UTAMI, FAKHRIA (2021) FENOMENA ADAT PERNIKAHAN DALAM BUDAYA MINANGKABAU. S1 thesis, Universitas Mercu Buana Jakarta.
|
Text (HAL COVER)
01 COVER FAKHRIA UTAMI 44117010013.pdf Download (320kB) | Preview |
|
Text (BAB I)
02 BAB 1 FAKHRIA UTAMI 44117010013.pdf Restricted to Registered users only Download (171kB) |
||
Text (BAB II)
03 BAB 2 FAKHRIA UTAMI 44117010013.pdf Restricted to Registered users only Download (285kB) |
||
Text (BAB III)
04 BAB 3 FAKHRIA UTAMI 44117010013.pdf Restricted to Registered users only Download (168kB) |
||
Text (BAB IV)
05 BAB 4 FAKHRIA UTAMI 44117010013.pdf Restricted to Registered users only Download (195kB) |
||
Text (BAB V)
06 BAB 5 FAKHRIA UTAMI 44117010013.pdf Restricted to Registered users only Download (94kB) |
||
Text (DAFTAR PUSTAKA)
08 DAFTAR PUSTAKA FAKHRIA UTAMI 44117010013.pdf Restricted to Registered users only Download (182kB) |
||
Text (LAMPIRAN)
09 LAMPIRAN FAKHRIA UTAMI 44117010013.pdf Restricted to Registered users only Download (223kB) |
Abstract
Minangkabau is an area that adheres to a matrilineal system that draws lineage from the mother. In Minangkabau custom, the one who has power and responsibility in a household is the mother and according to the Minangkabau custom, the one who propose to propose is not the man or his family, but the woman. So this study aims to describe the experience, awareness, understanding and interpretation of the sources of marriage in Minangkabau culture Phenomenological theory focuses attention on the similarity of life experiences and its purpose is to produce descriptions of the nature of a phenomenon and describe the "life experience" of a phenomenon and social construction theory believes that humans make sense of the world around them through a social process, through their interactions with other people in social groups. This qualitative research uses the constructivism paradigm with the phenomenological method of Alfred Schutz's approach. The subjects in this study consisted of 5 married women using Minangkabau cultural customs. Data collection was carried out by in-depth interviews, documentation, and checking the validity of the data. The results of this study are the roles of mamak and ninik mamak which are very important in decision making, then also the function of betel which is very influential when applying, the steps before the marriage contract starting from marasek, maminang batimbang tando mahanta, manjapuik marapulai to traditional talempong music, don't forget bainai night for large family negotiations, and tabuik drum and plate dance in the implementation of Minangkabau cultural weddings Keywords: Phenomenology, marriage, Minangkabau culture, family Minangkabau adalah daerah yang menganut sistem matrilineal yang menarik garis keturunan dari ibu. Dalam adat Minangkabau, yang berkuasa dan bertanggung jawab dalam sebuah rumah tangga adalah ibu dan menurut adat Minangkabau yang meminang bukan laki-laki atau keluarganya, akan tetapi pihak perempuan. Jadi penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan pengalaman, kesadaran, pemahaman dan pemaknaan narasumber terhadap pernikahan dalam budaya minangkabau Teori fenomenologi memberikan fokus perhatian pada kesamaan pengalaman hidup dan tujuannya untuk menghasilkan deskripsi sifat suatu fenomena dan menggambarkan “pengalaman hidup” suatu fenomena dan teori konstruksi sosial memercayai bahwa manusia memaknai dunia di sekitarnya melalui sebuah proses sosial, melalui interaksinya dengan orang lain dalam kelompok sosial Penelitian kualitatif ini menggunakan paradigma konstruktivisme dengan metode fenomenologi pendekatan milik Alfred Schutz. Subjek dalam penelitian ini berisi 5 orang perempuan yang sudah menikah menggunakan adat budaya minangkabau. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara mendalam, dokumentasi, dan pengecekan keabsahan data. Hasil dari penelitian ini adalah peran mamak dan ninik mamak yang sangat penting dalam pengambilan keputusan, lalu juga fungsi sirih yang sangat berpengaruh saat melamar, step step sebelum akad pernikahan mulai dari marasek, maminang batimbang tando mahanta, manjapuik marapulai hingga musik tradisional talempong, tidak lupa malam bainai untuk perundingan keluarga besar, dan gendang tabuik serta tari piring dalam pelaksanaan pernikahan budaya minangkabau Kata Kunci : Fenomenologi, pernikahan, budaya minangkabau, kekeluargaan
Actions (login required)
View Item |