEDUNG BERLAYOUT L MENGGUNAKAN ETABS

RAMADHAN, MUHAMMAD HEFRIANSYAH (2025) ANALISIS PENGARUH DILATASI TERHADAP GAYA GEMPA PADA BANGUNAN GEDUNG BERLAYOUT L MENGGUNAKAN ETABS. S1 thesis, Universitas Mercu Buana Jakarta.

Preview	Text (HAL COVER) 01 COVER.pdf Download (507kB) | Preview
	Text (BAB I) 02 BAB 1.pdf Restricted to Registered users only Download (155kB)
	Text (BAB II) 03 BAB 2.pdf Restricted to Registered users only Download (404kB)
	Text (BAB III) 04 BAB 3.pdf Restricted to Registered users only Download (265kB)
	Text (BAB IV) 05 BAB 4.pdf Restricted to Registered users only Download (1MB)
	Text (BAB V) 06 BAB 5.pdf Restricted to Registered users only Download (145kB)
	Text (DAFTAR PUSTAKA) 07 DAFTAR PUSTAKA.pdf Restricted to Registered users only Download (132kB)
	Text (LAMPIRAN) 08 LAMPIRAN.pdf Restricted to Registered users only Download (229kB)

Abstract

Buildings with asymmetrical shapes such as L-shaped layouts tend to experience significant torsional forces during earthquakes due to the misalignment between the center of mass and the center of rigidity. One solution to mitigate these effects is the implementation of a structural separation system, known as dilatation. This study aims to analyze the impact of applying a dilatation system on the structural response of asymmetrical buildings, focusing on base shear, inter-story drift, torsion, and the required separation distance. The research method uses a numerical approach through ETABS v.19 software, based on SNI 1726:2019 and SNI 2847:2019 standards. The case study involves a 7-story hospital building with an L-shaped layout, analyzed under two conditions: without dilatation (model 1) and with a two-column dilatation system (models 1a and 1b). The results show that the application of a dilatation system effectively reduces interstory drift in asymmetrical buildings. In the model without dilatation, some floors exceeded the maximum drift limits specified by SNI, particularly on the 3rd floor in the X-direction and the 2nd and 3rd floors in the Y-direction. In contrast, all floors in the dilated model met the required limits. The calculated minimum separation distance to prevent pounding between adjacent structures is 60 mm, while the initial design assumption of 150 mm was proven to be safe. Although the reduction in torsional values is not significant in absolute terms, it consistently occurs across all floors, contributing to better lateral stability. Overall, the use of a dilatation system improves the structural performance under seismic loads in terms of both drift and torsion, and is therefore highly recommended for buildings with irregular configurations. Keywords: Asymmetrical Building, Dilatation, Earthquake Load, Inter-Story Drift, Torsion Bangunan gedung dengan bentuk tidak simetris seperti layout L cenderung mengalami gaya torsi besar saat terjadi gempa akibat ketidaksejajaran antara pusat massa dan pusat kekakuan. Salah satu solusi untuk mengurangi dampak tersebut adalah dengan menerapkan sistem dilatasi sebagai pemisah struktur. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh penerapan sistem dilatasi terhadap respons struktur bangunan tidak simetris, khususnya pada gaya geser dasar, simpangan antar lantai, torsi, dan jarak aman dilatasi. Metode penelitian dilakukan dengan pendekatan numerik menggunakan perangkat lunak ETABS v.19, mengacu pada SNI 1726:2019 dan SNI 2847:2019. Pemodelan dilakukan pada bangunan rumah sakit 7 lantai berlayout L, yang dianalisis dalam dua kondisi, yaitu tanpa dilatasi (model 1) dan dengan sistem dilatasi dua kolom (model 1a dan 1b). Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan sistem dilatasi terbukti dapat mengurangi simpangan antar lantai pada bangunan tidak simetris. Pada bangunan tanpa dilatasi, beberapa lantai tidak memenuhi batas simpangan maksimum sesuai SNI, yaitu terjadi pada lantai 3 arah-X dan lantai 2 serta 3 arah-Y. Sementara itu, bangunan dengan dilatasi memenuhi syarat pada seluruh lantai. Perhitungan juga menunjukkan bahwa jarak minimum dilatasi untuk menghindari tumbukan antar bangunan adalah 60 mm, sedangkan asumsi awal 150 mm terbukti sudah aman. Penurunan nilai torsi akibat dilatasi memang tidak besar secara absolut, namun konsisten terjadi di semua lantai dan berkontribusi pada stabilitas lateral struktur. Secara keseluruhan, penerapan sistem dilatasi memberikan kinerja struktur yang lebih baik terhadap beban gempa, baik dari segi simpangan maupun torsi, sehingga sangat direkomendasikan untuk bangunan dengan konfigurasi tidak simetris. Kata kunci: Bangunan Tidak Simetris, Dilatasi, Gaya Gempa, Simpangan Antar Lantai, Torsi

Item Type:	Thesis (S1)
Call Number CD:	FT/SIP. 25 141
NIM/NIDN Creators:	41121010040
Uncontrolled Keywords:	Bangunan Tidak Simetris, Dilatasi, Gaya Gempa, Simpangan Antar Lantai, Torsi
Subjects:	600 Technology/Teknologi > 620 Engineering and Applied Operations/Ilmu Teknik dan operasi Terapan > 624 Civil Engineering/Teknik Sipil 600 Technology/Teknologi > 690 Buildings/Teknik Bangunan > 690.1-690.9 Standard Subdivisions of Planning, Anaysis, Engineering Design/Subdivisi Standar Dari Perencanaan, Analisa dan Teknik Bangunan > 690.1 Structural Elements/Struktur Bahan Dasar Teknik Bangunan
Divisions:	Fakultas Teknik > Teknik Sipil
Depositing User:	khalimah
Date Deposited:	22 Sep 2025 07:17
Last Modified:	22 Sep 2025 07:17
URI:	http://repository.mercubuana.ac.id/id/eprint/98309

Actions (login required)

View Item