FAUZAH, FAUZAH (2025) IKLIM KOMUNIKASI ORGANISASI DALAM MENUMBUHKAN KINERJA GURU MADRASAH ALIYAH NEGERI JAKARTA BARAT. S2 thesis, Universitas Mercu Buana Jakarta.
|
Text (HAL COVER)
01 Cover.pdf Download (652kB) | Preview |
|
Text (BAB I)
02 Bab 1.pdf Restricted to Registered users only Download (248kB) |
||
Text (BAB II)
03 Bab 2.pdf Restricted to Registered users only Download (325kB) |
||
Text (BAB III)
04 Bab 3.pdf Restricted to Registered users only Download (115kB) |
||
Text (BAB IV)
05 Bab 4.pdf Restricted to Registered users only Download (886kB) |
||
Text (BAB V)
06 Bab 5.pdf Restricted to Registered users only Download (78kB) |
||
Text (DAFTAR PUSTAKA)
07 Daftar Pustaka.pdf Restricted to Registered users only Download (140kB) |
||
Text (LAMPIRAN)
08 Lampiran.pdf Restricted to Registered users only Download (1MB) |
Abstract
Communication in an organization is very important. One of the determining factors of the success of an organization is communication. Good communication will facilitate the running of the organization, conversely, if communication is not good, it can cause the organization to stall. Communication is no longer something natural. Without being studied, mastered and understood, do not expect the goals of an organization to be achieved. In educational institutions, especially schools, in an effort to provide the best service to their students, of course, high-performing educators (teachers) are needed. One effort to optimize the professional performance of teachers is by creating a supportive organizational communication climate. With a healthy communication climate between one sub-work and another, it is hoped that it will also help optimize teacher performance in schools. This study uses a descriptive qualitative method, a post-positivistic paradigm at MAN 10 and MAN 12 West Jakarta with data collection through participant observation and in-depth interviews. The results of the study indicate that the organizational communication climate at MAN 10 and MAN 12 West Jakarta fosters teacher performance. Situational leadership style is the style of both the heads of MAN 10 and MAN 12. This style is directing, selling, participating and delegating. The difference in leadership style of MAN 10 is that ideas and concepts are more from top to bottom, while in MAN 12 there are more ideas and concepts from bottom to top. In the communication climate of MAN 10 and MAN 12 there is trust, joint decision-making, honesty, openness of downward communication, attention to high performance goals, listening in upward communication. In the performance of MAN 10 and MAN 12, 4 competencies are implemented, namely pedagogical, personality, social and professional competencies. For obstacles in MAN 10 and MAN 12 there are structural obstacles, MAN 10 sometimes forgets to convey important information, sometimes information is conveyed directly by the head of the madrasah without going through the public relations department, MAN 12 for obstacles sometimes teachers are reluctant to tell stories directly to the head of the madrasah, so it is conveyed through a representative. The communication climate can foster teacher performance in MAN 10 and MAN 12 West Jakarta, making it easier to achieve educational goals. One of them is the achievement of each student and teacher to excel. With the implementation of performance contracts for teachers and students implemented by the school on the recommendation of the DKI Ministry of Religious Affairs Office, it brings a competitive nuance to each school to further improve its achievements. Keywords: situational leadership style, communication climate, communication barriers, teacher performance Komunikasi dalam suatu organisasi sangatlah penting. Salah satu faktor penentu suksesnya organisasi adalah komunikasi. Komunikasi yang baik akan memperlancar jalannya organisasi, sebaliknya jika komunikasi kurang baik dapat menyebabkan macetnya organisasi. Komunikasi tidak lagi merupakan hal yang bersifat alamiah. Tanpa dipelajari, dikuasai dan dipahami, jangan harap tujuan sebuah organisasi dapat tercapai. Di lembaga pendidikan khususnya sekolah, dalam upaya memberikan pelayanan yang terbaik kepada siswanya, tentu dibutuhkan para tenaga pendidik (guru) yang berkinerja tinggi. Salah satu upaya mengoptimalkan kinerja professional guru adalah dengan cara menciptakan iklim komunikasi organisasi yang mendukung. Dengan adanya iklim komunikasi yang sehat antara sub kerja yang satu dengan yang lain, diharapkan akan turut membantu optimalisasi kinerja guru di sekolah. Penelitian ini menggunakan metode kualititafif deskriftif, paradigma postpositivisme di MAN 10 dan MAN 12 Jakarta Barat dengan pengumpulan data melalui observasi partisipan dan wawancara mendalam. Hasil penelitian, menunjukkan bahwa iklim komunikasi organisasi di MAN 10 dan MAN 12 Jakarta Barat menumbuhkan kinerja guru. Gaya kepemimpinan situasional adalah gaya dari kedua kepala MAN 10 dan MAN 12. Gaya tersebut mengarahkan, menjual, partisipasi dan mendelegasikan. Perbedaan gaya kepimpinan MAN 10 ide dan gagasan lebih banyak dari atas ke bawah, sedangkan di MAN 12 lebih banyak ide dan dan gagasan dari bawah ke atas. Dalam iklim komunikasi MAN 10 dan MAN 12 terdapat kepercayaan, pembuat keputusan bersama, kejujuran, keterbukaan komunikasi ke bawah, perhatian pada tujuan kinerja tinggi, mendengarkan dalam komunikasi ke atas. Dalam kinerja MAN 10 dan MAN 12 terlaksananya 4 kompetensi, yaitu kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial dan professional. Untuk hambatan MAN 10 dan MAN 12 terdapat hambatan struktur, MAN 10 kadang lupa menyampaikan informasi yang penting, kadang informasi disampaikan langsung oleh kepala madrasah tanpa melalui bidang humas, MAN 12 untuk hambatannya kadang guru sungkan untuk bercerita langsung kepada kepala madrasah, maka disampaikan melalui wakil. Iklim komunikasi dapat menumbuhkan kinerja guru di MAN 10 dan MAN 12 Jakarta Barat, sehingga lebih mempermudah tercapainya tujuan pendidikan. Salah satu diantaranya pencapaian masing masing peserta didik dan guru untuk berpretasi. Dengan penerapan kontrak prestasi untuk guru dan siswa yang diterapkan oleh pihak sekolah atas anjuran dari Kantor Kementerian Agama DKI membawa nuansa yang kompetetif di masing masing sekolah untuk lebih meningkatkan prestasinya. Kata kunci: gaya kepemimpinan situasional, iklim komunikasi, hambatan komunikasi, kinerja guru
Actions (login required)
View Item |