TAMAMA, JIHAD (2020) PERENCANAAN SISTEM RANGKA PEMIKUL MOMEN KHUSUS PADA SAMBUNGAN BALOK KOLOM STRUKTUR GEDUNG BETON BERTULANG. S1 thesis, Universitas Mercu Buana Jakarta.
|
Text (HAL COVER)
1. Cover.pdf Download (415kB) | Preview |
|
Text (BAB I)
2. Bab I Pendahuluan.pdf Restricted to Registered users only Download (113kB) |
||
Text (BAB II)
3. Bab II Tinjauan Pustaka.pdf Restricted to Registered users only Download (768kB) |
||
Text (BAB III)
4. Bab III Metodologi Penelitian.pdf Restricted to Registered users only Download (169kB) |
||
Text (BAB IV)
5. Bab IV Analisis dan Pembahasan.pdf Restricted to Registered users only Download (969kB) |
||
Text (BAB V)
6. Bab V Penutup.pdf Restricted to Registered users only Download (103kB) |
||
Text (DAFTAR PUSTAKA)
7. Daftar Pustaka.pdf Restricted to Registered users only Download (96kB) |
||
Text (LAMPIRAN)
8. Lampiran.pdf Restricted to Registered users only Download (694kB) |
Abstract
A reinforced concrete building with multiple floors is very prone to collapse if not properly planned. With the assumption that planning is carried out in areas with a high earthquake risk level, the Special Moment Bearer Frame System (SRPMK) is used. Column beam joints are an important part of a multi-storey building structure. In general, structural failure is mostly caused by beam-column joints due to a lack of planning on the ability of beam-column joints to withstand strong shear forces. The calculation of the structure uses the special moment-bearing frame system method which refers to SNI 1726: 2012 The procedure for earthquake resistance planning for building and non-building structures and the ACI 318 Building Code Requirements for Structural Concrete. Earthquake load planning uses a design response spectrum. Nonearthquake loading refers to SNI 1727: 2013 Minimum load for planning of buildings and other structures. With the formulation of the existing problems, the writer tries to analyze the beam column joint planning in a reinforced concrete building structure in a concentric or eccentric joint. In analyzing the performance of shear forces on the beam joints of the SRPMK structure, the authors limit the problem, namely modeling using a pure SRPMK design and only discussing the structure of beam column joints. The method used is literature study from various references and data processing with Microsoft Excel for both beam and column Mpr calculation and joint shear strength. From the results of the study the authors concluded that the shear capacity due to the earthquake load on the concentric column beam joints of the three views of the dominant joint is much smaller than the shear strength strength of the SRPMK structure (1104.97 <2514.05; one of the concentric shear joints), while the shear strength due to the earthquake load on Eccentric column beam joints are greater than the shear strength of the SRPMK structure (609.61> 492.95; one of the eccentric joint shear) if the beam position is on the outer side of the continuous column. This is also because the position of the joint and the effective width of the joint will affect the nominal shear strength of the joint in each direction of shear. Keywords: Column Beam Connection, Joint, SRPMK, Concentric, Eccentri Suatu bangunan gedung beton bertulang yang berlantai banyak sangat rawan terhadap keruntuhan jika tidak direncanakan dengan baik. Dengan asumsi perencanaan yang dilakukan pada daerah dengan tingkat risiko gempa tinggi, maka digunakan Sistem Rangka Pemikul Momen Khusus (SRPMK). Sambungan balok kolom merupakan bagian penting pada struktur bangunan gedung bertingkat. Pada umumnya kegagalan struktur banyak disebabkan pada sambungan balok-kolom yang diakibatkan karena kurangnya perencanaan terhadap kemampuan sambungan balok kolom dalam menahan gaya geser yang kuat. Perhitungan struktur menggunakan metode sistem rangka pemikul momen khusus yang mengacu pada SNI 1726:2012 Tata cara perencanaan ketahanan gempa untuk struktur bangunan gedung dan non gedung dan ACI 318 Building Code Requirements for Structural Concrete. Perencanaan beban akibat gempa menggunakan spectrum respons desain. Pembebanan non-gempa mengacu pada SNI 1727:2013 Beban minimum untuk perencanaan bangunan gedung dan struktur lain. Dengan rumusan permasalahan yang ada, penulis mencoba menganalisa perencanaan sambungan balok kolom pada struktur gedung bertingkat beton bertulang dalam keadaan joint konsentris ataupun joint eksentris. Dalam menganalisia kinerja gaya geser pada sambungan balok kolom struktur SRPMK, penulis membatasi permasalahan yaitu permodelan menggunakan desain SRPMK murni dan hanya membahas pada struktur sambungan balok kolom. Metode yang digunakan adalah studi literatur dari berbagai acuan dan pengolahan data dengan Microsoft Excel baik untuk perhitungan Mpr balok dan kolom maupun untuk kuat geser joint. Dari hasil penelitian penulis menyimpulkan bahwa kapasitas gaya geser akibat beban gempa pada sambungan balok kolom konsentris dari ketiga tinjauan joint dominan jauh lebih kecil dari pada kekuatan gaya geser struktur SRPMK (1104,97 < 2514,05; salah satu geser joint konsentris), sedangkan kekuatan gaya geser akibat beban gempa pada sambungan balok kolom eksentris lebih besar dari pada kekuatan gaya geser struktur SRPMK (609,61 > 492,95; salah satu geser joint eksentris) jika posisi balok berada pada sisi terluar kolom yang bersambungan. Hal ini juga dikarenakan letak posisi joint dan lebar efektif joint akan mempengaruhi kekuatan geser nominal joint di setiap arah gesernya. Kata Kunci: Sambungan Balok Kolom, Joint, SRPMK, Konsentris, Eksentris
Actions (login required)
View Item |