SEPTIANI, ANASTASIA ERLITA POPPY (2021) MODEL MANAJEMEN RISIKO DENGAN INTEGRASI BOW-TIE ANALYSIS DAN PROBABILITY IMPACT MATRIX PADA PELAKSANAAN PROYEK BANGUNAN INDUSTRI. S2 thesis, Universitas Mercu Buana Jakarta.
Text (HAL COVER)
COVER-REV - ANASTASIA ERLITA POPPY SEPTIANI - 55718120011.pdf Download (278kB) |
|
Text (BAB I)
BAB I - ANASTASIA ERLITA POPPY SEPTIANI - 55718120011.pdf Restricted to Registered users only Download (280kB) |
|
Text (BAB II)
BAB II - ANASTASIA ERLITA POPPY SEPTIANI - 55718120011.pdf Restricted to Registered users only Download (421kB) |
|
Text (BAB III)
BAB III - ANASTASIA ERLITA POPPY SEPTIANI - 55718120011.pdf Restricted to Registered users only Download (407kB) |
|
Text (BAB IV)
BAB IV - ANASTASIA ERLITA POPPY SEPTIANI - 55718120011.pdf Restricted to Registered users only Download (1MB) |
|
Text (BAB V)
BAB V - ANASTASIA ERLITA POPPY SEPTIANI - 55718120011.pdf Restricted to Registered users only Download (110kB) |
|
Text (DAFTAR PUSTAKA)
DAFTAR PUSTAKA-REV - ANASTASIA ERLITA POPPY SEPTIANI - 55718120011.pdf Restricted to Registered users only Download (177kB) |
|
Text (LAMPIRAN)
LAMPIRAN-REV - ANASTASIA ERLITA POPPY SEPTIANI - 55718120011.pdf Restricted to Registered users only Download (2MB) |
Abstract
In Kikwasi's research (2013), time overrun was ranked 1st in project problems in Tanzania. Baldwin and Manthei (1971) investigated the reasons for delays in building projects. They indicated 17 delay factors. Their research concluded that weather, labor supply and subcontracting were the three main causes of construction delays. For this reason, by referring to research that has been done by previous researchers, this research will focus on risk management for time overruns. By studying the risk management model in previous research by Baddredine (2010) regarding Bow-tie Analysis, then this method will be combined with the Probability Impact Matrix and RII, and apply it to problems found informally. The author will examine the causes of the existing delays from the consultant's point of view. The research object chosen is a flour factory building, where the planning and implementation time of this project has been delayed. From this writing, it will be seen that there are delays in each phase, starting from the concept phase, pre-design, planning, pre-construction to the construction stage. This study found 45 factors causing delays in all phases which were divided into 7 factors from the pre-planning phase, 14 factors from the planning phase, 6 factors from the tender phase and 16 factors from the construction or implementation phase. The impact that occurs due to delays varies from an index value of 0.1 (medium) to 0.72 (very high). This means that there is no risk found in the low category. Of all phases, the highest delay is in the construction/implementation phase with 14 risks with 3 very high categories and 11 high categories. Keywords: Risk Management, Time Overrun, Project Delay, Bow-Tie Analysis, Probability Impact Matrix Pada penelitian Kikwasi (2013), time overrun menduduki peringkat 1 dalam permasalahan proyek di Tanzania. Baldwin dan Manthei (1971) menyelidiki alasan keterlambatan dalam membangun proyek. Mereka mengindikasikan 17 faktor keterlambatan. Penelitian mereka menyimpulkan bahwa cuaca, pasokan tenaga kerja, dan subkontraktor adalah tiga penyebab utama keterlambatan konstruksi. Untuk itu, dengan mengacu penelitian yang telah dilakukan peneliti sebelumnya, penelitian ini akan fokus kepada manajemen risiko terhadap time overrun. Dengan mempelajari model manajemen risiko pada penelitian sebelumnya oleh Baddredine (2010) mengenai Bow-tie Analysis, kemudian metode ini akan dikombinasikan dengan Probability Impact Matrix dan RII, dan menerapkannya dalam masalah yang ditemukan secara informal. Penulis akan meneliti penyebab keterlambatan yang ada dari sudut pandang konsultan. Objek penelitian yang dipilih merupakan bangunan pabrik tepung, dimana waktu perencanaan dan pelaksanaan pada proyek ini mengalami keterlambatan. Dari penulisan ini nantinya terlihat keterlambatan pada setiap fase, dimulai dari fase konsep, pra-desain, perencanaan, pra-konstruksi hingga pada tahap konstruksi. Pada penelitian ini ditemukan 45 Faktor penyebab keterlambatan pada keseluruhan fase yang terbagi atas 7 faktor dari fase pra-rencana, 14 faktor dari fase perencanaan, 6 faktor dari fase tender dan 16 faktor dari fase konstruksi atau pelaksanaan. Dampak yang terjadi akibat keterlambatan yang bervariasi, mulai dari nilai indeks 0,1 (sedang) hingga 0,72 (sangat tinggi). Artinya tidak ada risiko yang ditemukan dengan kategori rendah. Dari semua fase yang keterlambatannya paling tinggi adalah pada fase konstruksi / pelaksanaan dengan 14 risiko dengan 3 kategori sangat tinggi dan 11 kategori tinggi. Kata Kunci : C
Actions (login required)
View Item |