SANTOSO, SANTOSO (2017) PROTEKSI KOROSI LOGAM STAINLESS STEEL 316 MENGGUNAKAN INHIBITOR ARABIC GUM PADA LARUTAN H2SO4. S1 thesis, Universitas Mercu Buana Jakarta.
|
Text (HAL COVER)
1) Hal Cover.pdf Download (593kB) | Preview |
|
|
Text (ABSTRAK)
2) Abstrak.pdf Download (105kB) | Preview |
|
Text (BAB I)
3) BAB I.pdf Restricted to Registered users only Download (114kB) |
||
Text (BAB II)
4) BAB II.pdf Restricted to Registered users only Download (358kB) |
||
Text (BAB III)
5) BAB III.pdf Restricted to Registered users only Download (1MB) |
||
Text (BAB IV)
6) BAB IV.pdf Restricted to Registered users only Download (1MB) |
||
Text (BAB V)
7) BAB V.pdf Restricted to Registered users only Download (105kB) |
||
Text (DAFTAR PUSTAKA & LAMPIRAN)
8) Hal Daftar Pustaka & Lampiran.pdf Restricted to Registered users only Download (271kB) |
Abstract
Stainless steel merupakan jenis baja yang tahan terhadap korosi karena memiliki unsur paduanminimal 18% chrom (Cr) dan 8% nikel (Ni). Mengacu pada kegunaan stainless steel 316 pada umumnya terdapat sebagai bahan konstruksi mesin-mesin industri, alatalat medis dan salah satu contohnya yaitu di aplikasikan pada Bipolar plate stack PEM fuel cell. tetapi ternyata stainless steel tidak tahan terhadap lingkungan asam karna dapat menyebabkan pitting Corosion. Korosi merupakan kerusakan material logam yang disebabkan reaksi antara logam dengan lingkungannya yang menghasilkan oksida logam, sulfida logam atau hasil reaksi lainnya yang lebih dikenal sebagai pengkaratan. sehingga perlu di proteksi pada umumya dengan menggunakan coating (pelapisan), Untuk memperlambat reaksi korosi pada umumnya digunakan proteksi pelapisan (coating) dan Inhibitor anorganik, namun Inhibitor anorganik berdampak beracun dan pencemaran terhadap lingkungan. Oleh sebab itu ada beberapa peneliti menggunakan Inhibitor hijau (Green Inhibitor) dimana pemakaian ini aman dan tidak berdampak terhadap lingkungan.Pada penelitian stainless steel di lingkungan asam sulfat tanpa inhibitor (Blank) dengan meningkatnya konsentrasi asam sulfat 0,1M , 0,3M dan 0,5M dan lamanya perendaman 1, 3 dan 5 hari kehilangan berat semakin meningkat, sebesar 0.0160g/cm3. Sedangkan dengan menggunakan penambahan inhibitor 1%, 2% dan 3% terlihat semakin lama perendaman terjadi penambahan berat, dengan menggunakan metode elektrokima pada alat potensiostat ternyata dengan penambahan inhibitor 1% (-0,57057 V), sudah memberikan efek terhadap permukaan logam stainles steel yang ditandai dengan menurunnya harga potensial yang lebih rendah dibandingkan terhadap penggunaan inhibitor 2% (-0,55223 V ) dan 3% ( -056573 V ), bersamaan diringi dengan terjadinya penurunan arus dimana arus terendah terjadi pada kosentrasi inhibitor 3% (- 0,02808 Amps/cm3), sedangkan inhibitor 1% (-0,02217 Amps/cm3 ) dan 2% (- 0,00011 Amps/cm3). Untuk melihat morfologi permukaan logam tanpa dan dengan inhibitor 1% pada 0,1M di lingkungan asam sulfat dan dengan perendaman 1 hari dengan menggunakan alat SEM dengan pembesaran 5000x terlihat stainless steel tanpa inhibitor terjadi pitting corosion di lokal-lokal tertentu di tandain dengan adanya warna hitam dan berlubang, sedangkan logam yang terlapisi oleh inhibitor arabic gum terlihat permukaan logam halus.
Item Type: | Thesis (S1) |
---|---|
Call Number CD: | FT/MSN. 17 019 |
NIM/NIDN Creators: | 41312120063 |
Uncontrolled Keywords: | Stainless Steel, Korosi, Inhibitor |
Subjects: | 600 Technology/Teknologi > 620 Engineering and Applied Operations/Ilmu Teknik dan operasi Terapan > 621 Applied Physics/Fisika terapan > 621.8 Machine Engineering, Machinery/Teknik Mesin |
Divisions: | Fakultas Teknik > Teknik Mesin |
Depositing User: | Admin Perpus UMB |
Date Deposited: | 11 Feb 2017 16:01 |
Last Modified: | 28 Mar 2024 02:47 |
URI: | http://repository.mercubuana.ac.id/id/eprint/32733 |
Actions (login required)
View Item |