ANALISIS PERBANDINGAN BIAYA DAN WAKTU PEKERJAAN PONDASI BOREDPILE DENGAN PONDASI MINIPILE PADA PROYEK JEMBATAN PENYEBERANGAN ORANG (JPO) STASIUN LIGHT RAIL TRANSIT (LRT) CIRACAS

AHMAD, FAISAL (2021) ANALISIS PERBANDINGAN BIAYA DAN WAKTU PEKERJAAN PONDASI BOREDPILE DENGAN PONDASI MINIPILE PADA PROYEK JEMBATAN PENYEBERANGAN ORANG (JPO) STASIUN LIGHT RAIL TRANSIT (LRT) CIRACAS. S1 thesis, Universitas Mercu Buana Jakarta.

Preview	Text (HAL COVER) 01 Cover.pdf Download (4MB) | Preview
	Text (BAB I) 02 Bab 1.pdf Restricted to Registered users only Download (618kB)
	Text (BAB II) 03 Bab 2.pdf Restricted to Registered users only Download (1MB)
	Text (BAB III) 04 Bab 3.pdf Restricted to Registered users only Download (653kB)
	Text (BAB IV) 05 Bab 4.pdf Restricted to Registered users only Download (2MB)
	Text (BAB V) 06 Bab 5.pdf Restricted to Registered users only Download (582kB)
	Text (DAFTAR PUSTAKA) 07. Daftar Pustaka.pdf Restricted to Registered users only Download (463kB)
	Text (LAMPIRAN) 08 Lampiran.pdf Restricted to Registered users only Download (1MB)

Abstract

The need for LRT is very urgent, so the government appointed ADHI through Presidential Decree No. 98 of 2015 to build LRT infrastructure. In the Presidential Regulation ADHI is also obliged to build a depot. In addition, there are also changes to Presidential Regulation Number 98 of 2015 concerning the acceleration of the implementation of Light Rail Transit (LRT). Integrated LRT in Jakarta, Bogor, Depok and Bekasi areas. The LRT itself consists of 3 cross-services, cross-service 1 which is integrated from Cawang to Cibubur, cross-service 2 which is integrated from Cawang to Dukuh Atas, and cross-service 3 which is integrated from Cawang to East Bekasi. The LRT consists of 17 stations and 17 pedestrian bridges (JPO). This LRT project uses a unit price contract type, which means the work is paid against real results in the field. The problem in the Ciracas Station JPO LRT project is the initial contract for the foundation work. In the initial contract using a minipile foundation, while the real work in the field used a bored pile foundation because of the soil sondir test. In this study, the authors analyze the costs and time used in this project. For time analysis, the writer uses the Critical Path Method time analysis method with the help of Microsoft Project to determine the time critical path for foundation work, while the analysis of the cost or volume of foundation work uses the basis of AHSP (Worker Unit Price Analysis). 28 of 2016. The results of the analysis of this study are that the minipile foundation work is more practical and requires less amount of energy than the boredpile foundation, for the boredpile foundation it takes longer and costs more, while for the minipile foundation the time is faster and costs more cheap. A minipile foundation costs Rp. 904,647.073,23 with the execution time of 17 days, while the boredpile foundation costs Rp. 968,339,057.18 with a work execution time of 24 days. The difference in the cost of the foundation work is IDR 62,575,546.18 and the time difference is 7 days. Keywords : Boredpile Foundation, Minipile Foundation, Redesign, Cost, Time Kebutuhan akan LRT sangat mendesak maka pemerintah menunjuk ADHI melalui Perpres Nomor 98 tahun 2015 untuk membangun prasarana LRT. Dalam Perpres tersebut ADHI juga berkewajiban untuk membangun Depo. Selain itu juga adanya perubahan mengenai Perpres Nomor 98 tahun 2015 yaitu mengenai percepatan penyelenggaraan Kereta Api Ringan/Light Rail Transit (LRT). LRT terintegrasi di wilayah Jakarta, Bogor, Depok dan Bekasi. LRT sendiri terdiri dari 3 lintas pelayanan, lintas pelayanan 1 yang terintegrasi dari Cawang sampai dengan Cibubur, lintas pelayanan 2 yang terintegrasi dari Cawang sampai dengan Dukuh Atas, dan lintas pelayanan 3 yang terintegrasi dari Cawang sampai dengan Bekasi Timur. LRT terdiri dari 17 stasiun dan 17 Jembatan Penyeberangan Orang (JPO). Proyek LRT ini menggunakan jenis kontrak unit price, yang artinya pekerjaan yang dibayarkan terhadap hasil real di lapangan. Permasalahan yang terdapat pada proyek JPO LRT Stasiun Ciracas ini adalah pada kontrak awal pekerjaan pondasinya. Pada kontrak awal menggunakan pondasi minipile, sedangkan pekerjaan real di lapangan menggunkaan pondasi boredpile karena test sondir tanah. Dalam penelitian ini, penulis menganalisa biaya dan waktu yang digunakan pada proyek ini. Untuk analisis terhadap waktu penulis menggunakan metode analisis waktu Critical Path Method dengan bantuan Microsoft Project untuk mengetahui jalur kritis waktu untuk pekerjaan pondasi, sedangkan analisis terhadap biaya atau volume pekerjaan pondasi menggunakan dasar AHSP (Analisa Harga Satuan Pekerja) Permen PUPR No. 28 Tahun 2016. Hasil analisis dari penelitian ini adalah pada pekerjaan pondasi minipile lebih praktis dan membutuhkan jumlah tenaga lebih sedikit dibandingkan dengan pondasi boredpile, untuk pondasi boredpile membutuhkan waktu yang lebih lama dan biaya lebih mahal, sedangkan untuk pondasi minipile waktu lebih cepat dan biaya lebih murah. Pondasi minipile membutuhkan biaya sebesar Rp. 904.647.073,23 dengan waktu pelaksanaan pekerjaan selama 17 Hari, sedangkan pondasi boredpile membutuhkan biaya sebesar Rp. 968.339.057,18 dengan waktu pelaksanaan pekerjaan selama 24 hari. Selisih biaya pekerjaan pondasi yaitu Rp 62.575.546,18 dan selisih waktu sebesar 7 hari Kata Kunci : Pondasi Boredpile, Pondasi Minipile, Redesign, Biaya, Waktu

Actions (login required)

View Item