MAULIDYA, ANNISA THENALIS (2024) HUBUNGAN REGULASI EMOSI DENGAN ALEXITHYMIA PADA REMAJA AKHIR PENYINTAS KEKERASAN DALAM BERPACARAN. S1 thesis, Universitas Mercu Buana Jakarta.
|
Text (HAL COVER)
01 COVER.pdf Download (695kB) | Preview |
|
Text (BAB I)
02 BAB 1.pdf Restricted to Registered users only Download (187kB) |
||
Text (BAB II)
03 BAB 2.pdf Restricted to Registered users only Download (275kB) |
||
Text (BAB III)
04 BAB 3.pdf Restricted to Registered users only Download (268kB) |
||
Text (BAB IV)
05 BAB 4.pdf Restricted to Registered users only Download (309kB) |
||
Text (BAB V)
06 BAB 5.pdf Restricted to Registered users only Download (171kB) |
||
Text (DAFTAR PUSTAKA)
07 DAFTAR PUSTAKA.pdf Restricted to Registered users only Download (209kB) |
||
Text (LAMPIRAN)
08 LAMPIRAN.pdf Restricted to Registered users only Download (1MB) |
Abstract
ABSTRACT Alexithymia is commonly observed in adolescents. Cognitive deficits often occur in individuals aged 12 to 23 years as they try to identify, understand, and express their emotions. Additionally, some adolescents experience dating violence; in America, for example, more than 51.8% of 5,647 adolescents aged 13-18 years have encountered dating violence. The way individuals cope with and regulate their emotions in response to such violence is crucial. Therefore, this study focuses on examining the relationship between alexithymia and emotion regulation among late adolescents in DKI Jakarta. The research method used is quantitative with Spearman Correlation technique. Sampling was carried out using accidental sampling, resulting in a sample size of 260. Alexithymia was measured using the Toronto Alexithymia Scale (Taylor, Parker & Bagby, 1994), and emotion regulation was assessed using the Emotion Regulation Questionnaire (Gross & John, 2003). The results indicate a positive relationship between alexithymia and emotion regulation, meaning that higher levels of alexithymia are associated with higher levels of emotion regulation, and vice versa. ABSTRAK Alexithymia umumnya terjadi pada remaja. Defisit kognitif cenderung terjadi pada remaja berusia 12 - 23 tahun ketika mereka berusaha untuk mengidentifikasi, memahami, dan mengungkapkan emosi, tidak jarang beberapa remaja juga mengalami kekerasan dalam berpacaran di Amerika sendiri, lebih dari 51,8% dari 5.647 remaja berusia 13-18 tahun mengalami kekerasan dalam pacaran. Cara individu dalam menyikapi serta meregulasi emosinya pada tindak kekerasan tersebut, maka dari itu penelitian ini berfokus pada menguji hubungan antara alexithymia dengan regulasi emosi pada remaja akhir penyintas kekerasan dalam berpacaran. Metode penelitian yang digunakan adalah kuantitatif dengan teknik korelasi Spearman Correlation. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik accidental sampling dan memperoleh sampel sebanyak 260. Pengukuran alexithymia menggunakan Toronto Alexithymia Scale dari (Taylor, Parker & Bagby, 1994). Regulasi Emosi menggunakan Emotion Regulation Questionnaire oleh ( Gross & John, 2003). Hasil penelitian menujukkan adanya hubungan positif antara alexithymia dengan regulasi emosi, yang artinya semakin tinggi tingkat alexithymia maka akan semakin tinggi juga tingkat regulasi emosi begitu juga dengan sebaliknya.
Item Type: | Thesis (S1) |
---|---|
Call Number CD: | FP/PSI. 24 125 |
NIM/NIDN Creators: | 46120010124 |
Uncontrolled Keywords: | Alexithymia, Regulasi Emosi, Remaja Akhir, Penyintas Kekerasan dalam Berpacaran |
Subjects: | 100 Philosophy and Psychology/Filsafat dan Psikologi > 120 Epistemology/Epistemologi > 128 Humankind/Filsafat Kehidupan Manusia > 128.3 Attributes and Faculties/Atribut dan Fakultas > 128.37 Emotion/Emosi 100 Philosophy and Psychology/Filsafat dan Psikologi > 150 Psychology/Psikologi |
Divisions: | Fakultas Psikologi > Psikologi |
Depositing User: | AFIFAH SALMA RAMADINA |
Date Deposited: | 04 Oct 2024 02:56 |
Last Modified: | 04 Oct 2024 02:56 |
URI: | http://repository.mercubuana.ac.id/id/eprint/92147 |
Actions (login required)
View Item |