DELANO, ALVEN (2017) PERANCANGAN JARINGAN AKSES FTTH DENGAN KONFIGURASI BUS DUAL STAGE PASSIVE SPLITTER MELALUI SALURAN PENCATU BAWAH TANAH (SPBT)DI CLUSTER MISSISIPI, JAKARTA GARDEN CITY. S1 thesis, Universitas Mercu Buana Jakarta.
|
Text (HAL COVER)
Isi_cover_381144791471.pdf Download (2MB) | Preview |
|
|
Text (ABSTRAK)
Isi_abstract_419118935628.pdf Download (421kB) | Preview |
|
Text (BAB I)
Isi1256677476962.pdf Restricted to Registered users only Download (650kB) |
||
Text (BAB II)
Isi2515756999769.pdf Restricted to Registered users only Download (1MB) |
||
Text (BAB III)
Isi3810161956837.pdf Restricted to Registered users only Download (1MB) |
||
Text (BAB IV)
Isi4147893868217.pdf Restricted to Registered users only Download (1MB) |
||
Text (BAB V)
Isi5370884239811.pdf Restricted to Registered users only Download (566kB) |
||
Text (DAFTAR PUSTAKA DAN LAMPIRAN)
Isi_pustaka901335952312.pdf Restricted to Registered users only Download (2MB) |
Abstract
Provider telekomunikasi di Indonesia mulai gencar meningkatkan penetrasi fixed broadband melalui kabel fiber optik dengan teknologi passive optical network (PON) khususnya gigabit passive optical network (GPON). Tantangan penyediaan fixed broadband ini membutuhkan kecepatan dan juga pembangunan jaringan broadband yang handal untuk meminimalisir biaya dan juga redaman (loss). Sehingga perancangan jaringan akses fiber to the home tersebut membutuhkan keahlian khusus dalam perancangan dan desain jaringannya. Metodologi yang digunakan dalam perancangan jaringan akses FTTH di tugas akhir ini menggunakan konfigurasi jaringan bus dikarenakan jaringan bus memiliki kelebihan dalam kemudahan instalasi jaringan serta menggunakan dual stage passive splitter karena dengan dual stage passive splitter dapat memaksimalkan panjang kabel hingga 20 km. Selain itu perancangan ini diharapkan memenuhi standar spesifikasi teknis ITU.T G.984 yaitu dengan redaman minimum 13 dB dan redaman maksimum 28 dB serta memenuhi Prx untuk perangkat ONT Hasil penelitian ini didapatkan link budget untuk high level design sebesar 22,65 dB untuk upstream dan 21,54 dB untuk downstream, low level design sebesar 22,74 dB untuk upstream dan 22,59 dB untuk downstream, dan as built sebesar 22,62 dB untuk upstream dan 22,49 dB untuk downstream. Sedangkan untuk daya sensitivitas yang didapatkan untuk high level design sebesar -23,39 dBm untuk upstream, -22,35 dBm untuk downstream, low level design -23,44 dBm untuk upstream, -22,38 untuk downstream, dan as built sebesar -23,43 dBm untuk upstream, -22,37 dBm untuk downstream. Jika dilihat dari biaya untuk high level design terhadap as built terjadi perubahan sebesar 22%, low level design terhadap as built terjadi perubahan sebesar -1%, atau meningkat 1% dari perancangan low level design. Hasil dari perubahan biaya masih dalam rentang yang masih di tolerir di PT Telkom Indonesia sebesar -/+ sebesar 1% sampai 30%. Sedangkan setelah satu tahun pembangunan didapatkan sepuluh (10) ODP yang tidak memenuhi standar ITU T G.984 untuk Prx upstream dan downstream disebabkan karena rusaknya network element splitter sehingga sinyal optik tidak dapat diterima dengan baik Keypoint : PON, GPON, fiber to the home, Passive Splitter, Link Budget, Optical Light Terminal, Optical Network Unit, Upstream, Downstream, Dual Stage.
Actions (login required)
View Item |