PURNAMA, ANGGORO CAHYO (2020) FENOMENA RESPON WAJIB PAJAK ATAS KEBIJAKAN TAX AMNESTY DI KPP PRATAMA JAKARTA CENGKARENG. S2 thesis, Universitas Mercu Buana Jakarta.
|
Text (HAL COVER)
Cover.pdf Download (1MB) | Preview |
|
Text (BAB I)
BAB I PENDAHULUAN.pdf Restricted to Registered users only Download (212kB) |
||
Text (BAB II)
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RERANGKA PEMIKIRAN.pdf Restricted to Registered users only Download (391kB) |
||
Text (BAB III)
BAB III DESAIN DAN METODE PENELITIAN.pdf Restricted to Registered users only Download (242kB) |
||
Text (BAB IV)
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN.pdf Restricted to Registered users only Download (217kB) |
||
Text (BAB V)
BAB V KONFIGURASI PERNYATAAN.pdf Restricted to Registered users only Download (144kB) |
||
Text (BAB VI)
BAB VI SIMPULAN DAN SARAN.pdf Restricted to Registered users only Download (105kB) |
||
Text (DAFTAR PUSTAKA)
DAFTAR PUSTAKA.pdf Restricted to Registered users only Download (162kB) |
||
Text (LAMPIRAN)
LAMPIRAN.pdf Restricted to Registered users only Download (3MB) |
Abstract
The tax amnesty program has ended in 2017. This study aims to find meaning for the behavior of taxpayers after the tax amnesty program ends and try to understand the behavior related to tax compliance. The informants in this study were tax amnesty participants who were registered at KPP Pratama Jakarta Cengkareng. In this study using a qualitative methodology with a phenomenology approach. Phenomenology is an interpretation of the author's perspective of the phenomenon that occurs. Data obtained by direct interviews with informants and study documentation. To test the validity of the data using triangulation techniques and checking informants. The results of the study showed that not all of the participants who disclosed property were not compliant after the tax amnesty ended. They simply take advantage of the facilities provided during tax amnesty, namely the write-off of tax debts and no checks for the 2015 fiscal year and below. For this reason, it is necessary to increase supervision, law enforcement, and more tax dissemination so that tax compliance reaches a maximum level. This is in line with the slippery slope framework. Keywords: Tax amnesty, tax compliance, phenomenology, slippery slope framework Program pengampunan pajak (tax amnesty) telah berakhir pada tahun 2017. Penelitian ini bertujuan untuk mencari makna atas perilaku wajib pajak setelah program tax amnesty berakhir dan mencoba memahami atas perilaku tersebut yang berkaitan dengan kepatuhan pajak. Informan dalam penelitian ini adalah wajib pajak peserta tax amnesty yang terdaftar di KPP Pratama Jakarta Cengkareng. Dalam penelitian ini menggunakan metodologi kualitatif dengan pendekatan Fenomenologi. Fenomenologi merupakan interprestasi dari sudut pandang penulis atas fenomena yang terjadi. Data diperoleh dengan wawancara langsung kepada informan dan studi dokumentasi. Untuk menguji keabsahan data menggunakan teknik triangulasi dan informan checking. Hasil penelitian menunjukkan bahwa setelah tax amnesty berakhir informan peserta pengungkap harta belum semuanya patuh. Mereka sekedar memanfaatkan fasilitas yang diberikan saat tax amnesty, yakni penghapusan hutang pajak dan tidak dilakukan pemeriksaan untuk tahun pajak 2015 kebawah. Untuk itu diperlukan peningkatan pengawasan, penegakan hukum, dan lebih banyak sosialisasi perpajakan agar kepatuhan pajak mencapai level yang maksimal. Hal ini sejalan dengan konsep slippery slope framework. Kata Kunci : Pengampunan pajak, kepatuhan pajak, fenomenologi, slippery slope framework
Actions (login required)
View Item |