FENOMENA PENERAPAN PSAK 13 DAN 16 DALAM PENYAJIAN ASET MENARA TELEKOMUNIKASI PADA PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

HADI, AGUNG NUGROHO KUSUMA (2017) FENOMENA PENERAPAN PSAK 13 DAN 16 DALAM PENYAJIAN ASET MENARA TELEKOMUNIKASI PADA PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA. S2 thesis, Universitas Mercu Buana Jakarta.

Preview	Text (HAL COVER) 1. COVER.pdf Download (377kB) | Preview
Preview	Text (ABSTRAK) 2. ABSTRAK.pdf Download (22kB) | Preview
	Text (BAB I) 3. BAB I.pdf Restricted to Registered users only Download (201kB)
	Text (BAB II) 4. BAB II.pdf Restricted to Registered users only Download (241kB)
	Text (BAB III) 5. BAB III.pdf Restricted to Registered users only Download (175kB)
	Text (BAB IV) 6. BAB IV.pdf Restricted to Registered users only Download (277kB)
	Text (BAB V) 7. BAB V.pdf Restricted to Registered users only Download (102kB)
	Text (DAFTAR PUSTAKA) 8. DAFTAR PUSTAKA.pdf Restricted to Registered users only Download (151kB)

Abstract

Laporan keuangan yang diterbitkan oleh perusahaan telekomunikasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia mengalami perbedaan dalam pengklasifikasian aset berupa menara telekomunikasi. Perusahaan yang menglasifikasikan menara telekomunikasi ke dalam kelompok aset tetap, sesuai dengan PSAK 16. Sedangkan perusahaan yang mencatat menara telekomunikasi ke dalam kelompok properti investasi, sesuai dengan PSAK 13. Penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif yaitu penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan fenomena perbedaan penyajian laporan keuangan pada perusahaan telekomunikasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Penelitian dilakukan pada kondisi yang alamiah, langsung ke sumber data dan peneliti adalah instrumen kunci. Penelitian kualitatif lebih bersifat deskriptif dan data yang terkumpul berbentuk kata-kata atau gambar, sehingga tidak menekankan pada angka. Penelitian kualitatif lebih menekankan pada proses daripada produk atau outcome. Penelitian kualitatif melakukan analisis data secara induktif dan lebih menekankan makna. Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan data informan yang bersumber dari IAPI, IAI, OJK dan perusahaan telekomunikasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Teknik pengumpulan data melalui studi dokumentasi berupa pengumpulan dan merekap laporan keuangan auditan yang diperoleh dari http://www.idx.co.id/ dan wawancara langsung ke sumber data. Teknik pemeriksaan keabsahan data menggunakan triangulasi sumber, triangulasi teknik dan triangulasi waktu. Langkah akhir dari fenomena ini adalah dengan ditetapkannya Surat Edaran Nomor 36/SEOJK.04/2016 pada tanggal 5 September 2016 untuk mencabut Surat Edaran Nomor 27/SEOJK.04/2015 yang ditetapkan tanggal 1 September 2015. Pencabutan surat edaran ini akibat telah dikeluarkannya ISAK 31 yang ditetapkan pada 18 Nopember 2015 untuk memberikan penjelasan lebih lanjut atas definisi bangunan dalam ruang lingkup PSAK 13. Bangunan sebagaimana dimaksud dalam PSAK 13 memiliki karakteristik fisik adanya dinding, lantai dan atap. Dan walaupun menara telekomunikasi dapat dikategorikan sebagai bangunan karena didirikan di atas tanah, namun karena tidak memiliki karakteristik fisik adanya dinding, lantai dan atap maka menara telekomunikasi tidak dapat di kategorikan sebagai properti investasi sesuai kriteria dalam PSAK 13. Berdasarkan hasil penelitian ini diajukan saran kepada penyusun standar agar memberikan definisi yang jelas dan tidak multi tafsir. Bagi perusahaan yang menyusun laporan keuangan, agar memahami secara utuh peraturan dan standar laporan keuangan untuk menghindari salah saji dan perlu untuk melakukan update setiap perubahan peraturan. Bagi dunia pendidikan, agar membantu memberikan pencerahan terhadap perkembangan standar akuntansi terbaru.

Actions (login required)

View Item