HASARI, NURUL ALFI (2023) HUBUNGAN ANTARA KEBERSYUKURAN DENGAN KESEJAHTERAAN SUBYEKTIF PADA INDIVIDU DEWASA AWAL YANG MENGALAMI PERCERAIAN ORANG TUA. S1 thesis, Universitas Mercu Buana Jakarta.
|
Text (HAL COVER)
01 COVER.pdf Download (302kB) | Preview |
|
|
Text (ABSTRAK)
02 ABSTRAK.pdf Download (74kB) | Preview |
|
Text (BAB I)
03 BAB 1.pdf Restricted to Registered users only Download (109kB) |
||
Text (BAB II)
04 BAB 2.pdf Restricted to Registered users only Download (164kB) |
||
Text (BAB III)
05 BAB 3.pdf Restricted to Registered users only Download (212kB) |
||
Text (BAB IV)
06 BAB 4.pdf Restricted to Registered users only Download (564kB) |
||
Text (BAB V)
07 BAB 5.pdf Restricted to Registered users only Download (28kB) |
||
Text (DAFTAR PUSTAKA)
08 DAFTAR PUSTAKA.pdf Restricted to Registered users only Download (294kB) |
||
Text (LAMPIRAN)
09 LAMPIRAN.pdf Restricted to Registered users only Download (140kB) |
Abstract
Parental divorce is something that every couple or family really doesn't want. All parties including both spouses, children, and the two extended families of the couple will be affected by the divorce which causes many unpleasant things. Divorce has a negative impact that can affect adult life, it is inherent in individuals to early adulthood which can interfere with their subjective well-being. For this reason, efforts are needed to be grateful for and interpret the divorce of parents so that individuals can accept the situation of divorced parents as God's destiny and try to learn the wisdom behind the divorce that occurred. The purpose of this study was to determine the relationship between gratitude and the subjective well-being of Flourishing and Affective Experiences in early adulthood individuals who have experienced parental divorce. The research method used is correlational quantitative. Using the non-probability sampling technique using the accidental sampling technique, a sample of 176 respondents was obtained with the criteria of an early adult individual who experienced divorce from parents in DKI Jakarta. Measuring tools used to measure subjective well-being are the Flourishing Scale (FS) and the Scale of Positive Affect and Negative Affect (SPANE) from Diener et al. (2009) and to measure gratitude, namely the Development of the Preliminary Model of the Indonesian Version of the Thankful Scale from Listiyandini et al. (2015) which has been adapted into Indonesian based on the grateful component of Watkins (2003) and Fitzgerald (1998). The Flourishing Scale (FS) consists of 8 items, SPANE 11 items and the Indonesian Version of the Preliminary Model Development of the Thankful Scale of 29 items which are valid and reliable (Cronbach's Alpha FS = 0.877, SPANE = 0.865, Development of the Preliminary Model of the Indonesian Version of the Thankful Scale = 0.934). Data were analyzed using the Spearman correlation technique using SPSS version 22. The results of the study prove that there is a relationship between gratitude and subjective prosperity flourishing in early adult individuals who experience parental divorce with a value (r = 0.517). However, there is no relationship between gratitude and subjective well-being of affective experience in early adult individuals who experience parental divorce with a significant value of 0.063 > 0.05. In this study it was also found that the subject's age when people divorced was a factor that distinguished the level of gratitude and subjective well-being of early adults who experienced parental divorce. Keywords: Gratitude, Subjective well-being, Early Adult Individuals Experiencing Parental Divorce. Perceraian orang tua merupakan hal yang sangat tidak diinginkan oleh setiap pasangan ataupun keluarga. Semua pihak termasuk kedua pasangan, anak, serta kedua keluarga besar dari pasangan tersebut akan terdampak dari adanya perceraian yang menimbulkan banyak hal yang tidak mengenakan. Perceraian memberikan dampak negatif yang dapat mempengaruhi kehidupan masa dewasanya, hal tersebut melekat pada individu hingga pada dewasa awal yang dapat mengganggu kesejahteraan subyektifnya. Untuk itu, diperlukan upaya untuk bisa mensyukuri dan memaknai perceraian orang tua sehingga membuat individu dapat menerima keadaan orang tua yang bercerai sebagai suatu takdir Tuhan dan berusaha untuk mengambil hikmah di balik perceraian yang terjadi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara kebersyukuran dengan kesejahteraan subyektif Flourishing dan Pengalaman Afektif pada individu dewasa awal yang mengalami perceraian orang tua. Metode penelitian yang digunakan adalah kuantitatif korelasional. Dengan teknik sampling non probability sampling menggunakan teknik accidental sampling, diperoleh sampel sebanyak 176 responden dengan kriteria individu dewasa awal yang mengalami perceraian orang tua di DKI Jakarta. Alat ukur yang digunakan untuk mengukur kesejahteraan subyektif adalah Flourishing Scale (FS) dan Scale of Positive Affect and Negative Affect (SPANE) dari Diener et al. (2009) dan untuk mengukur kebersyukuran yaitu Pengembangan Model Awal Skala Bersyukur Versi Indonesia dari Listiyandini et al. (2015) yang telah diadaptasi ke dalam Bahasa Indonesia berdasarkan komponen bersyukur dari Watkins (2003) dan Fitzgerald (1998). Flourishing Scale (FS) terdiri dari 8 item, SPANE 11 item dan Pengembangan Model Awal Skala Bersyukur Versi Indonesia 29 item yang valid dan reliabel (Cronbach’s Alpha FS = 0.877, SPANE= 0.865, Pengembangan Model Awal Skala Bersyukur Versi Indonesia = 0.934). Data dianalisis dengan teknik korelasi Spearman menggunakan aplikasi SPSS versi 22. Hasil penelitian membuktikan bahwa terdapat hubungan antara kebersyukuran dengan kesejahteraan subyektif flourishing pada individu dewasa awal yang mengalami perceraian orang tua dengan nilai (r= 0.517). Namun tidak terdapat hubungan antara kebersyukuran dengan kesejahteraan subyektif pengalaman afektif pada individu dewasa awal yang mengalami perceraian orang tua dengan nilai signifikan 0.063 > 0.05. Pada penelitian ini juga ditemukan bahwa usia subjek saat orang bercerai menjadi faktor yang membedakan tingkat kebersyukuran dan kesejahteraan subyektif dewasa awal yang mengalami perceraian orang tua. Kata Kunci : kebersyukuran, kesejahteraan subyektif, dewasa awal, perceraian orang tua.
Actions (login required)
View Item |