Utama, Yusman Nugraha (2008) Implementasi six sigma untuk menurunkan jumlah cacat terbesar produk connector 6 pole pada plastic injection di PT Banshu Plastic Indonesia. S1 thesis, Universitas Mercu Buana.
Text (Full Text)
Full Text.pdf Restricted to Registered users only Download (1MB) |
Abstract
ABSTRAK Implementasi Six Sigma Untuk Menurunkan Jumlah cacat terbesar Produk connector 6 pole Pada Plastic Injection di PT Banshu Plastic Indonesia PT Banshu Plastic Indonesia adalah suatu industri manufaktur yang bergerak di bidang plastic injection yang tergolong kedalam industri menengah yang berdiri sejak tahun 2002,cukup banyak industry berkembang bergerak dibidang ini, sehingga pihak manajemen sebenarnya mengkhawatirkan konsumen akan beralih menggunakan produk pesaing, dan meninggalkan produk mereka, sehingga pada dasarnya pihak manajemen membutuhkan suatu metode pengendalian kualitas yang mampu menurunkan jumlah produk cacat, sekaligus dapat memproyeksikan kemampuan proses produksi di masa yang akan datang. Oleh sebab itu penelitian ini mengusulkan adanya pengukuran kemampuan terhadap jumlah cacat dalam memproduksi komponen penyusunya agar menghasilkan komponen-komponen yang berkualitas sepanjang waktu. Berdasarkan hal itu maka, perlu suatu system/ metode yang dapat mengolah, mengontrol/memonitor sekaligus memberikan solusi pada masalah yang ada, sehingga segala sesuatu yang berhubungan dengan qualitas sebagai salah satu customer requirements dapat dipenuhi seoptimal mungkin, dan dengan sendirinya customer satisfaction menjadi lebih baik. Silver streak adalah problem yang paling besar pada produk connector menurut pareto diagram, nilainya adalah 22% dibandingkan dengan problem yang lainya, oleh karena itu manajemen sepakat untuk memperbaiki/mereduce cacat silver streak ini semaksimal mungkin. Maka dipilihlah six sigma sebagai pilihan jalan keluarnya. Six sigma adalah sebuah system yang komprehensif dan fleksibel untuk mencapai, mempertahankan, dan memaksimalkan bisnis. Six sigma secara unik dikendalikan oleh pemahaman yang kuat terhadap kebutuhan pelanggan, pemakaian yang disiplin terhadap fakta, data dan analisis statistic, dan perhatian yang cermat untuk mengelola, memperbaiki, dan menanamkan kembali proses bisnis. Six sigma juga memberikan perbedaan secara statistical yaitu suatu proses six sima akan menghasilkan kegagalan pada tingkat bagian persejuta (part per million) atau kecacatan dihitung dengan satusn Defect Per Million Opportunity (DPMO), DPMO ini dapat memproyeksikan seberapa besar proses bersangkutan akan menghasilkan produk yang cacat jika proses itu memproduksi sebanyak satu juta output. Data cacat silver streak sebelum perbaikan adalah sebagai berikut; DPMO sebelum adalah 4715 dan sesudah perbaikan DPMOnya turun menjadi 214, oleh karena itu sigma levelnya naik dari 4.1 menjadi 5.02. Dengan adanya penurunan DPMO berarti ada penurunan biaya kegagalan kualitas (COPQ) yaitu dari RP.9,455,256.00 menjadi Rp.1,497,564.00. Data perbaikan yang ada tersebut selanjutnya dapat dijadikan base line untuk perbaikan selanjutnya
Item Type: | Thesis (S1) |
---|---|
Call Number CD: | FTI/IND. 08 066 |
Call Number: | STI/08/139 |
NIM/NIDN Creators: | 41605110078 |
Uncontrolled Keywords: | six sigma, jumlah cacat terbesar, produk connector 6 pole pada plastic |
Divisions: | Fakultas Teknik > Teknik Industri |
Depositing User: | Admin Perpus UMB |
Date Deposited: | 02 Jan 2009 15:06 |
Last Modified: | 04 Jun 2017 04:58 |
URI: | http://repository.mercubuana.ac.id/id/eprint/28623 |
Actions (login required)
View Item |