FERISA, ANEIRA (2008) AKTIVITAS KOMUNIKASI ANTARPRIBADI KONSELOR DENGAN PENDERITA HIV/AIDS DI YAYASAN PELITA ILMU JAKARTA. S1 thesis, Universitas Mercu Buana Jakarta.
![]() |
Text (TUGAS AKHIR FULL)
04203-064 Aneira Ferisa.pdf Restricted to Registered users only Download (536kB) |
Abstract
ABSTRAKSI ANEIRA FERISA (04203-064) Aktivitas Komunikasi Antarpribadi Konselor Dengan Penderita HIV/AIDS di Yayasan Pelita Ilmu Jakarta ix + 101 halaman ; 10 lampiran Bibliografi : 24 acuan ( 1973-2007 ) Kegiatan konseling di Yayasan Pelita Ilmu merupakan salah satu bentuk dari komunikasi antarpribadi, karena terjadi secara langsung dan tatap muka antara dua orang, yaitu konselor dan penderita HIV/AIDS, serta dengan efek dan umpan balik yang langsung. Rumusan masalah dari penelitian ini yaitu bagaimana aktivitas komunikasi antarpribadi konselor dengan penderita HIV/AIDS di Yayasan Pelita Ilmu Jakarta. Pokok permasalahan dalam penelitian ini yaitu bagaimana aktivitas komunikasi antarpribadi konselor dengan penderita HIV/AIDS di Yayasan Pelita Ilmu Jakarta. Kerangka pemikiran dari penelitian ini terdiri dari pengertian komunikasi, komunikasi antarpribadi, public relations, aktivitas komunikasi antarpribadi beserta penjelasan dari Joseph A. De Vito (1976), dan faktor peningkat hubungan antarpribadi dalam komunikasi antarpribadi. Penelitian ini bersifat deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Pengumpulan data bersumber dari hasil pengamatan, dan proses tanya jawab dengan nara sumber (key informan). Hasil penelitian dari program kegiatan konseling dengan penderita HIV/AIDS adalah aktivitas komunikasi antarpribadi konselor dengan penderita HIV/AIDS di Yayasan Pelita Ilmu Jakarta berjalan sesuai dengan karakteristik komunikasi antarpribadi dari teori Joseph A. De Vito, yaitu keterbukaan (openness), dimana penderita dapat menceritakan mengenai kondisi dirinya secara terbuka kepada konselor. Empati (empathy), konselor memiliki rasa empati yang dapat dilihat dari bahasa tubuhnya ketika berkomunikasi dengan penderita. Sikap mendukung (supportiveness), penderita memiliki semangat dan motivasi untuk melanjutkan hidupnya setelah diberikan dukungan oleh konselor. Sikap positif (positiveness), penderita dapat memiliki perilaku dan pemikiran positif yaitu dengan tidak menularkan virus HIV ke orang lain dan dapat bersikap tabah terhadap cobaan yang dialaminya, dan kesamaan (equality), yaitu tidak adanya jarak ketika berkomunikasi dengan konselor menjadikan penderita merasa nyaman dalam melakukan konseling.
Item Type: | Thesis (S1) |
---|---|
Call Number CD: | FK/HM. 08 018 |
Call Number: | SK/08/042 FER a |
NIM/NIDN Creators: | 04203-064 |
Uncontrolled Keywords: | AKTIVITAS KOMUNIKASI |
Divisions: | Fakultas Ilmu Komunikasi > Hubungan Masyarakat |
Depositing User: | Admin Perpus UMB |
Date Deposited: | 14 Apr 2008 11:37 |
Last Modified: | 19 Apr 2025 03:11 |
URI: | http://repository.mercubuana.ac.id/id/eprint/27072 |
Actions (login required)
![]() |
View Item |