VIRGIAWAN, ZAKY RIKO (2022) PERANCANGAN ARSITEKTUR BACKEND MICROSERVICE PADA STARTUP CAMPAIGN.COM. S1 thesis, Universitas Mercu Buana Jakarta.
|
Text (HAL COVER)
01 Cover.pdf Download (791kB) | Preview |
|
|
Text (ABSTRAK)
02 Abstrak.pdf Download (25kB) | Preview |
|
Text (BAB I)
03 Bab 1.pdf Restricted to Registered users only Download (109kB) |
||
Text (BAB II)
04 Bab 2.pdf Restricted to Registered users only Download (129kB) |
||
Text (BAB III)
05 Bab 3.pdf Restricted to Registered users only Download (330kB) |
||
Text (BAB IV)
06 Bab 4.pdf Restricted to Registered users only Download (847kB) |
||
Text (BAB V)
07 Bab 5.pdf Restricted to Registered users only Download (504kB) |
||
Text (DAFTAR PUSTAKA)
08 Daftar Pustaka.pdf Restricted to Registered users only Download (163kB) |
||
Text (LAMPIRAN)
09 Lampiran.pdf Restricted to Registered users only Download (315kB) |
Abstract
One of the most important point in starting software development is to determine the technology architecture in accordance with the analysis of product requirements, so it can run in harmony with the product vision. However, as time goes by with increasing users and data, there needs to be an architectural overhaul by building a stronger foundation. This is experienced by the social startup company Campaign.com. Campaign.com is an application to take social action that can channel donations from sponsors. The system design built on campaign.com still uses a monolithic architecture. The user interface, logic processing, and data access are combined into a single program and housed in a single database. However, this makesthe application often experience bugs and server downtime. With theproblem being faced, the author tries to experiment by designing and analyzing thebackend architectural system. By using a microservice architecture approach, the database will be separated by module, making it more efficient in writing program code. On a microservice system, the author has also used swagger for API documentation. The goal to be achieved from this architectural design is to describe the simplification process of a microservice backend architecture system so that it is easy to maintain the system and use the Docker algorithm. Key words: Architecture, microservice, docker, integration Dalam memulai pengembangan perangkat lunak, salah satu poin terpenting adalah menentukan arsitektur teknologi sesuai dengan analisa kebutuhan produk. Sehingga nantinya dapat berjalan selaras bersamaan dengan visi produk tersebut. Namun, seiring berjalannya waktu dengan user dan data yang semakin bertambah, diperlukan adanya perombakan arsitektur kembali dengan membangun pondasi yang lebih kokoh. Hal ini dialami oleh perusahaan startup sosial Campaign.com. Campaign.com merupakan sebuah aplikasi untuk mengambil aksi sosial yang dapatmenyalurkan donasi dari sponsor. Desain sistem yang dibangun di campaign.com masih menggunakan arsitektur monolitik. Antarmuka pengguna, pemrosesan logika, dan akses data digabungkan menjadi satu program dan ditempatkan dalam satu basis data. Namun hal ini membuat aplikasi sering mengalami bugs dan serverdowntime. Dengan masalah yang sedang dihadapi ini penulis mencoba melakukaneksperimen dengan merancang dan menganalisa sistem arsitektur backend. Dengan menggunakan pendekatan arsitektur microservice, basis data akan dipisah berdasarkan modulnya, sehingga lebih efisien dalam penulisan kode program. Pada sistem microservice, penulis juga sudah menggunakan swagger untuk dokumentasi API. Tujuan yang ingin dicapai dari perancangan arsitektur ini adalah mendeskripsikan proses penyederhanaan dari sebuah sistem arsitektur backend microservice agar mudah dalam pemeliharaan sistem dan penggunaan algoritma Docker. Kata kunci: Arsitektur, microservice, docker, integrasi
Actions (login required)
View Item |