ANALISIS SHOCK WAVE PADA PERLINTASAN KERETA API SEBIDANG (Studi Kasus Perlintasan Sebidang Di Jalan Tubagus Angke Jakarta Barat)

ANDRIYANTO, ANDRIYANTO (2021) ANALISIS SHOCK WAVE PADA PERLINTASAN KERETA API SEBIDANG (Studi Kasus Perlintasan Sebidang Di Jalan Tubagus Angke Jakarta Barat). S1 thesis, Universitas Mercu Buana Jakarta.

[img]
Preview
Text (HAL COVER)
01 Cover.pdf

Download (496kB) | Preview
[img] Text (BAB I)
02 BAB 1.pdf
Restricted to Registered users only

Download (328kB)
[img] Text (BAB II)
03 BAB 2.pdf
Restricted to Registered users only

Download (789kB)
[img] Text (BAB III)
04 BAB 3.pdf
Restricted to Registered users only

Download (183kB)
[img] Text (BAB IV)
05 BAB 4.pdf
Restricted to Registered users only

Download (816kB)
[img] Text (BAB V)
06 BAB 5.pdf
Restricted to Registered users only

Download (235kB)
[img] Text (DAFTAR PUSTAKA)
DAFTAR PUSTAKA.pdf
Restricted to Registered users only

Download (61kB)
[img] Text (LAMPIRAN)
LAMPIRAN.pdf
Restricted to Registered users only

Download (1MB)

Abstract

Title : Shock Wave Analysis at Level Railroad Crossing (Case Study : Level Crossing at Tubagus Angke St. - West Jakarta), Name : Andriyanto (41116110045), Educator: Ir. Zaenal Arifin, M.T., 2021. Railway is one of the public transportation that is widely used by the public in daily activities, because it is considered quite efficient in reducing the use of private vehicles and in the efficiency of time fast enough to get to the destination, in operating it is inevitable that the railway road intersects or intersects with several sections of public roads that pass through the route of travel. PT Kereta Api Indonesia (Persero) as a railway facility operator has a duty to safeguard the security and safety of rail passengers in accordance with The Law No. 23 of 2007 on concerning Railways, the security and safety of train passengers including when travelling by plot crossing and Law No. 22 of 2009 article 114 on Traffic and Road Transport, road use must prioritize travel. Although PT. Kereta Api Indonesia (Persero) have made every effort in improving the quality of its services, in fact, in the field of PT. Kereta Api Indonesia (Persero) experienced many disruptions. Like other modes of transport in the form of accidents or train collisions with public road users at intersections. The tragedy of the KRL Tubagus Angke crash that killed 18 people on December 6, 2015 occurred an accident in Jatinegara - Bogor Commuter Line electric train with the Metromini B80 route number with specializations in Jembatan Lima - Kalideres. The accident occurred near a train crossing in front of Angke Station, Tambora District, West Jakarta of 18 people killed, including drivers and Metromini drivers and 6 (six) people injured as a result of the incident. All of the victims were Metromini users who had an accident, these were all real examples of train accidents caused by door violations crossing the train so that they would have to carry out further research or evaluation. In the study, train crossings used greenshield models and shock wave methods. That is, the shock wave in the traffic flow due to changes in density value and traffic flow. If the current and density are quite high, the point at which the vehicle must reduce its speed is characterized by the brake signal, which turns out that the point will move towards the arrival of traffic. The biggest row length with shock wave analysis gained a value of 262.55 meters occurring when the train passed 16:57 WIB, The time required to eliminate the queue is 47.33 seconds and the time of normalization required until the recoverable queue Again is 233.41 seconds From the decision the crossing is made not to be a plot in accordance with The Law No. 23 of 2007 on the Train of Clause 94 with the proposed design of the crossing so as not to be plotted with the highway as an example by using underpass. Keywords: Level crossing of Jln. Tubagus Angke; Greenshield Method; Shock wave; Delay; Queue Judul : Analisis Sock Wave Pada Perlintasan Kereta Api Sebidang (Studi Kasus Perlintasan Sebidang Di Jalan Tubagus Angke Jakarta Barat), Nama : Andriyanto, NIM : 41116110045, Dosen Pembimbing : Ir. Zaenal Arifin, M.T., 2021. Kereta api adalah salah satu transportasi umum yang banyak digunakan masyarakat dalam kegiatan sehari-hari, karena dinilai cukup efisien dalam mengurangi penggunaan kendaraan pribadi dan dalam efisiensi waktu yang cukup cepat untuk sampai ke tujuan, dalam beroperasi tidak bisa dihindari bahwa jalan rel kereta api bersinggungan atau berpotongan dengan beberapa ruas jalan umum yang dilewati trayek perjalanannya PT Kereta Api Indonesia (Persero) sebagai penyelenggara sarana perkeretaapian mempunyai kewajiban menjaga keamanan dan keselamatan penumpang kereta menurut Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2007 tentang Perkeretaapian, keamanan dan keselamatan penumpang kereta termasuk juga ketika perjalanan angkutan kereta api melintasi perlintasan sebidang dan Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 pasal 114 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, pemakaian jalan wajib mendahulukan perjalanan kereta api. Meskipun PT. Kereta Api Indonesia (Persero) sudah berupaya semaksimal mungkin dalam meningkatkan kualitas layananya, pada kenyataannya di lapangan PT. Kereta Api Indonesia (Persero) mengalami banyak gangguan. Seperti hal nya moda angkutan lain berupa kecelakaan atau tabrakan kereta api dengan pengguna jalan umum di perlintasan tersebut. Tragedi kecelakaan KRL Tubagus Angke yang telah menewaskan 18 orang pada tanggal 6 Desember 2015 terjadi sebuah kecelakaan kereta rel listrik Commuter Line jalur Jatinegara - Bogor dengan sebuah Metromini nomor trayek B80 jurusan Jembatan Lima – Kalideres. Kecelakaan ini terjadi di dekat perlintasan kereta api sebelum Stasiun Angke, Kecamatan Tambora, Jakarta Barat 18 (delapan belas) orang tewas, termasuk sopir dan kernet Metromini dan 6 (enam) orang luka-luka akibat kejadian ini. Seluruh korban merupakan pengguna Metromini yang mengalami kecelakaan, ini semua merupakan contoh nyata kecelakaan kereta api yang disebabkan oleh penerobos pintu perlintasan kereta api sehingga perlu dilakukan kajian ataupun evaluasi lebih lanjut. Pada penelitian ini jalur perlintasan kereta api menggunakan model greenshield dan metode shock wave. Yaitu gelombang kejut pada arus lalu lintas akibat adanya perubahan nilai kerapatan dan arus lalu lintas. Apabila arus dan kerapatan relatif tinggi, titik pada saat kendaraan harus mengurangi kecepatannya ditandai dengan sinyal rem, yang ternyata bahwa titik tersebut akan bergerak kearah datangnya lalulintas. Panjang antrian terbesar dengan shock wave analysis didapat nilai 262,55 meter yang terjadi pada waktu kereta api melintas pukul 16.57 WIB, waktu yang dibutuhkan untuk melepas antrian sebesar 47,33 detik dan waktu penormalan yang dibutuhkan hingga antrian dapat dipulihkan Kembali adalah sebesar 233,41 detik Dari hasil analisis shock wave, perlintasan tersebut dibuat untuk tidak sebidang sesuai Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2007 tentang Perkeretaapian Pasal 94 dengan usulan desain perlintasan agar tidak sebidang dengan jalan raya misalnya dengan menggunakan underpass. Kata kunci : Perlintasan Sebidang Jln. Tubagus Angke;Metode Greenshield; Gelombang kejut; Tundaan; Antrian

Item Type: Thesis (S1)
NIM/NIDN Creators: 41116110045
Uncontrolled Keywords: Perlintasan Sebidang Jln. Tubagus Angke;Metode Greenshield; Gelombang kejut; Tundaan; Antrian
Subjects: 300 Social Science/Ilmu-ilmu Sosial > 320 Political dan Government Science/Ilmu Politik dan Ilmu Pemerintahan > 323 Civil Rights/Hak-hak Warga Sipil, Hak-hak Warga Negara > 323.4 Civil Rights/Hak-hak Sipil
600 Technology/Teknologi > 620 Engineering and Applied Operations/Ilmu Teknik dan operasi Terapan > 624 Civil Engineering/Teknik Sipil
Divisions: Fakultas Teknik > Teknik Sipil
Depositing User: Dede Muksin Lubis
Date Deposited: 16 Oct 2023 01:50
Last Modified: 16 Oct 2023 01:50
URI: http://repository.mercubuana.ac.id/id/eprint/82535

Actions (login required)

View Item View Item