TAMAN BUDAYA KABUPATEN SLEMAN

RAMADHANI, ANGGITA PUTRI (2021) TAMAN BUDAYA KABUPATEN SLEMAN. S1 thesis, Universitas Mercu Buana Jakarta.

[img]
Preview
Text (HAL COVER)
01 COVER-min.pdf

Download (331kB) | Preview
[img] Text (BAB I)
02 BAB I-min.pdf
Restricted to Registered users only

Download (117kB)
[img] Text (BAB II)
03 BAB II-min.pdf
Restricted to Registered users only

Download (566kB)
[img] Text (BAB III)
04 BAB III-min.pdf
Restricted to Registered users only

Download (736kB)
[img] Text (BAB IV)
05 BAB IV-min.pdf
Restricted to Registered users only

Download (512kB)
[img] Text (BAB V)
06 BAB V-min.pdf
Restricted to Registered users only

Download (248kB)
[img] Text (DAFTAR PUSTAKA)
07 DAFTAR PUSTAKA-min.pdf
Restricted to Registered users only

Download (91kB)
[img] Text (LAMPIRAN)
08 LAMPIRAN_compressed.pdf
Restricted to Registered users only

Download (27MB)

Abstract

The park is a fun place, has several activities usually accommodate sports activities, cultural and educational activities. Culture is a unified whole which includes knowledge, belief, art, customs and other capabilities acquired by humans. In general, a cultural park is a place (open) for cultural activities. Javanese architecture is an architecture that was born, grew and developed, supported and used by the Javanese people. In accordance with the life of the Javanese people, many symbols are used in Javanese architecture which symbolize various things that have been passed down or believed by the community since ancient times, starting from the philosophy of life, values of life, advice, petungan (calculations), etc. These symbols can be found both physically and non-physically. Physically, it can be seen from the forms and ornaments that exist in buildings with Javanese architecture, and non-physically many influences so as to create a harmony and a distinctive atmosphere of this Javanese architecture, ranging from spatial planning, placement of ornaments, etc. Javanese traditional architecture is also aesthetic, which is something that concerns the problem of beauty. So Javanese architecture also recognizes and uses aesthetic rules such as balance, repetition, emphasis, proportion, scale, etc. From an aesthetic point of view, it can also be seen the simplicity shown, but it is this simplicity that gives this architecture a distinctive feel. The scope and design limits in the report on the planning and design of the Cultural Park in Kab. Sleman includes discussions on topics and themes, namely: neo-vernacular architecture, sustainable architecture, energyefficient architecture which is applied in the site design and building mass, including the need for space and its supporting facilities, the organization of circulation space, structures and utilities as well as the appearance of the building's façade. Keywords: Cultural Park, Javanese Architecture, Sleman Regency, Traditional Architecture Taman adalah tempat yang menyenangkan, mempunyai beberapa kegiatan biasanya menampung kegiatan olahraga, aktivitas kebudayaan dan pendidikan. Budaya adalah keseluruhan yang kompak yang didalamnya terkadung ilmu pengetahuan, kepercayaan, kesenian, adat istiadat dan kemampuan lain yang didapat manusia. Secara umum taman budaya adalah tempat (terbuka) untuk kegiatan kebudayaan. Arsitektur jawa adalah arsitektur yang lahir, tumbuh dan berkembang, didukung dan digunakan oleh masyarakat Jawa. Sesuai dengan kehidupan masyarakat jawa, banyak simbol-simbol yang digunakan dalam arsitektur jawa yang melambangkan berbagai hal yang telah turun temurun ataupun percaya oleh masyarakat sejak jaman dahulu, mulai dari falsafah hidup, nilai-nilai kehidupan, petuah, petungan (perhitungan), dll. Simbol-simbol ini dapat dijumpai baik secara fisik maupun non fisik. Secara fisik dapat di lihat dari bentuk serta ornamenornamen yang ada pada bangunan dengan arsitektur jawa, dan secara non fisik banyak yang mempengaruhi sehingga tercipta suatu harmoni dan suasana khas dari arsitektur jawa ini, mulai dari tata ruang, penempatan ornamen, dll. Arsitektur tradisional jawa juga estetis yaitu merupakan sesuatu yang menyangkut pada masalah keindahan. Jadi arsitektur jawa itu juga mengenal dan memakai kaidah estetika seperti keseimbangan, pengulangan, penekanan, proporsi, skala, dll. Dari segi estetis ini pula dapat dilihat sisi kesederhanaan yang ditunjukkan, namun kesederhanaan itulah yang memberikan nuansa khas pada arsitektur ini. Adapun ruang lingkup dan batasan perancangan dalam laporan perencanaan dan perancangan Taman Budaya di Kab. Sleman meliputi pembahasan mengenai topik dan tema yaitu : arsitektur neo-vernakular, arsitektur berkelanjutan, arsitektur hemat energi yang diterapkan dalam desain tapak dan massa bangunan, mencakup kebutuhan ruang dan fasilitas penunjangnya, organisasi ruang sirkulasi, struktur dan utilitas serta tampilan dari fasar bangunan. Kata Kunci : Taman Budaya, Arsitektur Jawa, Kabupaten Sleman, Arsitektur Tradisional

Item Type: Thesis (S1)
NIM/NIDN Creators: 41216120009
Uncontrolled Keywords: Taman Budaya, Arsitektur Jawa, Kabupaten Sleman, Arsitektur Tradisional
Subjects: 700 Arts/Seni, Seni Rupa, Kesenian > 710 Civic and Lanscape Art/Seni Perkotaan dan Pertamanan
700 Arts/Seni, Seni Rupa, Kesenian > 710 Civic and Lanscape Art/Seni Perkotaan dan Pertamanan > 719 Natural Landscapes/Pertamanan Alam
700 Arts/Seni, Seni Rupa, Kesenian > 710 Civic and Lanscape Art/Seni Perkotaan dan Pertamanan > 719 Natural Landscapes/Pertamanan Alam > 719.3 Reserved Lands/Tanah yang Dilindungi > 719.32 Public Parks and Natural Monuments/Taman Umum dan Monumen Alam
Divisions: Fakultas Teknik > Arsitektur
Depositing User: Dede Muksin Lubis
Date Deposited: 05 Mar 2022 04:57
Last Modified: 05 Mar 2022 04:57
URI: http://repository.mercubuana.ac.id/id/eprint/57217

Actions (login required)

View Item View Item