ZAKIYAH, NINING (2010) REPRESENTASI KOTA YOGYAKARTA PADA KARYA DESAIN HUMOR KAOS OBLONG DAGADU DJOKDJA. S1 thesis, Universitas Mercu Buana Jakarta.
|
Text (COVER)
COVER.pdf Download (1MB) | Preview |
|
|
Text (ABSTRAK)
ABSTRAK.pdf Download (106kB) | Preview |
|
![]() |
Text (Bab 1)
Bab 1.pdf Restricted to Registered users only Download (168kB) |
|
![]() |
Text (Bab 2)
Bab 2.pdf Restricted to Registered users only Download (237kB) |
|
![]() |
Text (Bab 3)
Bab 3.pdf Restricted to Registered users only Download (193kB) |
|
![]() |
Text (Bab 4)
Bab 4.pdf Restricted to Registered users only Download (758kB) |
|
![]() |
Text (Bab 5)
Bab 5.pdf Restricted to Registered users only Download (137kB) |
|
![]() |
Text (Daftar Pustaka dan Lampiran)
Daftar Pustaka dan Lampiran.pdf Restricted to Registered users only Download (132kB) |
Abstract
Desain-desain Dagadu berusaha memperkuat citra-citra tertentu yang positif mengenai kota Yogya, terutama sebagai kota wisata melalui visualisasi dan konotasi positif dengan memadukan berbagai ikon, gambar serta kata-kata. Konotasi-konotasi tersebut hadir sedemikian rupa sehingga nampak natural. Identitas kota Yogya antara lain sebagai kota wisata, kota pelajar, bahkan kota plesetan dikonstruksi melalui representasi yang diatur sedemikian rupa untuk menimbulkan makna seperti yang diinginkan Dagadu. Dengan memakai pendekatan desain moderen dan populer, kaos-kaos Dagadu yang kebanyakan berupa plesetan bersifat menyindir atau menertawakan berbagai hal menjadi tidak menyakitkan bagi yang merasa tersindir, bahkan mungkin saja bisa tertawa bersama Dagadu. Hal tersebut pada akhirnya menguntungkan Dagadu karena dengan tawa semacam itu perdamaian akan terjaga dan roda ekonomi dan budaya akan tetap berputar bagi Dagadu khususnya. Dalam menjaga mottonya yang berbunyi smart, smile and Djokdja, Dagadu memiliki batasan-batasan dalam meloloskan sebuah desain untuk naik cetak atau tidak. Batasan-batasan tersebut mengakibatkan munculnya kesan elit dalam desain kaos Dagadu yang menjadi bagian dari identitasnya. Maka, tindakan membeli kaos Dagadu bisa dibaca sebagai wujud politik identitas atau usaha untuk membedakan diri dari orang atau kelompok lain. Wacana parody yang digunakan Dagadu merupakan bagian dari ideologi posmodernisme, suatu daya kreatifitas yang tidak hanya memiliki satu makna, serta penggunaan kutipan-kutipa bahasa lalu dan sekarang, yang menjadikan kaos oblong Dagadu menjadi kaos fenomena yang mampu menyaring adanya suatu global budaya, maksudnya bisa menerima budaya-budaya baru namun tetap tidak melupakan budaya aslinya.
Item Type: | Thesis (S1) |
---|---|
Call Number CD: | FK/MCA. 10 018 |
Call Number: | SK/43/10/051 |
NIM/NIDN Creators: | 44306010023 |
Uncontrolled Keywords: | REPRESENTASI |
Divisions: | Fakultas Ilmu Komunikasi > Periklanan dan Komunikasi pemasaran |
Depositing User: | Admin Perpus UMB |
Date Deposited: | 02 Nov 2010 11:37 |
Last Modified: | 23 May 2025 06:33 |
URI: | http://repository.mercubuana.ac.id/id/eprint/24114 |
Actions (login required)
![]() |
View Item |