Komodifikasi kehidupan penyandang cacat fisik dalam tayangan "Kejamnya Dunia" di trans Tv

Prabowo, Lingga Haris (2009) Komodifikasi kehidupan penyandang cacat fisik dalam tayangan "Kejamnya Dunia" di trans Tv. S1 thesis, Universitas Mercu Buana.

Text (Full Text) Full Text.pdf Restricted to Registered users only Download (0B)

Abstract

ABSTRAK Komodifikasi Kehidupan Penyandang Cacat Fisik (Difable Person) dalam Media Massa (Studi Analisis Kritis Pada Tayangan Kejamnya Dunia di Trans TV) (i-x)+118 halaman.;4 lampiran; 5 artikel on-line; 1 artikel koran; 1 artikel majalah; 34 buku (1993-2008) Tayangan Kejamnya Dunia merupakan news feature yang ada di TRANS TV yang menayangakan tentang penderitaan manusia salah satunya tentang penyandang cacat fisik (difable person). Televisi sebagai media industri tidak terlepas dari aspek komersial untuk menjual proram mereka untuk memperoleh keuntungan. Sehingga nilai sosial yang seharusnya menjadi fungsi tayangan ini menjadi nilai jual demi rating dan pemasukan iklan. Skripsi ini merupakan penelitian kualitatif. dengan pendekatan analisis wacana kritis dengan Critical Discourse Analysis (CDA) dimana penulis menggunakan tiga tahap dalam menganalisis komodifikasi yang terjadi pada tayangan Kejamnya Dunia yaitu : Analisis Teks, discourse practise, dan socioculture practise. Dari hasil penelitian ditemukan bahwa Penderitaan penyandang cacat melalui Program Kejamnya Dunia telah menjadi sebuah komoditas yang berhasil memberikan keuntungan yang cukup besar bagi Trans TV. Dalih bahwa program ini diciptakan untuk memberikan ruang yang cukup bagi masyarakat penyandang cacat fisik (difable person) relatif tidak terbukti karena aspek komersial program ini menjadi pertimbangan yang lebih penting berdasar rating dan audience share yang diperolehnya. Adanya keyakinan umum di sebagian masyarakat kita yang menyatakan bahwa televisi swasta sebagai industri kapitalisme yang lebih mengutamakan keuntungan semata, semakin terbuktikan dari hasil penelitian ini. Para penyandang cacat fisik (difable person) relatif dieksploitasi sedemikian rupa baik selama proses produksi hingga penayangannya. Jika pada awalnya program ini dibuat oleh Trans TV sebagai bentuk kepedulian nyata bagi para penyandang cacat fisik (difable person), ternyata nasib mereka sama sekali tidak mengalami perubahan setelah dijadikan tayangan dalam program Kejamnya Dunia tersebut. Mereka kembali dilupakan sama seperti saat mereka belum menjadi bagian produksi programnya.

Actions (login required)

View Item