Pemugaran Museum Wayang Di Jakarta , Tema: Konservasi Bangunan Bersejarah Dengan Metode Arsitektur Konstekstual.

Triwahyudi, R. Heri (2009) Pemugaran Museum Wayang Di Jakarta , Tema: Konservasi Bangunan Bersejarah Dengan Metode Arsitektur Konstekstual. S1 thesis, Universitas Mercu Buana.

[img] Text (FULL SKRIPSI)
files209662035317.pdf
Restricted to Registered users only

Download (4MB)

Abstract

ABSTRAK Museum adalah institusi permanen yang merawat dan mengelola koleksi secara sistematik, untuk keperluan budaya, pendidikan, dan keilmuan, serta bersifat publik. Museum Wayang merupakan bangunan cagar budaya yang termasuk dalam banguanan yang memiliki historis yang dilindungi oleh pemerintah. Pengembangan museum dapat dilakukan mulai dari revitalisasi museum yang sudah ada, pemultifungsian museum, pemultifungsian fasilitas publik, hingga pada pembangunan fasilitas baru. Optimalisasi museum wayang akan dipandang dari berbagai bentuk perencanaan fasilitas dan perancangan arsitektur. Dalam hal ini, peningkatan daya tarik untuk museum wayang dapat meliputi peningkatan 5 aspeknya, yaitu fungsi, bentuk, ruang, sirkulasi, dan konteks. Dari sisi fungsi, diperlukan adanya integrasi antara fungsi-fungsi kultural museum dengan fungsi-fungsi komersial dan rekreatif yang akan menghidupkan fasilitas tersebut. Dari sisi bentuk, diperlukan adanya sinergi antara masa lalu, masa kini dan masa depan yang terwujud dalam bentuk fisik dan fasilitas serta teknik komunikasi yang digunakan. Dari sisi ruang, diharapkan museum dapat memberi wadah bukan hanya artefak yang mati, melainkan juga berperan sebagai lingkungan buatan yang juga dapat memasukkan budaya hidup (living culture) dan aspek-aspek lingkungan alam secara proporsional. Dari sisi sirkulasi, diharapkan museum dapat memberi suatu rangkaian pengalaman yang kaya akan makna dan variatif. Dari sisi konteks, integrasi museum dengan konteks keruangan, sosial, dan waktu akan membuat fasilitas tersebut akan lebih mudah berkomunikasi dengan masyarakat penikmatnya. Museum wayang membutuhkan bukan sekadar fungsi, namun juga fiksi. Bukan hanya sekadar nilai kegunaan, namun juga nilai penikmatan dan estetika. Dari berbagai kasus yang dipelajari, ternyata bahwa kebanyakan museum membutuhkan rekayasa lebih lanjut untuk meningkatkan kualitasnya. Tidak hanya sekadar menyimpan dan mengkomunikasikan, namun juga dapat memberi aspek ii rekreatif dan estetika dalam perannya menyampaikan informasi. Museum juga harus terjaga kesinambungannya, baik dari sisi budaya, ekonomi, sosial, lingkungan, hingga pengelolaannya.

Item Type: Thesis (S1)
Call Number CD: FTSP/ARS. 09 023
Call Number: STSP/09/114
NIM/NIDN Creators: 0120212-020
Uncontrolled Keywords: Konservasi Bangunan Bersejarah Dengan Metode Arsitektur Konstekstual museum
Divisions: Fakultas Teknik > Arsitektur
Depositing User: Admin Perpus UMB
Date Deposited: 20 Dec 2009 14:54
Last Modified: 07 Sep 2022 04:08
URI: http://repository.mercubuana.ac.id/id/eprint/25419

Actions (login required)

View Item View Item