PERENCANAAN DAN PERANCANGAN MUSEUM BATIK PEKALONGAN

BASITH, AZHAR (2009) PERENCANAAN DAN PERANCANGAN MUSEUM BATIK PEKALONGAN. S1 thesis, Universitas Mercu Buana Jakarta.

[img]
Preview
Text (HAL COVER)
cover lengkap.pdf

Download (79kB) | Preview
[img]
Preview
Text (ABSTRAK)
abstraksi.pdf

Download (29kB) | Preview
[img] Text (BAB I)
BAB I.pdf
Restricted to Registered users only

Download (76kB)
[img] Text (BAB II)
BAB II.pdf
Restricted to Registered users only

Download (1MB)
[img] Text (BAB III)
BAB III.pdf
Restricted to Registered users only

Download (1MB)
[img] Text (BAB IV)
BAB IV.pdf
Restricted to Registered users only

Download (1MB)
[img] Text (BAB V)
BAB V.pdf
Restricted to Registered users only

Download (59kB)
[img] Text (DAFTAR PUSTAKA)
pustaka lengkap 2.pdf
Restricted to Registered users only

Download (7MB)

Abstract

Batik merupakan salah satu dari sepuluh kebudayaan asli Indonesia menurut Dr.Brandes (Soekmono, 1989 : 5). Sejarah pembatikan di Indonesia terkait dengan perkembangan kerajaan Majapahit dan penyebaran ajaran Islam di Tanah Jawa, sekitar akhir abad ke-XVIII atau awal abad ke-XIX. Di wilayah Jawa bagian Barat, batik berkembang di Banyumas, Kebumen, Tegal, Cirebon dan Pekalongan. Pekalongan mejadi salah satu penyumbang kemajuan dan keberlangsungan industri batik di Indonesia dengan batik capnya yang indah namun jauh lebih murah daripada batik tulis. Perkembangan Batik di Pekalongan diperkirakan terjadi setelah perang besar pada tahun 1825-1830 di kerajaan Mataram yang sering disebut dengan perang Diponegoro atau perang Jawa. Perkembangan dunia yang semakin kompleks dan munculnya negara pesaing baru dalam industri batik, seperti Vietnam. Oleh karena itulah usaha batik Pekalongan kini tengah menghadapi masa transisi. Penyebab persoalan ini bermacam-macam masalah, mulai dari rendahnya produktivitas dan keterampilan pekerja, kurangnya inisiatif pengusaha untuk melakukan inovasi produk, hingga usangnya peralatan mesin pendukung proses produksi. Hal ini menantang industri batik Pekalongan untuk segera mentransformasikan dirinya ke arah yang lebih modern. Museum memiliki peran penting dalam pengembangan seni batik Pekalongan, karena dari sebuah museum bisa dimanfaatkan sebagai referensi dalam membuat kreasikreasi baru dan untuk mengapresiasi keindahan di balik batik. Pendirian Museum Batik Pekalongan bertujuan untuk melestarikan kain batik itu sendiri dan sebagai tempat menimba ilmu, serta dapat mengubah pandangan masyarakat tentang museum sehingga mereka akan lebih menghargai koleksi museum yang merupakan warisan sejarah dan budaya bangsa Indonesia. Oleh karena itu perencanaan dan perancangan interior dari Museum Batik Pekalongan harus menarik minat masyarakat dengan sesuatu yang berbeda tanpa melupakan standar dari perancangan museum. Sebuah museum yang berbeda dalam sisi ruang dalamnya dan juga fasilitas pendukungnya. Perancangan interior pada Museum Batik Pekalongan menggunakan nuansa Modern. Perancangannya dibatasi hanya pada menentukan alokasi ruang yang diperlukan untuk kebutuhan interior dan kebutuhan tata pamer Museum Batik Pekalongan. Pembahasan difokuskan kepada permasalahan penerapan konsep modern pada perancangan interior Museum Batik Pekalongan. Perancangan layout furniture, perencanaan furnitur/mebel, secara estetis dan ergonomik, serta fasilitas-fasilitas dan tata pamer dari segi interior yang tersedia tanpa mengabaikan persyaratan umum atau khusus pada suatu bangunan museum milik pemerintah dan kaidah-kaidah arsitektur yang berlaku, juga tidak mengubah dan menambah fisik bangunan secara struktural. Ragam hias batik menjadi acuan tema untuk perancangan Museum Batik Pekalongan. Ragam hias batik sebenarnya merupakan karya seni ragam hias khas Indonesia yang berpusat di Jawa, tetapi ragam hias batik ini justru kurang dihargai oleh kalayak masyarakat luas atau metropolis. Mengingat begitu pentingnya seni ragam hias batik Indonesia yang mampu mengangkat citra bangsa dimata Dunia, baik Nasional maupun Internasional, maka diperlukan sebuat fasilitas sarana yang mampu menampung dua aspek, yaitu aspek apresiasi dan aspek promosi yang sifatnya komersial dan aktraktif sehingga sebuah fasilitas public seperti museum dapat bersifat informatif dan edukatif.

Item Type: Thesis (S1)
Call Number CD: FTSP/INT. 09 009
NIM/NIDN Creators: 41707010021
Uncontrolled Keywords: PERENCANAAN DAN PERANCANGAN, MUSEUM BATIK
Divisions: Fakultas Desain dan Seni Kreatif > Desain Interior
Depositing User: Admin Perpus UMB
Date Deposited: 18 May 2012 16:15
Last Modified: 04 Jan 2023 02:26
URI: http://repository.mercubuana.ac.id/id/eprint/26642

Actions (login required)

View Item View Item