TURSIA, MARLINA (2025) PERANCANGAN ALAT MONITORING SUHU, DETAK JANTUNG, DAN SPO2 PETUGAS SAR BERBASIS IOT DAN GPS DENGAN INTEGRASI TELEGRAM BOT. S1 thesis, Universitas Mercu Buana Jakarta.
|
Text (HAL COVER)
01 COVER.pdf Download (431kB) | Preview |
|
![[img]](https://repository.mercubuana.ac.id/style/images/fileicons/text.png) |
Text (BAB I)
02 BAB I.pdf Restricted to Registered users only Download (208kB) |
|
|
Text (BAB II)
03 BAB II.pdf Restricted to Registered users only Download (421kB) |
|
|
Text (BAB III)
04 BAB III.pdf Restricted to Registered users only Download (336kB) |
|
|
Text (BAB IV)
05 BAB IV.pdf Restricted to Registered users only Download (4MB) |
|
|
Text (BAB V)
06 BAB V.pdf Restricted to Registered users only Download (170kB) |
|
|
Text (DAFTAR PUSTAKA)
07 DAFTAR PUSTAKA.pdf Restricted to Registered users only Download (182kB) |
|
|
Text (LAMPIRAN)
08 LAMPIRAN.pdf Restricted to Registered users only Download (4MB) |
Abstract
Search and Rescue (SAR) personnel play a crucial role in handling emergency situations but are often exposed to health risks due to heavy physical workloads, extreme weather conditions, and hazardous work environments. The lack of direct physical condition monitoring can lead to delays in detecting health issues, potentially resulting in workplace accidents. Therefore, a real-time health monitoring system is needed to provide critical information about SAR personnel’s physical condition, enabling rapid intervention and preventing serious incidents. This study designs and implements an Internet of Things (IoT)-based health monitoring system utilizing the DS18B20 sensor to measure body temperature, the MAX30105 sensor to detect heart rate and blood oxygen saturation (SpO₂), and the BN-220 GPS module for location tracking. The ESP32 microcontroller is used to process data and directly transmit information to a Telegram Bot, which displays health and location data in real time and automatically sends notifications when parameter values exceed safe thresholds. Testing was conducted to measure sensor accuracy, data transmission stability, and notification effectiveness. The test results show that the DS18B20 sensor has an average reading deviation of ±1.31 °C compared to a medical infrared thermometer, while the MAX30105 sensor has a tolerance of ±1% for SpO₂ and ±1 bpm for heart rate compared to a Huawei Band 8 smartwatch. The BN-220 GPS module can provide location information with a deviation of ±2 meters. The system can transmit data and notifications to the Telegram Bot within an average of 103 ms from the reading time, making it effective in providing early warnings and facilitating SAR team coordination, with significant potential to reduce health risks and improve personnel safety in the field. Keywords: Health Monitoring, IoT, SAR, MAX30105, DS18B20, Telegram Bot Petugas Search and Rescue (SAR) memiliki peran penting dalam penanganan kondisi darurat, namun sering dihadapkan pada risiko kesehatan akibat beban kerja fisik yang berat, kondisi cuaca ekstrem, dan lingkungan kerja berbahaya. Minimnya pemantauan kondisi fisik secara langsung dapat menyebabkan keterlambatan deteksi gangguan kesehatan yang berpotensi mengakibatkan kecelakaan kerja. Oleh karena itu, dibutuhkan sistem pemantauan kesehatan yang dapat bekerja secara real-time yang dapat memberikan informasi kritis mengenai kondisi fisik petugas SAR, yang memungkinkan intervensi cepat dan mencegah insiden serius. Penelitian ini merancang dan mengimplementasikan sistem monitoring kesehatan berbasis Internet of Things (IoT) yang memanfaatkan sensor DS18B20 untuk mengukur suhu tubuh, sensor MAX30105 untuk mendeteksi detak jantung dan kadar oksigen dalam darah (SpO₂), serta modul GPS BN-220 untuk pelacakan lokasi. Mikrokontroler ESP32 digunakan sebagai pengolah data dan pengirim informasi secara langsung ke Telegram Bot, yang menampilkan data kesehatan dan lokasi secara real-time serta memberikan notifikasi otomatis ketika nilai parameter melebihi ambang batas aman. Pengujian dilakukan untuk mengukur akurasi sensor, kestabilan pengiriman data, dan efektivitas notifikasi. Hasil pengujian menunjukkan bahwa sensor DS18B20 memiliki perbedaan rata-rata pembacaan sebesar ±1,31°C dibandingkan termometer IR medis, sedangkan sensor MAX30105 memiliki toleransi ±1% untuk SpO₂ dan ±1 bpm untuk detak jantung dibandingkan dengan smartwatch Huawei Band 8. Modul GPS BN-220 mampu memberikan informasi lokasi dengan deviasi ±2 meter. Sistem dapat mengirimkan data dan notifikasi ke Telegram Bot dalam waktu rata-rata 103 ms dari waktu pembacaan, sehingga efektif untuk memberikan peringatan dini dan mempermudah koordinasi tim SAR, dengan potensi signifikan dalam mengurangi risiko kesehatan dan meningkatkan keselamatan kerja petugas di lapangan. Kata Kunci : Monitoring Kesehatan, IoT, SAR, MAX30105, DS18B20, Telegram Bot
Actions (login required)
 |
View Item |
