ABDURROCHIM, RIKI (2011) PENERAPAN TREASURY SINGLE ACCOUNT DALAM RANGKA PENGELOLAAN KAS PADA KANTOR PELAYANAN PERBENDAHARAAN NEGARA JAKARTA II. S1 thesis, Universitas Mercu Buana Jakarta.
|
Text (COVER)
Hal cover.pdf Download (667kB) | Preview |
|
|
Text (ABSTRAK)
Abstrak.pdf Download (490kB) | Preview |
|
![]() |
Text (Bab 1)
Bab 1.pdf Restricted to Registered users only Download (557kB) |
|
![]() |
Text (Bab 2)
Bab 2.pdf Restricted to Registered users only Download (776kB) |
|
![]() |
Text (Bab 3)
Bab 3.pdf Restricted to Registered users only Download (1MB) |
|
![]() |
Text (Bab 4)
Bab 4.pdf Restricted to Registered users only Download (2MB) |
|
![]() |
Text (Bab 5)
Bab 5.pdf Restricted to Registered users only Download (539kB) |
|
![]() |
Text (Daftar Pustaka dan Lampiran)
Daftar Pustaka dan Lampiran.pdf Restricted to Registered users only Download (1MB) |
Abstract
Dalam hal pengelolaan kas negara, Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN) selaku kuasa Bendahara Umum Negara (BUN) memiliki rekening pada bank - bank umum untuk menampung penerimaan maupun pengeluaran negara. Penerimaan maupun pengeluaran tersebut ditampung pada bank - bank yang ditunjuk pemerintah selaku Bank Operasional atau Bank Persepsi. Pengeluaran ditampung pada Bank Operasional sedangkan penerimaan ditampung pada Bank Persepsi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana TSA (Treasury Single Account) dalam pengelolaan kas negara. Dalam penulisan ini membahas masalah pada Bank Operasional I untuk pengeluaran non-gaji, Bank Operasional II dan Bank Persepsi, dengan membandingkan mekanisme pencairan dana sebelum dan setelah diberlakukan TSA pada Bank Operasional dan Bank Persepsi. Selama ini terdapat uang mengendap yang nilainya relatif cukup besar pada Bank Operasional dan Bank Persepsi. Sebagai contoh KPPN Jakarta II mengelola pengeluaran non gaji dimana pagu yang diperkenankan sebesar 20 milyar rupiah. Sedangkan rata-rata pengeluaran gaji yang dilakukan KPPN per bulan adalah sebesar 63 milyar rupiah. Kenyataan tersebut telah menimbulkan adanya saldo kas yang tidak terpakai (idle cash balance). Saldo kas yang tidak terpakai yang nilainya signifikan tersebut selama ini tidak dioptimalisasi penggunaannya untuk kepentingan Pemerintah. Sedangkan pada kenyataannya terdapat saldo kas kurang pada rekening pengguna anggaran yang lain. Hal tersebut menjadikan pengelolaan kas Pemerintah menjadi kurang efektif dan efisien. Hal ini menggambarkan serta menegaskan potret kondisi tidak optimalnya pengelolaan kas negara. Oleh karena itu, sesuai dengan amanat UU No. 1 Tahun 2004, diperlukan suatu pendekatan atau model yang diaplikasikan dalam sistem Perbendaharaan Negara yaitu Treasury Single Account dengan prinsip sentralisasi saldo kas dan Zero Balance Account. Hasil penelitian membuktikan bahwa dengan menggunakan Treasury Single Account dengan prinsip sentralisasi saldo kas dan zero balance account mampu meminimalkan bahkan menihilkan saldo kas yang tidak terpakai (idle cash balance). negara. Penerimaan maupun pengeluaran tersebut ditampung pada bank - bank yang ditunjuk pemerintah selaku Bank Operasional atau Bank Persepsi. Pengeluaran ditampung pada Bank Operasional sedangkan penerimaan ditampung pada Bank Persepsi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana TSA ( Single Account) dalam pengelolaan kas negara. Dalam penulisan ini membahas masalah pada Bank Operasional I untuk pengeluaran non-gaji, Bank Operasional II dan Bank Persepsi, dengan membandingkan mekanisme pencairan dana sebelum dan setelah diberlakukan TSA pada Bank Operasional dan Bank Persepsi. Selama ini terdapat uang mengendap yang nilainya relatif cukup besar pada Bank Operasional dan Bank Persepsi. Sebagai contoh KPPN Jakarta II mengelola pengeluaran non gaji dimana pagu yang diperkenankan sebesar 20 milyar rupiah. Sedangkan rata-rata pengeluaran gaji yang dilakukan KPPN per bulan adalah sebesar 63 milyar rupiah. Kenyataan tersebut telah menimbulkan adanya saldo kas yang tidak terpakai (idle cash balance). Saldo kas yang tidak terpakai yang nilainya signifikan tersebut selama ini tidak dioptimalisasi penggunaannya untuk kepentingan Pemerintah. Sedangkan pada kenyataannya terdapat saldo kas kurang pada rekening pengguna anggaran yang lain. Hal tersebut menjadikan pengelolaan kas Pemerintah menjadi kurang efektif dan efisien. Hal ini menggambarkan serta menegaskan potret kondisi tidak optimalnya pengelolaan kas negara. Oleh karena itu, sesuai dengan amanat UU No. 1 Tahun 2004, diperlukan suatu pendekatan atau model yang diaplikasikan dalam sistem Perbendaharaan Negara yaitu Treasury Single Account dengan prinsip sentralisasi saldo kas dan Zero Balance Account
Item Type: | Thesis (S1) |
---|---|
Call Number CD: | FE.MJ. 11 175 |
Call Number: | SE/31/11/245 |
NIM/NIDN Creators: | 43106120089 |
Uncontrolled Keywords: | Treasury Single Account, Pengelolaan Kas |
Divisions: | Fakultas Ekonomi dan Bisnis > Manajemen |
Depositing User: | Admin Perpus UMB |
Date Deposited: | 30 Sep 2011 14:43 |
Last Modified: | 13 Jun 2025 03:10 |
URI: | http://repository.mercubuana.ac.id/id/eprint/18625 |
Actions (login required)
![]() |
View Item |