IHSAN, ZAID QOLBUDDIN NUR (2024) PERANCANGAN GEDUNG MICE KAI DENGAN PENDEKATAN INFILL ARSITEKTUR. S1 thesis, Universitas Mercu Buana Jakarta.
Text (HAL COVER)
01.COVER.pdf Download (9MB) |
|
Text (ABSTRAK)
02.ABSTRAK.pdf Download (151kB) |
|
Text (BAB I)
03.BAB-1.pdf Restricted to Registered users only Download (198kB) |
|
Text (BAB II)
04.BAB-2.pdf Restricted to Registered users only Download (1MB) |
|
Text (BAB III)
05.BAB-3.pdf Restricted to Registered users only Download (1MB) |
|
Text (BAB IV)
06.BAB-4.pdf Restricted to Registered users only Download (1MB) |
|
Text (BAB V)
07.BAB-5.pdf Restricted to Registered users only Download (1MB) |
|
Text (DAFTAR PUSTAKA)
08.DAFTAR PUSTAKA.pdf Restricted to Registered users only Download (172kB) |
|
Text (LAMPIRAN)
09.LAMPIRAN.pdf Restricted to Registered users only Download (32MB) |
Abstract
Cultural Heritage Areas play a crucial role in preserving the cultural wealth of the nation, in accordance with previously enacted laws and regulations. Challenges arise when planning new developments around these areas. While Cultural Heritage Areas deserve respect and preservation, it is acknowledged that they must also adapt to the passionate developments of the times. PT KAI, as the owner of this area, is committed to transforming the appearance of the region, formerly known as a gloomy warehouse, into a new cultural center and educational hub for their employees. This transformation aims not only to provide internal value but also to revitalize tourism that will drive economic growth in the region, even for the entire city of Bandung. Therefore, PT KAI has organized competitions to solicit creative ideas that can be implemented. One example is the design of MICE (Meetings, Incentives, Conferences, and Exhibitions). MICE serves not only as the new face of the area but also as a meeting place, city park, and various other events. The Infill Architecture approach is utilized in the design of MICE to ensure that the new buildings share the spirit that aligns with the existing structures. Thus, this transformation effort is not just a physical development but also aims to create harmony between the past and the present. Keywords: Cultural Heritage Areas, MICE, Infill Architecture Approach. Kawasan Cagar Budaya memiliki peran krusial dalam pelestarian kekayaan budaya bangsa, seiring dengan peraturan undang-undang yang telah disahkan sebelumnya. Tantangan muncul ketika akan melakukan pembangunan baru di sekitar kawasan tersebut. Meskipun Kawasan Cagar Budaya patut dihormati dan dilestarikan, perlu diakui bahwa ia juga harus beradaptasi dengan perkembangan zaman yang penuh gairah. PT KAI, sebagai pemilik kawasan ini, berkomitmen untuk mengubah tampilan kawasan yang sebelumnya dikenal sebagai pergudangan yang suram menjadi pusat budaya baru dan pusat pendidikan bagi karyawan mereka. Transformasi ini tidak hanya bertujuan memberikan nilai tambah internal, melainkan juga untuk menghidupkan kembali arus pariwisata yang akan mendorong pertumbuhan ekonomi di kawasan, bahkan Kota Bandung secara keseluruhan. Oleh karena itu, PT KAI mengadakan sayembara-sayembara untuk mendapatkan ide-ide kreatif yang dapat diimplementasikan. Salah satu contohnya adalah perancangan MICE (Meeting, Incentive, Conference, dan Exhibition). MICE ini tidak hanya berfungsi sebagai wajah baru kawasan, tetapi juga sebagai tempat pertemuan, taman kota, dan beragam acara lainnya. Pendekatan Infill Arsitektur digunakan dalam perancangan MICE untuk memastikan bahwa bangunan baru berbagi semangat yang sejalan dengan bangunan yang telah ada sebelumnya. Dengan demikian, upaya transformasi ini tidak hanya menjadi pengembangan fisik, tetapi juga menciptakan harmoni antara masa lalu dan masa kini. Kata Kunci : Kawasan Cagar Budaya,MICE,Pendekatan Infill Arsitektur.
Actions (login required)
View Item |